Fri. Sep 20th, 2024

Pendidikan Seks Sejak Dini Bantu Anak Kenali dan Jaga Organ Reproduksi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Anak-anak seringkali dianggap kurang mendapat pendidikan seks. Padahal, pendidikan seks bukan hanya sekedar hubungan intim antara pria dan wanita.

Menurut Hasto Wardoyo, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), pengenalan gender pada anak bisa dimulai dari pengenalan alat kelamin.

Hasto dalam keterangan resmi yang dikutip, Selasa (27 Februari 2019), mengatakan, “Penting untuk dipahami bahwa pendidikan seks bukan sekedar cara berhubungan seks, tetapi dalam arti positif, yaitu memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi untuk mencegah penyakit seksual. masalah.” 2024).

Padahal, pendidikan seks sejak dini dapat membantu mencegah kanker serviks dan payudara.

“Pendidikan seks sejak dini dapat mencegah kanker serviks, kanker payudara, dan lain-lain. “Karena itu bisa dicegah sejak awal jika kita tahu cara menjaga kesehatan reproduksi,” tambah Hasto.

Hasto menilai pendidikan seks di kalangan remaja di Indonesia masih cenderung rendah. Hingga saat ini, pendidikan seks masih dianggap tabu. Hal inilah yang menjadi tantangan dalam pendidikan seks pada anak.

Hasto dalam pernyataan lain mengatakan: “Pendidikan seks di Indonesia sangat lemah karena masih dianggap tabu. Upaya kita untuk menerapkan pendidikan seks komprehensif masih menghadapi banyak tantangan”.

Hasto kembali menegaskan, pendidikan seks bukanlah tentang mengajarkan tentang seks. Melainkan dari segi pengenalan alat kelamin dan fungsinya.

Selain itu juga mengajarkan cara menjaga dan merawat organ reproduksi, termasuk cara mencegah penyakit.

Menyadari tantangan besar dalam memberikan pendidikan seks, BKKBN berupaya memberikan pendidikan kepada generasi sebaya.

“Untuk itu melalui Program GenRe atau GenRe, BKKBN berupaya memberikan pendidikan gender kepada generasi sejawat,” kata Hasto.

GenRe merupakan program yang dikembangkan BKKBN dengan sasaran remaja belum menikah berusia 10-24 tahun. Ini termasuk siswa sekolah dasar dan menengah serta mahasiswa lajang dan mahasiswa.

Tiga permasalahan remaja yang saat ini sedang coba diselesaikan BKKBN melalui forum GenRe adalah: Tingginya angka pernikahan dini Berkeliaran atau seks bebas Penggunaan narkoba, psikotropika dan narkotika (narkoba).

Hasto meyakini, jika remaja laki-laki dan perempuan mendapat pendidikan seks yang baik, maka mereka akan bisa menjaga alat kelaminnya dengan baik dan tidak melakukan hubungan seks.

“Saya yakin jika remaja, khususnya remaja laki-laki dan perempuan, mendapat pendidikan seks, maka mereka akan menjaga diri sebaik-baiknya dan tidak melakukan pergaulan bebas,” ujarnya.

Seks bebas sebaiknya dihindari karena berisiko, apalagi jika dilakukan di usia muda.

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan ini menjelaskan, orang yang aktif secara seksual rentan terkena penyakit reproduksi, salah satunya kanker serviks.

Pada wanita di bawah 20 tahun, leher rahim atau leher rahim masih terbuka sehingga jika alat kelamin disentuh oleh laki-laki rentan dan dapat tertular human papilloma virus (HPV).

“Jika Anda terkena HPV, kemungkinan besar Anda akan terkena kanker serviks atau kanker serviks dalam 7 hingga 20 tahun ke depan,” tutup Hasto.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *