Thu. Sep 19th, 2024

Hati-Hati Modus Penipuan Menyamar Jadi Atasan Kantor

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Menjelang Idul Fitri, sejumlah perkantoran sudah mulai libur setidaknya setelah Idul Fitri. Meski begitu, beberapa pekerja tidak bisa meninggalkan pekerjaannya sepenuhnya. Mereka tetap harus online untuk terhubung dengan kantor atau rekan kerja jika ada urusan.

Sayangnya, di hari raya ini, para karyawan juga banyak yang menjadi sasaran penipuan, salah satunya dengan berperan sebagai bos kantor.

Berdasarkan temuan Kaspersky, penipu mengundang korbannya langsung dari petinggi, bahkan manajer perusahaan. Penipu ini kemudian memperingatkan korban akan situasi yang buruk. Faktanya, 99% dari keadaan darurat ini adalah skenario yang dibuat oleh penipu.

Menurut Caspers, jika menyangkut penipuan, penipu dapat menjelaskan berbagai masalah yang dihadapi perusahaan tergantung pada situasi di masing-masing negara. Hal ini mungkin disebabkan oleh keterlibatan regulator, polisi, atau mitra bisnis. Penipu kemudian menawarkan berbagai cara untuk menyelesaikan masalah dengan bantuan korban.

Berikut cara mengenali penipuan yang mengatasnamakan atasan: 1. Percayai kewenangan atasan atau orang yang dikenal korban.

Kebanyakan orang saat ini mulai menolak permintaan dari orang asing. Mulai dari orang asing berupa polisi, pegawai bank dan lain-lain.

Oleh karena itu, cara yang dilakukan seseorang yang mengawasi korban dari dekat dinilai efektif dalam mempengaruhi korban. Dalam hal ini, penipu sering kali memilih profil manajer tingkat C sebagai umpan.

Pertama, mereka mempunyai otoritas; Kedua, kemungkinan besar korban mengenal orang tersebut. Namun, ada varian dari sistem ini di mana penipu menyamar sebagai rekan kerja di departemen penting, yang mungkin tidak dikenal secara pribadi oleh korban.

Rencananya dimulai ketika supervisor, atau penipu, menyarankan korban mendiskusikan urusan kantor melalui kontraktor luar, yang kemudian menghubungi korban.

Yang ditunjuk dapat berupa petugas hukum atau pajak, pegawai bank, auditor dan lain-lain. Perdana Menteri juga mendesak para korban untuk memberikan segala macam bantuan kepada orang-orang yang disebutkan di atas. 3. Permintaan mendesak agar korban tidak berpikir panjang

Permintaan dari manajemen senior berkisar dari inspeksi mendesak, kebutuhan mendesak dari mitra, dan banyak lagi. Dengan cara ini, korban kini “dipaksa” untuk bertindak.

Dalam kasus ini, penipu seringkali mengambil bagian dalam percakapan telepon tanpa memberi tahu korbannya hingga uang telah ditransfer. 4. Kerahasiaan

Untuk mencegah pihak lain ikut campur dalam penipuan tersebut, pelaku telah memperingatkan korban sejak awal bahwa membicarakan masalah dengan siapa pun dilarang dan dapat menimbulkan konsekuensi yang berbahaya.

Kaspersky menyarankan semua orang untuk selalu memverifikasi informasi, meskipun ada risiko penipuan. Yuk simak beberapa tipsnya di sini: 1. Tenang dan jangan khawatir

Penipu bertujuan untuk membuat korbannya kehilangan keseimbangan. Untuk itu, tetap tenang dan periksa semua faktanya. Sekalipun pihak lain tidak ingin menutup telepon korban, korban selalu dapat mengatakan bahwa panggilannya telah terputus. Ini memberi mereka cukup waktu untuk memeriksa fakta. 2. Catat alamat pengirim, nomor telepon dan nama pengguna.

Jika Anda terbiasa berbicara dengan atasan Anda melalui email, tetapi tiba-tiba Anda mendapat pesan instan dari nomor tak dikenal atas namanya, inilah saatnya untuk menguatkan telinga Anda.

Jika korban selalu berbicara dengan bosnya di aplikasi pesan instan dan tiba-tiba mendapat pesan tanpa riwayat obrolan, itu berarti seseorang menggunakan akun baru, yang merupakan tanda bahaya besar.

Jika orang tersebut mengetahui bahwa korban datang dengan permintaan yang aneh, apakah ada tanda-tanda orang tersebut mengalami delusi? Apakah email mereka tampak tidak biasa?

Apakah para korban biasanya memanggil satu sama lain dengan nama depannya, namun apakah mereka menggunakan sapaan formal? Cobalah menanyakan sesuatu yang hanya diketahui oleh orang yang tepat. 4. Waspadai tanda-tanda bahaya

Jika atasan atau rekan kerja menekan korban untuk melakukan sesuatu yang tidak biasa dan memintanya merahasiakannya, berhati-hatilah karena ini pertanda penipuan. Oleh karena itu, korban harus memverifikasi informasi yang diterimanya dan memastikan identitas pihak lain. 5. Tanya rekan kerja

Meskipun, tergantung pada sifat permintaannya, Anda diminta untuk tetap menjaga kerahasiaan, tidak ada salahnya untuk mengonfirmasi informasi tersebut kepada rekan kerja. Jika Anda menerima pesan yang tampaknya berasal dari salah satu departemen akuntansi, harap hubungi orang lain di departemen yang sama. 6. Memperingatkan rekan kerja dan penegak hukum setempat

Jika taktik mereka tidak berhasil pada korban, mereka mencoba cara berikutnya, yaitu menyasar organisasi dan rekan kerja. Peringatkan rekan kerja untuk memastikan keselamatan dan laporkan upaya penipuan tersebut ke polisi.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *