Sat. Sep 21st, 2024

Cegah GERD Kambuh di Bulan Puasa, Dokter Ingatkan Makan Perlahan Dimulai dari Tekstur Lembut

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Puasa di bulan Ramadhan bisa menjadi momen bagi penderita penyakit gastroesophageal reflux (GERD) untuk mengalami perbaikan kondisinya. Banyak pasien GERD melaporkan bahwa kondisinya membaik selama puasa Ramadhan.

Tidak hanya sebatas yang dialami pasien GERD saja, namun hasil penelitian yang dilakukan Radhiyatam M pada tahun 2016 juga menyebutkan hal tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita refluks esofagus yang berpuasa selama Ramadhan mengalami penurunan gejala klinis dibandingkan penderita refluks esofagus yang tidak berpuasa.

Ada banyak faktor yang meningkatkan refluks esofagus selama Ramadhan. Salah satunya adalah pola makan menjadi teratur, yakni hanya saat sahur dan saat sarapan pagi saja,- kata Lianda Siregar, dokter umum, dokter spesialis penyakit pada sistem pencernaan dan liver.

Selain itu, konsumsi jajanan tidak sehat yang biasa disantap di siang hari juga dikurangi. Selama berpuasa, disarankan untuk menjaga emosi dan pengendalian diri agar bisa mengelola stres dengan lebih baik,” tambah Leanda yang bekerja di Pondok Indah. . Rumah sakit tersebut adalah Buri Indah.

Untuk mencegah GERD kambuh lagi, Leanda mengingatkan pasien untuk tetap menjaga pola makan sahur dan berbuka.

“Penyakit gastroesophageal reflux merupakan masalah pada sistem pencernaan, sehingga kondisi tersebut dapat diatasi dengan nutrisi yang tepat,” kata Leando.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pasien GERD saat ingin berpuasa, seperti: tidak melewatkan sahur. Sahur akan memberi Anda energi yang Anda butuhkan selama berpuasa. Pelajari tentang makanan dan minuman yang menyebabkan asam lambung naik. Hal ini bisa berbeda pada setiap orang. Pilih makanan yang “ramah perut” seperti karbohidrat, biji-bijian olahan, buah dan sayuran berserat tinggi, serta protein nabati dan hewani. Hindari makanan tinggi lemak, makanan pedas atau asam. Hindari juga makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, coklat, dan teh kental. Jangan terlambat dalam beternak. Buka puasa adalah waktu untuk memulihkan energi dan mengisi kembali semua nutrisi dan vitamin yang hilang di siang hari atau tidak diterima saat sahur. Saat sahur dan berbuka, makanlah secara perlahan, dimulai dengan makanan lunak. Pastikan menu sarapan pagi mencakup karbohidrat kompleks, protein, lemak, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Pertimbangkan metode memasak yang lebih sehat seperti mengukus, memanggang, merebus, menggoreng, atau menggoreng. Biasakan makan secukupnya saat sahur dan berbuka. Mengonsumsi makanan terlalu banyak dalam satu waktu bisa membuat perut bekerja lebih keras. Makanlah secara perlahan dan dalam jumlah yang cukup. Hindari langsung berbaring setelah makan. Tidurlah sekitar 3 jam setelah makan untuk mencegah gejala refluks. Oleh karena itu, penderita GERD tidak disarankan untuk kembali tidur setelah sahur. Kelola stres dengan baik. Stres merupakan faktor risiko terjadinya refluks esofagus.

GERD bisa kambuh saat puasa. Ketidaknyamanan akibat penyakit ini semakin bertambah karena tidak dapat diatasi dengan makan dan minum.

Jika hal ini terjadi, Leanda menyarankan untuk tidak melanjutkan puasa karena alasan kesehatan.

“Jika hal ini terjadi, tidak perlu memaksakan diri untuk terus berpuasa,” kata Leanda. “Cara terbaik untuk mengatasi refluks esofagus adalah dengan mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *