Thu. Oct 3rd, 2024

NASA Gandeng JAXA untuk Misi Astronaut ke Bulan Selanjutnya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Amerika Serikat melalui Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) akan kembali mengirimkan astronot ke bulan sebelum tahun 2030. Dalam misi tersebut, NASA akan bekerja sama dengan astronot Jepang untuk mencapai bulan.

Seperti dilansir Space Page pada Rabu (17/04/2024), kerja sama tersebut merupakan bagian dari perjanjian baru antara pemerintah AS dan Jepang. Presiden AS Joe Biden baru-baru ini mengumumkan perjanjian tersebut saat kunjungan Perdana Menteri Jepang Fumio ke Gedung Putih Kishida

Sejauh ini baru 12 orang yang mendarat di bulan. Dan semuanya adalah astronot Amerika. Mereka menjelajahi bulan sebagai bagian dari program Apollo NASA, yang beroperasi dari tahun 1969 hingga 1972.

NASA telah menghidupkan kembali program pendaratan astronot di bulan melalui misi Artemis. Misi tersebut juga akan mendatangkan astronot internasional dari luar Amerika Serikat.

Namun, belum jelas apakah misi Artemis akan menyertakan astronot dari Jepang. Misi Artemis 2 dijadwalkan diluncurkan pada September 2025.

Misi Artemis 2 akan dipimpin oleh astronot Kanada Jeremy Hanson sebagai komandan misi. Hansen dan tiga astronot NASA lainnya akan terbang ke bulan.

Mereka akan menjadi kru pertama yang kembali ke Bumi dengan kapsul Orion. Namun misi Artemis 2 hanya mencapai orbit bulan dan tidak mendarat di Bumi.

Astronot Jepang sejauh ini dipastikan menjadi astronot internasional pertama yang mendarat di satelit alami Bumi. Misi Artemis 3 dijadwalkan terbang pada September 2026.

Misi tersebut menandai kembalinya astronot ke bulan sejak era Apollo. NASA sebelumnya mengatakan misi tersebut akan mencakup astronot wanita dan non-kulit putih yang mendarat di bulan.

 

Badan Antariksa Jepang (JAXA) saat ini memiliki lima astronot aktif: Satoshi Furukawa, Akihiko Hoshide, Kimia Yui, Takuya Onishi dan Norishige Ka, pada tahun 2023, mereka merekrut dua astronot baru, Makoto Suwa dan Ayu Yoneda, untuk berlatih misi masa depan. ke bulan.

Selain mendatangkan astronot Jepang Misi Artemis juga akan membawa rover buatan Jepang ke bulan. Kendaraan Lunar Cruiser diharapkan siap digunakan oleh awak astronot Artemis 7 pada tahun 2031 dan akan tetap digunakan selama 10 tahun ke depan.

Lunar Cruiser diproduksi oleh produsen mobil Jepang Toyota, yang telah mengembangkan penjelajah bulan bersama JAXA sejak 2019, akan meluncurkannya menjelang misi Artemis.

Moon Cruiser dirancang untuk digunakan sebagai kendaraan berkemah di bulan. Kendaraan ini memungkinkan astronot berkemah dan beraktivitas di dalam ruangan tanpa mengenakan pakaian antariksa karena tekanan udaranya terkontrol.

Kendaraan tersebut diharapkan mampu membawa dua astronot hingga jarak 20 kilometer per hari. dan melakukan berbagai tugas seperti menjelajahi sumber daya terestrial dan bawah tanah di wilayah sekitar kutub selatan bulan. Pengembang menargetkan masa pakai sekitar 10 tahun dengan jarak tempuh sekitar 100.000 km.

 

Melansir situs resmi JAXA, pada Rabu (17/4/2024), JAXA akan melakukan misi pendarat bulan bernama SLIM (Smart Probe for Lunar Investigation), yaitu teleskop sinar-X XRISM pada roket H-2A Jepang membawa pendarat bulan SLIM dan teleskop luar angkasa XRISM akan lepas landas dari Tangashima Space Center pada 6-7 September 2023.

Kedua pesawat ruang angkasa itu bergerak bersebelahan sesuai jadwal kurang dari satu jam setelah peluncuran. Tujuan dari proyek SLIM adalah untuk mencapai sistem probe yang kecil dan ringan.

SLIM merupakan pesawat luar angkasa kecil yang tingginya hanya 2,4 meter, panjang 2,7 meter, dan lebar 1,7 meter saat lepas landas. Beratnya sekitar 700 kilogram (1.540 pon), namun sekitar 70 persen dari berat tersebut adalah drivetrain.

SLIM berhasil mendarat di permukaan bulan pada 19 Januari 2024. Sayangnya SLIM mengalami kendala setelah bersentuhan langsung dengan debu bulan.

Pesawat ruang angkasa itu turun ke lokasi pendaratan di dekat tepi Kawah Shivli ketika salah satu dari dua penggerak utamanya gagal.

Hal ini mengakibatkan SLIM terjatuh. Akibatnya, panel surya SLIM berada pada sudut yang salah dan tidak dapat diisi dayanya.

Dijuluki “Moon Sniper”, pesawat ruang angkasa ini dirancang menggunakan sistem navigasi baru yang memungkinkan pendaratan yang tepat. Hal ini dibuktikan dengan akurasi SLIM yang luar biasa ketika mendarat dalam jarak 100 meter dari targetnya.

Pendaratan SLIM menjadikan Jepang negara kelima yang mendaratkan pesawat luar angkasa di bulan. saat mendarat Teknologi navigasi SLIM akan menentukan lokasi selama perjalanan dengan membandingkan gambar real-time dari kamera dengan gambar satelit bulan.

Sekali lagi, SLIM akan melanjutkan misinya menganalisis komposisi batuan zaitun. Olivin adalah mineral umum yang ditemukan di kerak bulan menggunakan spektroskopi multi-band.

Kamera ini menangkap gambar melebihi panjang gelombang cahaya yang dapat dilihat mata manusia.

(Tiffany)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *