Sun. Sep 22nd, 2024

Menteri Teten Sebut Pengusaha Mikro Belum Punya Watak Enterpreneur, Ini Penjelasannya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Menteri Koperasi dan UKM (MenKop UKM) Teten Masduki mengatakan, penting untuk mengubah pola pikir pelaku usaha mikro agar tangguh dan memiliki keinginan untuk terus maju dan berkembang. Menurutnya, mentalitas bisnis mereka saat ini hanya sekedar menafkahi keluarga, bukan menjadi wirausahawan hebat.

“Masalahnya ada di kepala mereka. Bisnis mereka tidak mau besar dan itu saja, kita tos lima sakieu oge (cukup, cukup). Itu bukan karakter seorang wirausaha atau karakter seorang wirausaha,” kata Teten saat Meet Up Forum Usaha Kecil Mandiri di Kota Bogor, Rabu (22/05/2024).

Diakui Teten, banyak permasalahan yang menjadi kendala berkembangnya usaha mikro. Selain sulitnya akses pasar dan bahan baku, akses terhadap teknologi juga sulit.

“Oleh karena itu, program dukungan terhadap pelaku usaha mikro dari hulu hingga hilir seperti ini harus terus dilanjutkan dan diperkuat agar sikapnya bisa berubah,” ujarnya.

Untuk itu, Teten melihat banyak kemungkinan dan peluang bagi berkembangnya pelaku usaha mikro. Ia mencontohkan usaha kecil di Jepang yang berhasil mengembangkan produk oleh-oleh khas Negeri Sakura dalam kemasan yang sangat cantik.

“Di Jepang, kemasan itu seperti hadiah. Tapi di sini saya melihatnya murni dari segi kebersihan,” kata Teten.

Karena itulah Teten ingin usaha mikro di Indonesia bisa meniru pengusaha Jepang. Oleh-oleh untuk wisatawan dikemas lebih menarik dan kreatif.

“Cobalah meniru Jepang. Kemasan produknya mengandung konsep kado. Hal ini merupakan potensi bagi usaha kecil dan menengah. Jadi nanti di kawasan wisata coba ikut mereka buat kemasannya jadi cantik,” ujarnya.

 

Untuk mendukung keberhasilan program ini, ia meminta untuk mengedepankan kerja sama dan kerja sama dengan pemangku kepentingan serta komunitas pelaku usaha kecil dan menengah kreatif.

“Seperti program kerjasama yang akan diterbitkan ITB dan UGM. Program insentif seperti ini sudah tepat,” kata Teten.

Teten berharap kedepannya usaha kecil dan menengah yang berbasis wirausaha mampu mengembangkan subsektor baru. Tak hanya kuliner, fesyen, dan kerajinan, tapi juga UMKM di sektor jasa dan digital seperti game, aplikasi, film, musik, dan fotografi.

Sementara itu, Deputi Direktur Usaha Mikro KemenKopUKM Yulius menjelaskan, program Dukungan Usaha Mikro Mandiri bertujuan untuk memberikan akses dan ruang bagi pelaku usaha mikro untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan kewirausahaan serta meningkatkan manajemen. Termasuk akses terhadap sertifikasi produk (Halal, SPP-PIRT dan sertifikasi HKI) untuk mengakses perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

Kedua, menyediakan media presentasi produk dan jaringan pasar yang lebih baik kepada mitra.

“Dan ketiga, meningkatkan keterlibatan dan kerja sama berbagai pihak dalam program pendampingan berkelanjutan bagi pelaku usaha mikro,” kata Yulius.

 

Tahun ini, kata Yulius, pihaknya akan menggandeng dua universitas untuk melanjutkan program tersebut, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gajah Mada (UGM).

“Kami berharap ekosistem pendukung usaha mikro semakin kuat dan berkembang untuk mengembangkan perekonomian baru serta usaha mikro yang sudah ada agar termodernisasi, mandiri dan berkelanjutan,” kata Julius.

Adapun capaian program ini pada tahun 2023 menunjukkan 36 persen peserta program meningkatkan omzetnya sebesar 28 persen mengalami peningkatan kekayaan, dan 23 persen telah meningkatkan bebannya – pekerjaannya.

Selain itu, program ini juga memberikan mitra akses pemasaran ke pengepul seperti Evermos, Transmart, Yomart, Krisna dan Hamzah Batik, kata Yulius.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *