Sat. Sep 21st, 2024

Indonesia Pernah Surplus Neraca Perdagangan 152 Bulan Berturut-Turut, Ini Presidennya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pendapatan dunia usaha Indonesia pada April 2024 mencatat surplus selama 48 bulan berturut-turut. Lantas, apakah ini produksi terlama di Indonesia?

Deputi Direktur Statistik Distribusi dan Jasa BPS Puji Ismartini mengatakan pendapatan dunia usaha Indonesia bukan yang tertinggi selama 4 tahun berturut-turut. Rekor positif terlama terjadi pada tahun 1995 hingga 2008.

Puji mengatakan, saat itu Indonesia terus membukukan surplus perdagangan selama 152 bulan berturut-turut. Sejak Juni 1995 hingga April 2008 atau hampir 13 tahun berturut-turut.

Berdasarkan data DDB, jumlah terlama yang pernah tercatat adalah 152 bulan berturut-turut, yaitu Juni 1995 hingga April 2008, kata Puji dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (15 Mei 2024).

Sekadar informasi, terjadi beberapa pergantian kepemimpinan pada periode ini, yaitu: Presiden Soeharto, Presiden Habibie, Presiden Abdurahman Wahid, Presiden Megawati, dan Presiden SBY. 

Menurut dia, angka ekspor tersebut lebih tinggi dibandingkan barang impor, seperti yang terjadi pada hubungan sebelumnya. Misalnya dari Januari 2016 hingga Juni 2017.

Saat itu, Indonesia mencatat surplus perdagangan selama 18 bulan berturut-turut.

“Dengan demikian, rentetan kemajuan sudah terjadi, yang paling lama terjadi pada periode Juni 1995 hingga April 2008,” tutupnya.

 

Seperti disebutkan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia sebesar $3,56 miliar pada April 2024. Angka tersebut menambah rekor pendapatan perdagangan Indonesia selama 4 tahun berturut-turut.

Wakil Presiden Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pooja Ismartini mengatakan surplus tersebut menurun sebesar US$1,02 miliar sejak Maret 2024. Bukan hanya secara bulanan, surplus tersebut juga mengalami penurunan dibandingkan April 2023 tahun lalu.

“Pada April 2024, neraca perdagangan mencatat surplus sebesar US$3,56 miliar atau turun sebesar US$1,02 miliar per bulan,” kata Puji dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/05/2024).

“Dengan demikian, volume perdagangan Indonesia selama 48 bulan berturut-turut hingga Mei 2020 atau 4 tahun berturut-turut mengalami peningkatan. Namun peningkatan pada April 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu,” ujarnya.

Volume perdagangan Indonesia telah turun menjadi US$1,02 miliar sejak Maret 2024, menurut data. Selanjutnya mengalami penurunan menjadi US$380 juta sejak April 2023.

Ia mencatat, pendapatan perdagangan pada April 2024 ditopang oleh tambahan produk nonmigas sebesar US$ 5,17 miliar.

 

Produk utama yang menghasilkan surplus adalah bahan bakar mineral atau HS 27, lemak atau minyak hewani atau HS 15, serta besi dan baja atau HS 72.

“Defisit perdagangan di luar migas pada April 2024 lebih rendah dibandingkan bulan lalu, serta bulan yang sama tahun lalu,” ujarnya.

Sementara itu, neraca perdagangan migas mencatat kerugian sebesar US$1,61 miliar, minyak bumi dan minyak mentah menjadi produk yang menyumbang penurunan tersebut.

“Aktivitas perdagangan migas pada April 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu,” tegasnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *