Mon. Oct 7th, 2024

Ramai Beredar Pesan Menkes Budi Ancam Nakes yang Bahas Stetoskop, Kemenkes: Hoaks

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Pemerintah Indonesia (Kemenkes) mengklarifikasi kabar Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengancam petugas kesehatan yang membahas stetoskop. Melalui kanal resmi WhatsApp, Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa hal tersebut salah, namun tidak benar.

Tangkapan layar diskusi kelompok di atas atas nama pesan Budi Sadikin adalah palsu, kata Kementerian Kesehatan RI dalam salah satu postingannya pada Rabu, 19 Juni 2024.

Kementerian Kesehatan telah menyertakan jendela yang menampilkan obrolan di grup pesan singkat atas nama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Di jendela, terlihat dua petugas kesehatan sedang mendiskusikan penggunaan stetoskop. Seorang pakar kesehatan menulis di sana bahwa stetoskop sangat berguna terutama di daerah terpencil.

“Apabila tidak bisa menyediakan peralatan dan kemampuan ekokardiografi (USG jantung) kepada FKTP1 dan seluruh RS tipe C di wilayah tersebut, bisa juga digunakan oleh dokter spesialis,” tulis nakes tersebut di jendela yang terlihat.

Kemudian tenaga kesehatan lain di bawahnya mengatakan, Menteri Kesehatan jangan hanya bicara soal stetoskop.

Setelah dua pernyataan tersebut, muncul pesan singkat dari salah satu pengguna bernama Budi Sadikin di bawah ini: “Semua suara dan nama yang mengikuti webinar Kementerian Kesehatan ini kami pantau dan rekam. Tentu ada konsekuensinya ke depan, khususnya bagi ASN.”

Namun kini didukung Kementerian Kesehatan alias bohong.

Awalnya ramai diperbincangkan di media sosial X tentang video Menteri Kesehatan Budi yang berbicara tentang stetoskop yang menurutnya tidak ilmiah. Video berdurasi sekitar 37 detik tersebut diambil dari diskusi mengenai Artificial Intelligence (AI) yang dihadiri Menteri Kesehatan. 

Dalam video tersebut, Menkes Budi menggunakan bahasa Inggris untuk menunjukkan potensi AI dalam kesehatan global. Dulu, dokter menggunakan stetoskop untuk mendiagnosis gangguan jantung, kata Budi.

“Dahulu kala dokter menggunakan stetoskop untuk mengatakan, ‘Saya pikir Anda mengalami serangan jantung.’

Namun, video yang dipublikasikan tidak mewakili gambaran utuh perdebatan seputar penggunaan stetoskop dan AI.  

Dalam konteks ini, kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi, teknologi komputer cerdas di bidang kesehatan akan lebih memberikan dukungan kesehatan.

“Hal ini dapat membawa perubahan penting dalam peningkatan pelayanan kesehatan di Indonesia. Salah satunya adalah diagnosis penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dengan lebih mudah, cepat dan akurat,” tulis Kementerian Kesehatan RI dalam keterangan resmi.

Pemanfaatan AI dalam dunia kesehatan sejalan dengan dukungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO melihat AI berpotensi mengubah kesehatan global.

Di Inggris, terdapat penelitian menggunakan stetoskop yang dilengkapi teknologi AI untuk membantu dokter meningkatkan diagnosis dini jantung pasien, demikian keterangan resmi Kementerian Kesehatan. 

Penelitian yang dilakukan di National Heart and Lung Institute dan Centre for Cardiac Engineering, Imperial College London, London ini dipublikasikan di jurnal Point-of-care Research for heart failed dengan pengurangan fraksi ejeksi menggunakan kecerdasan buatan. Stetoskop yang diaktifkan EKG selama ujian di London, Inggris: studi multisenter prospektif, observasional.

Diterbitkan di jurnal The Lancet Digital Health pada 5 Januari 2022, para peneliti melaporkan bahwa algoritma stetoskop AI baru telah dikombinasikan dengan EKG. Hasilnya, alat ini mampu mendeteksi gagal jantung dengan sensitivitas tinggi (91%) dan spesifisitas (80%) dibandingkan tes diagnostik konvensional dan mahal.

Temuan ini menunjukkan kemungkinan skrining penyakit jantung non-invasif yang berbiaya rendah untuk diagnosis dan pengobatan dini.

Selain itu, teknologi AI di atas sedang diuji di layanan kesehatan primer di Inggris untuk membantu dokter menganalisis detak jantung. Proyek ini akan menyelidiki apakah perangkat stetoskop AI berkemampuan EKG dapat meningkatkan pemantauan detak jantung.

Dipimpin oleh para peneliti dari Imperial College London, uji coba baru ini mencakup 100 praktik dokter umum di barat laut London dan Wales Utara dan merekrut lebih dari 3 juta pasien untuk menerima tes stetoskop AI atau melanjutkan pengobatannya.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *