Sun. Sep 22nd, 2024

Menyoroti Angka Kemiskinan Kota Gorontalo Selama Marten Taha Menjabat Wali Kota

matthewgenovesesongstudies.com, Gorontalo – Tak ayal, setelah 10 tahun menjabat Wali Kota Gorontalo, Sabtu 1 Juni 2024 menjadi hari terakhir Marten Taha menjabat Wali Kota.

Tentu bagi Marten, sepuluh tahun bukanlah perkara mudah. Selain itu, ada dua Wakil Wali Kota Gorontalo berbeda yang ikut berangkat bersamanya. Meski begitu, kata Marten, sepanjang pelaksanaan program pada dua periode tersebut para pemuda merasa bersyukur bisa bekerja sama.

Kerjasama dan kolaborasi seluruh kalangan baik OPD, camat, kepala desa, tingkat RT/RW dan Forkopimda di Kota Gorontalo juga menjadi pendukung utama program yang dilaksanakan.

“Setengah hidup saya dihabiskan untuk mengabdi pada wilayah dan masyarakat. Karena Gorontalo belum dimekarkan, kata Marten.

Marten mengaku, dirinya bukanlah orang dengan jabatan khusus yang berpengalaman mengemban tugas pemerintahan.

Namun berkat peran serta seluruh pimpinan dalam pemerintahan Kota Gorontalo mampu menjalankan pemerintahannya dengan baik.

“Selama 10 tahun menjabat, saya benar-benar mendapatkan pelajaran yang luar biasa dan memahami dunia manajemen. “Terima kasih atas pengertiannya,” jelasnya.

Namun apa yang dilakukan Marten Taha selama memimpin Kota Gorontalo bisa kita bandingkan dengan catatan-catatan yang ada. Misalnya, bagaimana perkembangan persentase penduduk miskin di Kota Gorontalo pada masa pemerintahan Marten Taha?

Berdasarkan data BPS Kota Gorontalo, persentase penduduk miskin di Kota Gorontalo pada tahun 2014 atau tahun pertama Marten Taha menjabat mencapai 5,85 persen.

Namun pada tahun 2015-2016 persentase penduduk miskin di Kota Gorontalo tiba-tiba meningkat menjadi 06,05 persen. Pada tahun 2017, 2018, dan 2019 persentasenya mengalami penurunan hingga mencapai 5,70 persen, 5,57 persen, dan 5,45 persen.

Sayangnya, pada 2020-2021 angka tersebut meningkat menjadi 5,59 persen dan 5,93 persen. Pada tahun 2022, kemiskinan kembali turun menjadi 5,73 persen.

Pada tahun 2023, persentase penduduk miskin di Kota Gorontalo kembali turun menjadi 5,64 persen. Dengan kata lain, dalam sepuluh tahun Marten Taha menjabat Walikota Gorontalo, persentase penduduk miskin di Kota Gorontalo berubah drastis.

Laju inflasi akan kembali meningkat setiap tahunnya di Kabupaten Gorontalo pada Mei 2024. Berdasarkan pengumuman BPS Kabupaten Gorontalo, pada Mei 2024 perekonomian di Serambi Madina akan mencapai 4,91 persen.

Angka tersebut meningkat dibandingkan inflasi harga pada April yang mencapai 4,65 persen. Kenaikan harga uang disebabkan oleh kenaikan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada seluruh kelompok pengeluaran.

Kelompok pengeluarannya adalah: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 11,22 persen, kelompok sandang dan alas kaki sebesar 2,84 persen. Bangunan gedung, air, listrik, dan minyak sebesar 0,14 persen;

Sedangkan organisasi peralatan, perlengkapan, dan perbaikan rumah sebesar 0,68 persen; dan sektor kesehatan sebesar 2,20 persen. Saat ini sektor transportasi sebesar 0,48 persen; dan sektor informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,50 persen;

Begitu pula sektor hiburan, olah raga, dan kebudayaan 0,43 persen; dan sektor pendidikan sebesar 0,71 persen. Sektor distribusi makanan dan minuman/restoran sebesar 6,10 persen; serta sektor perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,34 persen.

Mei 2024 Provinsi Gorontalo mengalami kenaikan secara bulanan (m-to-m) sebesar 0,30 persen dan penurunan secara year-to-day (y-to-d) sebesar 0,40 persen.

Biaya hidup yang terus meningkat menjadikan Gorontalo sebagai kabupaten dengan biaya hidup tertinggi kedua di seluruh Indonesia, setelah Papua Tengah.

Dimana, harga tertinggi di Papua Tengah mencapai 5,39 persen, sedangkan harga di Gorontalo mencapai 4,91 persen. Setelah Gorontalo, ada Papua Barat yang tingkat inflasinya mencapai 4,51 persen, disusul Riau yang mencapai 4,41 persen.

Sedangkan di Sumsel dan Papua Selatan mencapai 4,26 persen dan 4,19 persen. Sedangkan Sumatera Barat dan Sulawesi Utara menjadi provinsi ke-7 dan ke-8 yang mengalami inflasi mencapai 4,17 persen dan 4,15 persen.

Saat ini provinsi yang menduduki peringkat 9 dan 10 penyumbang perekonomian terbesar di Indonesia adalah Bengkulu dan Kepulauan Riau yang mencapai 3,71 persen dan 3,67 persen. Diketahui, Gorontalo juga menjadi tempat di Pulau Sulawesi yang memiliki iklim paling tinggi.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *