Fri. Sep 20th, 2024

Hati-Hati, Dokter Sebut Jenis Obat Tertentu Sebabkan Tulang Rapuh Jika Dikonsumsi Lama

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Jika digunakan dalam jangka waktu lama, ada obat yang bisa menyebabkan tulang cepat patah. Konsultan Spesialis Ortopedi dari RSUPN Dr. Hal itu disampaikan Sipto Mangunkusumo (RSCM) Kengana.

Seperti Dr. Ifran Saleh Sp.OT (K) mengatakan ifran Saleh Sp.OT (K) mengatakan obat steroid, sedatif, dan kemoterapi yang digunakan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan tulang cepat patah.

“Steroid, obat asma, penderita penyakit autoimun, atau nyeri tulang karena lupus, atau osteoporosis, bahkan orang yang menggunakan obat pereda nyeri, bisa membuat tulang rapuh dalam jangka waktu lama, atau obat lain yang membuat tulang rapuh. Tapi setelah sebulan penggunaannya, katanya, dilansir ANTARA.

Menurut Ifran, orang yang rutin mengonsumsi obat-obatan tersebut sebaiknya memeriksakan kepadatan tulangnya dengan alat bone mineral densitometri (BMC). Tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah kepadatan tulang mereka mengalami penurunan.

Setelah itu, bila hasil tes menunjukkan kepadatan tulang normal, maka tidak perlu dilakukan tes lagi selama tidak ada keluhan.

Namun jika dari tes menunjukkan pengeroposan tulang, dokter akan meresepkan obat bifosfonat seminggu sekali atau sebulan sekali tergantung tingkat keparahan kondisi tulang. Dokter dapat meresepkan suplemen untuk mencegah pengeroposan tulang.

Ifran mengatakan pasien tersebut harus memeriksakan kepadatan tulangnya setiap enam bulan sekali.

 

Jika kondisi tulang masuk dalam kategori osteopenik, maka hanya diberikan dukungan saja.

“Jika tulang termasuk dalam kategori osteopenik atau lunak, kami memberikan dukungan, misalnya dengan memberikan kalsium 500 mg per gram per hari dan vitamin D3 sebanyak 1.000-2.000 international unit (IU) yang cukup untuk tulang,” dia berkata. Dijelaskan.

“Tapi kalau tulangnya rapuh atau jarang, ada pil atau tincture,” tambah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

 

Keropos tulang secara klinis, kata Ifran, merupakan gejala yang jarang terjadi karena prosesnya memakan waktu lama.

Lanjut Ifran, biasanya baru terasa saat tulang mulai membungkuk ke depan atau saat tulang terasa nyeri akibat patah tulang akibat cedera serius, namun bisa mengangkat sesuatu yang berat.

 

Oleh karena itu, Ifran menyarankan pemantauan massa tulang pada dewasa muda yang mengonsumsi steroid atau obat penenang. Wanita yang telah berhenti menstruasi atau telah berhenti menstruasi selama lebih dari lima tahun dan pria berusia 70 hingga 80 tahun disarankan untuk melakukan tes massa tulang.

Setelah itu, orang dewasa disarankan untuk melakukan olahraga ringan seperti latihan otot dan jalan kaki agar tulang tetap dalam kondisi prima.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *