Fri. Sep 20th, 2024

Mau Ganti Mesin Berusia 30 Tahun, Berapa Kocek yang Harus Dirogoh Wismilak?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) merencanakan belanja modal (capex) sebesar Rp 200 miliar pada tahun 2024. Investasi besar tersebut terutama diinvestasikan untuk pembelian mesin baru guna meningkatkan produksi.

“Capex tahun ini khususnya akan menambah mesin filter untuk meningkatkan kapasitas produksi filter. Kami juga memiliki mesin pengganti SKM, mumpung umur mesin sudah sekitar 30 tahun, sudah saatnya mesin tersebut diganti dengan yang baru. mesin. , “kata PT Wismilak Inti Makmur Tbk. . Sekretaris Perusahaan, Surjanto Yasaputera menyampaikan hal tersebut saat memberikan paparan perseroan, Senin (27/5/2024).

Dari sisi bisnis, tahun ini perseroan berupaya memperluas bisnisnya berdasarkan jumlah rokok kretek (SKT) dan filter. Juga menjaga kuantitas sigaret kretek mesin (SKM).

“Kita perkirakan SKT tumbuh sekitar 10-15 persen dibandingkan tahun lalu. Kemudian (meningkatkan) volume usaha filter kita karena kita juga tumbuh banyak. Kemudian SKM juga, kita usahakan bisa sampai ke sana. 2,7-2,8 miliar batang ,” kata Surjanto.

Surjanto menambahkan, kapasitas produksi SKM yang diproduksi perseroan masih bisa mencapai target karena kapasitasnya sudah mencapai 4 miliar batang. Namun mengingat aturan pemerintah, 3 miliar batang rokok Tier 2, perusahaan berupaya memenuhi 3 miliar batang rokok.

“Jadi untuk SKM tidak ada kendala, terkait kapasitas produksi tidak ada kendala. Kalau SKT ada kenaikan volume sekitar 10-15 persen. Dan ini memaksa kami menambah kapasitas produksi,” jelasnya. dan matahari

Meningkatkan produksi di SKT tidaklah sulit karena dilakukan oleh masyarakat. Sehingga perusahaan mempekerjakan pemain sepatu roda untuk meningkatkan produksi di SKT. Perusahaan telah mengambil alih bidang ini secara perlahan.

“Karena kenaikan 10-15 persen, kami optimis potensi produksi tersebut akan terwujud di SKT,” tambah Surjanto.

Sejumlah produsen rokok telah melaporkan kinerja keuangan perseroan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, pemasok rokok kecil itu mencatatkan peningkatan laba meski pendapatannya tidak berubah.

Riwayat harga saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 494,31 triliun pada tahun 2023. Laba tersebut meningkat 98,26 persen dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 249,33 triliun. penjualan perseroan pada tahun 2023 sebesar 4,87 triliun, meningkat 31,60 persen dari Rp3,7 triliun pada tahun 2022.

PT Gudong Garam Tbk (GGRM) membukukan laba sebesar 91,55 persen dari Rp 2,78 triliun menjadi Rp 5,32 triliun pada 2022. Dari sisi pendapatan, turun 4,60 persen menjadi Rp 118,95 triliun dari Rp 68.124 menjadi Rp 118,95 triliun. Pada tahun 2022

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) menduduki posisi berikutnya dengan perolehan laba Rp 8,1 triliun pada tahun 2023. Laba tersebut meningkat 28,04 persen dibandingkan laba tahun 2022 sebesar Rp 6,32 triliun. Begitu pula dengan penjualan perseroan pada tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp 115,98 triliun. , atau meningkat 4,29 persen dari Rp 111,21 triliun pada tahun 2022.

Sedangkan PT Indonesia Tobacco Tbk (ITIC) melepas laba tahun berjalan sebesar Rp 26,96 miliar pada 2023. Laba tersebut meningkat 12,57 persen dari laba tahun lalu sebesar Rp 23,95 miliar. Dari sisi penjualan tahun 2023 tercatat sebesar Rp303,93 miliar, tumbuh 8,87 persen dibandingkan penjualan tahun 2022. 

Sebelumnya, Gabungan Produsen Rokok Indonesia (GAPRI) memutuskan memisahkan Peraturan Produk Industri Tembakau (IHT) dengan pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kesehatan (RPP). bagian.

CEO Gappri, Henry Nazon, menilai permasalahan terkait industri tembakau sebaiknya diatur dalam undang-undang khusus yang diatur dalam UU 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.

“Kami ingin memisahkannya dari pembahasan RPP Kesehatan karena lingkungannya sangat berbeda dengan medis,” ujarnya dikutip Antara, Selasa (2/4/2024).

Selain mengatur bidang kesehatan dan bidang farmasi, RPP Kesehatan juga mengatur bidang IHT. Di antara banyak peraturan yang diatur adalah ukuran kemasan, gambar peringatan kesehatan, batasan tar dan nikotin, pembatasan bahan tambahan, serta pembatasan iklan dan tampilan.

Menurut dia, beberapa pembatasan IHT, bahan tambahan atau pembatasan tar dan nikotin membuat anggota GAPRI tidak bisa berbisnis.

“Cretech, obat anggota kami, menggunakan perasa tambahan untuk menambah rasanya. Anggota kami juga menggunakan tembakau biasa yang banyak nikotin untuk membuat rokok. Kalau ini dilarang dan dilarang, kami yang pertama terkena dampaknya,” ujarnya. .

Dari 446 ketentuan yang mengatur IHT, 400 (89,68 persen) sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan, 41 (9,19 persen) lainnya berkaitan dengan pendapatan dari hasil tembakau, dan hanya 5 (1,12 persen) yang berkaitan dengan isu ekonomi/kesehatan.

Karena itu, Gapri mendesak pemerintah memprioritaskan layanan pengendalian tembakau yang menjadi andalan 6,1 juta orang.

“Kami tidak ingin mengubah undang-undang tentang penjualan tembakau yang akan menghambat kelangsungan usaha negara IHT,” kata Henry.

  

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *