Fri. Sep 20th, 2024

Anak Sedang Terkena Campak Tak Dianjurkan Imunisasi, Masih Perlu Vaksinasi Jika Sudah Sembuh?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Dokter anak, subspesialis kesehatan anak, penyakit menular dan tropis Hinki Hindra Irwan Satri mengatakan, anak penderita campak tidak bisa divaksinasi atau divaksinasi.

Menurutnya, campak merupakan penyakit menular yang ditandai dengan ruam merah yang muncul secara tiba-tiba.

“Campak merupakan salah satu penyakit eksantema akut, sehingga kemerahan pada penyakit ini terjadi secara tiba-tiba. Campak bukan satu-satunya penyebab eksantema akut, karena rubella dan demam berdarah juga bisa terjadi,” kata Hinkie kepada Liputan Kesehatan 6 dalam rangka memperingati Pekan Imunisasi Sedunia. diceritakan dot com (PID) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), di Jakarta, Senin (18/3/2024).

Dengan kata lain, anak tidak bisa menerima vaksinasi ketika gejala campak sudah muncul. Hinkie menyebutkan beberapa gejala yang bisa merujuk pada penyakit campak, yaitu: anak tampak sakit, mata merah, dan muntah-muntah.

Dalam kasus yang parah, campak dapat menyerang otak, sehingga sulit untuk beregenerasi, menyebabkan kerusakan jaringan dan kematian. Hal ini juga dapat memicu pneumonia dan gangguan pernapasan yang dapat menyebabkan kematian.

“Kalau sakit, tidak bisa vaksinasi. Setelah sembuh, kebanyakan orang yang terkena campak akan kebal seumur hidup,” jelas Hinkie.

Meskipun seorang anak yang menderita campak akan kebal terhadap infeksi yang sama setelah sembuh, ia tidak kebal terhadap rubella.

Artinya, anak yang pernah sembuh dari penyakit campak tidak lagi memerlukan vaksin campak karena sudah kebal terhadap infeksi tersebut, namun tetap membutuhkan vaksin rubella.

Sedangkan vaksin yang tersedia di Indonesia adalah vaksin MR (campak). Merupakan vaksin yang mencegah dua penyakit yaitu campak dan rubella.

Menurut Hinkie, vaksin MR tetap bisa diberikan meski M atau campak (campak) sudah tidak diperlukan lagi.

“Di Indonesia sudah tersedia vaksin MR, lalu bagaimana boleh mendapat suntikan MR atau tidak? Disarankan, karena vaksin tersebut merupakan virus yang dilemahkan, sehingga virus yang dilemahkan pada komponen vaksin tersebut diserap oleh antibodi anak. Akan dinetralisir. “Tetapi bayinya belum terkena rubella, sehingga akan terbentuk kekebalan terhadap rubella,” jelas Hinkie.

Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Profesor Hartono Gonardi mengatakan hal senada.

Menurutnya, jika anak mengalami gejala campak sebaiknya tidak diberikan vaksinasi terlebih dahulu.

“Kalau dia ada gejala campak, kami tidak melakukan vaksinasi. Namun, kami akan menunggu sampai dia pulih sebelum memberikan vaksin campak dan rubella. Kenapa? Karena dia sudah terkena campak tapi belum terkena rubella. adalah.”

Jika seorang anak pernah menderita campak, ia kebal terhadap infeksi tersebut. Sementara itu, pemberian vaksin rubella masih harus diselesaikan agar kekebalan vaksin dapat diperoleh.

Vaksinasi campak sangat penting sebelum infeksi dan gejala muncul karena penyakit ini dapat menyebabkan kecacatan.

Menurut Hartono, kecacatan bisa terjadi jika terjadi komplikasi seperti ensefalitis.

“Campak bisa menyebabkan disabilitas intelektual karena komplikasinya. Kalau tidak ada komplikasi dari penyakit ensefalitis, maka tidak akan menyebabkan disabilitas intelektual. Kalau dia mengidap penyakit ensefalitis, tentu akan terjadi penurunan kesadaran,” kata Hartono saat itu.

Ia menambahkan, hilangnya kesadaran akibat pembengkakan otak kronis dapat mengganggu fungsi mata, terutama berkedip.

“Kalau kita sadar selalu berkedip ya, kalau tidak sadar berkedip bisa kehilangan fungsinya, bisa mengganggu proses pada kornea sehingga mengakibatkan gangguan pada kornea,” tutupnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *