Thu. Sep 19th, 2024

Jamuan untuk Pejabat dan Tamu Pelantikan Perdana Menteri Singapura Disorot, Disiapkan oleh Pedagang Pujasera

matthewgenovesesongstudies.com, JAKARTA – Singapura akhirnya menunjuk Perdana Menteri (PM) barunya setelah dua dekade. Lawrence Wong dilantik pada Rabu, 15 Mei 2024 menggantikan Lee Hsien Loong di kabinet sebagai menteri senior yang menganut budaya lokal.

Sekitar 700 karyawan dan tamu pada acara pengukuhan tersebut disuguhi makanan yang disiapkan oleh para penjual food court, bukan chef selebriti yang biasa dikenal di pusat jajanan. Menurut Mothership, dikutip Kamis 16 Mei 2024, kelima chef tersebut akan “rela” menerima tantangan tersebut.

Ketiga pedagang food court tersebut mengungkapkan, mereka sangat antusias dengan momen ini. Mereka masing-masing berbicara tentang makanan yang disiapkan untuk para tamu pada upacara pembukaan. Ponamah Shunmugam dari Sky Lab Cooked Food mengatakan dia bangun jam 4 pagi pada hari Rabu, 15 Mei 2024, untuk menyiapkan Udang Vadai Bata khas tokonya.

Dijelaskan bahwa campuran tersebut perlu difermentasi dalam waktu yang lama. “Kalau tidak, adonannya akan keras, bukan empuk,” ujarnya. “Tidak semua orang bisa mengunjungi istana. Jadi kami merasa beruntung berada di sana.”

Sky Lab Cooked Food didirikan pada tahun 1960-an oleh ayah Ponama dan awalnya menjual produknya di Short Street. Penginapan ini menerima namanya saat ini pada tahun 1970-an. Suami Ponama, yang sedang mencari nama yang unik dan mudah diingat, menemukan stasiun luar angkasa Skylab yang sekarang sudah tidak berfungsi sebagai inspirasinya.

Cerita lain datang dari pola makan vegetarian Quan Xin. “Sangat senang dan gembira,” kata pemilik Lai Yong On ketika ditanya bagaimana perasaannya tentang PM Wong yang mengambil alih. Gerai di Bedok 538 Market & Food Center menyajikan mee siam vegetarian.

Lai memiliki pengalaman dalam katering untuk acara formal dan bisnis makanan secara keseluruhan. “Ini kelima kalinya saya melakukan hal seperti ini,” ujarnya sambil menunjuk foto dirinya berpose bersama mantan presiden Halima Yaqoob dan tamu VIP lainnya di booth istananya.

“Saya melakukan ini (memasak) saat pelantikan Tharman dan Halima serta dua perayaan Tahun Baru. Semuanya ada di istana,” lanjutnya. Lai telah menjalankan warung vegetariannya sejak tahun 1988 dan mewariskan ilmu serta resep kulinernya kepada putra dan putrinya, yang juga mengelola warung makannya sendiri di Aljunide.

Lai mengatakan kiosnya ditutup untuk pelanggan tetap pada hari pembukaan sehingga dia bisa fokus menyiapkan ratusan porsi mee siam untuk dihidangkan di istana. Ia pun memutuskan setelah bekerja keras malam itu, ia akan mendapat hari libur pada Kamis, 16 Mei 2024.

Sementara itu, di Old Airport Road Hawker Centre, Doreen Lim dari Wheatley Road Big Prawn Noodles menyiapkan mie udang untuk acara spesial tersebut. Nama toko tersebut diketahui oleh penduduk lokal dan wisatawan.

Toko Mie Udang, yang namanya diambil dari nama ruang makan di bawah jalan layang Whitley Road, direkomendasikan oleh Michelin Guide. Tak asing lagi dengan penyediaan makanan di acara-acara, Doreen juga sempat berfoto bersama Halimah dan pejabat lainnya di depan standnya.

Setelah mengikuti dua event pada tahun 2019, ia tidak dapat mengikuti event lagi karena pandemi Covid-19. Itu adalah acara pertama PM Wong sejak debutnya, dan dia jelas sangat bersemangat untuk kembali.

Ketiga penjual food court tersebut menggunakan bahan-bahan lokal dalam masakannya. Inisiatif ini dipimpin bersama oleh Kementerian Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup (MSE) Singapura, Badan Pangan Singapura, dan Badan Lingkungan Hidup Nasional, serta berkonsultasi dengan Istana.

Dalam selebaran informasi, MSE menjelaskan bahwa inisiatif ini “menunjukkan dukungan pemerintah terhadap produk lokal dan komitmennya untuk memperkuat ketahanan pangan Singapura”. Untuk mee siamnya, Lai menggunakan tauge dari Bean Farm Pte Ltd, serta telur puyuh yang dipasok oleh N&N Agriculture.

Lim menggunakan tauge dari Bean Farm dalam mie udangnya, sementara Ponama membuat vadai udang menggunakan udang segar dari Peternakan Ikan Qian Hu. Ketiga pedagang tersebut sepakat bahwa bahan-bahan lokal cenderung lebih segar karena mereka menghabiskan lebih sedikit waktu dalam rantai pasokan.

Harganya masuk akal, tambah Lai, sementara Lim mengatakan dia menemukan “jaminan kualitas” jika menyangkut bahan-bahan lokal. “Kita harus mendukung bahan-bahan lokal karena berasal dari Singapura,” kata Ponamah. “Kami harus mendorong orang lain untuk melakukan hal ini dan memperkenalkannya kepada pelanggan kami.”

Menggunakan bahan-bahan lokal dibandingkan produk impor cenderung lebih ramah lingkungan, karena pengangkutan bahan-bahan tersebut menggunakan lebih sedikit sumber daya dan menghasilkan lebih sedikit emisi karbon. Membeli produk ini mendukung bisnis lokal.

Badan Pangan Singapura telah menetapkan target yang disebut “30 by 30”, yang berarti bahwa pada tahun 2030 Singapura akan mampu memproduksi 30% makanannya sendiri. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk ramah lingkungan, tetapi juga mengurangi ketergantungan Singapura terhadap impor asing.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *