Sat. Sep 21st, 2024

Sempat Dianggap Kebenaran, Ini 5 Teori Sains yang Ternyata Keliru

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Sepanjang sejarah ilmu pengetahuan, banyak teori ilmiah yang diterima sebagai fakta. Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, teori-teori tersebut terbukti salah.

Hal tersebut menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan suatu proses yang dinamis dan berkesinambungan, sehingga ilmu pengetahuan senantiasa diperbarui dan ditingkatkan. Laman Science Alert yang dibuka pada Jumat (5/3/2024) mengungkapkan bahwa teori-teori ilmiah berikut ini tidak benar dan sebelumnya dianggap fakta.

1. Teori doktrin es

Pada tahun 1894, insinyur Austria Hans Horbiger memperhatikan bahwa bulan tampak berkilau dan kasar seperti es. Kemudian, dia bermimpi bahwa dia melayang di angkasa dan melihat dirinya berayun pada pendulum yang akhirnya terlepas.

Kedua peristiwa ini menginspirasi Hans Horbiger untuk mengembangkan Welteislehre, atau “doktrin es terestrial”. Teori ini berpendapat bahwa es adalah bahan dasar penyusun alam semesta.

Benda langit sedingin es dan eter sedingin es yang menyelimuti alam semesta. Teori aneh ini menarik perhatian karena dua alasan.

Setelah ditolak mentah-mentah oleh komunitas ilmiah, Horbiger mempresentasikan teorinya langsung ke publik. Taktik ini memungkinkan teori-teori ilmiah tetap eksis dan populer di kalangan awam, meski para ilmuwan menganggapnya belum terbukti secara ilmiah.

Teori ini mendapat dukungan kuat pada masa rezim Nazi. Nazi mengusir banyak ilmuwan dari Jerman, terutama ilmuwan Yahudi.

Diantaranya adalah Albert Einstein, yang teori relativitasnya kurang diapresiasi oleh komunitas Nazi. Doktrin Es Dunia menjadi versi pilihan pemerintah Nazi.

Adolf Hitler, bersama Heinrich Himmler, salah seorang Nazi, tertarik pada sihir dan menjadi pendukung utama teori ini.

 

2. Teori gigi cacing

Ribuan tahun yang lalu, para ilmuwan percaya bahwa sakit gigi disebabkan oleh cacing gigi. Cacing ini disebut cacing gigi.

Cacing gigi pertama kali disebutkan pada tahun 5000 SM. Para ilmuwan tidak menyadari bahwa bakteri menggerogoti gigi sampai abad ke-18.

Dulu, mereka mengklaim bahwa cacing gigi bersembunyi di akar gigi dan menyebabkan sakit gigi saat bergerak. Rasa sakitnya berhenti saat cacing beristirahat.

Fakta bahwa saraf di bagian paling bawah gigi menyerupai cacing mendukung teori ini. Namun, para ilmuwan tidak sepakat mengenai seperti apa rupa cacing ini.

Ilmuwan Inggris mengatakan bentuknya mirip belut. Ilmuwan Jerman percaya bahwa hewan ini mirip dengan serangga.

Meski beberapa ilmuwan menolak teori tersebut pada abad ke-18, mereka tetap percaya pada teori cacing gigi.

3. Teori transfusi susu

Sebelum ditemukannya golongan darah pada tahun 1901, banyak dokter yang percaya bahwa mencari pengganti darah lebih bermanfaat daripada mentransfusikan darah manusia. Pada tahun 1854, di Toronto, Dr. James Bovell dan Edwin Hodder bereksperimen dengan menyuntik seorang pria berusia 40 tahun dengan 12 ons susu sapi.

Mereka percaya bahwa partikel lemak dalam susu akan menjadi sel darah putih yang disebut leukosit. Sebenarnya hal itu tidak terjadi.

Namun, transfusi susu tetap menjadi bidang penelitian dan eksperimen yang relatif populer hingga tahun 1884.

 

4. Teori praformasionisme

Pada abad ke-17 dan ke-18, para dokter percaya bahwa sperma atau sel telur manusia mengandung manusia yang sangat kecil. Si kecil memiliki anatomi yang lengkap dan akan tumbuh di dalam rahim selama masa kehamilan.

Kepercayaan ini disebut praformasionisme dan mencakup hewan dan serangga. Para ilmuwan bahkan mengklaim telah menemukan makhluk kecil bersayap di dalam embrio ayam.

Setelah perkembangan mikroskop yang lebih kuat, praformasi ditolak. Para ilmuwan mempelajari telur manusia dan hewan, sperma dan embrio.

Kemudian diketahui bahwa tidak ada hewan kecil di dalam sel telur tersebut. Saat ini, praformasionisme telah digantikan oleh teori epigenesis.

5. Teori spontanitas

Generasi spontan adalah teori yang menyatakan bahwa organisme hidup diciptakan dari benda mati. Teori ini pertama kali muncul pada zaman Romawi dan diyakini bahwa tikus diciptakan dari makanan yang tersembunyi dan serangga dari daging yang membusuk.

Dari hasil pengamatan, orang-orang memperhatikan bahwa cacing muncul di daging yang membusuk, dan tikus secara misterius muncul di tempat gelap yang ditutupi kain, roti, dan keju. Seorang pria abad ke-17 bahkan menulis bahwa seekor tikus dapat diciptakan dengan membungkus sekam gandum dengan kain keringat.

Kemudian simpan dalam wadah terbuka selama 21 hari. Selama berabad-abad, beberapa ilmuwan menyangkal spontanitas.

Namun belum ada yang memberikan tes yang jelas. Generasi spontan bahkan memutarbalikkan eksperimen untuk mendukung keyakinan mereka.

Louis Pasteur menemukan teori ini pada tahun 1858.

(Tiffany)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *