Thu. Sep 19th, 2024

Sejarah Sarung, Jenis Fesyen Khas Indonesia yang Populer

matthewgenovesesongstudies.com, Yogyakarta – Sarung merupakan salah satu fashion populer di Indonesia. Faktanya, sarung sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, baik sebagai pakaian sehari-hari maupun sebagai aksesoris penunjang acara formal.

Sarung merupakan tanda kenyamanan bagi pemakainya, yang dikenal dengan berbagai gaya dan alasan. Namun di balik kepopulerannya, ada cerita menarik di balik sejarah sarung.

Menurut website Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan, sarung sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Bahkan sejak berkuasanya kerajaan Hindu Budha di Indonesia.

Menurut beberapa catatan sejarah, sarung berasal dari Yaman. Catatan tersebut juga menuliskan tentang suku Badui yang tinggal di Yaman yang menggunakan sarung sebagai pakaiannya.

Saat itu, keluarga Badui menggunakan kain berwarna putih sebagai motifnya. Lalu pilih warna pakaian yang gelap agar tampilan tidak ketinggalan jaman.

Penggunaan sarung sebagai pakaian telah menyebar ke berbagai belahan dunia. Perjalanan sarung ke Asia dibawa oleh orang-orang dari Jazirah Arab.

Sarung masuk ke benua ini setelah dibawa oleh para pedagang pada abad ke-14. Saat itu sarung dibawa oleh para pedagang Arab yang turut membantu menyebarkan agama Islam.

Karena itulah sarung identik dengan budaya Islam seiring berkembangnya. Menurut cerita dari buku Lintas Budaya Nusa Java: Batasan Westernisasi (2005) karangan Denys Lombard, Pangeran Djajadiningrat dari Kesultanan Banten tahun 1902 memperlihatkan masyarakat Jawa mengenakan sarung, selendang ala Jawa, dan hiasan kepala dari kain. kepala).

Namun seperti sumber lainnya, tradisi penggunaan sarung sebagai pakaian sudah ada di berbagai keluarga di Indonesia sebelum ada catatan sejarah. Hal ini terlihat dari berbagai kelompok yang memiliki peninggalan bangsa ini, seperti suku Bugis Sulawesi Selatan, masyarakat Bali, dan masyarakat Nusa Tenggara Barat.

Sarung juga tumbuh di seluruh pelosok Indonesia dengan corak dan warna yang berbeda-beda di setiap daerah. Seiring berjalannya waktu, sarung digunakan sebagai simbol perlawanan terhadap kolonialisme.

Pemakaian sarung ini merupakan bentuk perlawanan terhadap budaya barat yang dibawa oleh penjajah saat itu.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *