Sat. Sep 21st, 2024

Jepang Sah Izinkan Orang Tua Bercerai Berbagi Hak Asuh Anak

matthewgenovesesongstudies.com, Tokyo – Parlemen Jepang pada Jumat (17/5/2024) menyetujui revisi undang-undang perdata nasional yang mengizinkan orang tua yang bercerai memiliki pilihan hak asuh bersama atas anak. Perubahan ini menempatkan Jepang setara dengan banyak negara lain.

Perombakan tersebut, perombakan hak asuh yang pertama dalam hampir 80 tahun, akan mulai berlaku pada tahun 2026. Hal ini memungkinkan orang tua yang bercerai untuk memilih hak asuh ganda atau tunggal, sekaligus mengharuskan mereka untuk bekerja sama untuk menjamin hak dan kesejahteraan anak-anak mereka.

Berdasarkan undang-undang saat ini, hanya satu orang tua yang bercerai yang mempunyai hak asuh atas anak, dan hampir selalu ibu. Demikian dilansir The Guardian, Minggu (19.05).

Perubahan ini terjadi ketika angka perceraian di Jepang meningkat dan semakin banyak ayah yang bercerai berharap dapat bertemu kembali dengan anak-anak mereka.

Tinjauan ini mengharuskan biaya penitipan anak ditanggung bersama antara orang tua yang bukan wali utama. Saat ini, sebagian besar ibu yang bercerai, seringkali bekerja paruh waktu, dengan pendapatan rendah, tidak menerima dukungan finansial dari mantan suami mereka.

Menurut tinjauan tersebut, jika salah satu orang tua dicurigai melakukan kekerasan atau penganiayaan dalam rumah tangga, orang tua lainnya akan memiliki hak asuh tunggal.

Para pendukung hak asuh bersama mengatakan revisi tersebut memungkinkan kedua orang tua yang bercerai untuk memainkan peran mereka dalam membesarkan anak tersebut. Para penentangnya, termasuk kelompok hak asasi manusia dan beberapa korban kekerasan dalam rumah tangga, telah menyuarakan beberapa kekhawatiran, termasuk bahwa sistem baru ini dapat mempersulit orang tua untuk memutuskan hubungan dengan pasangan yang melakukan kekerasan.

Kekhawatiran tersebut mendorong perubahan undang-undang tersebut selama debat parlemen.

Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi mengatakan perubahan tersebut menjawab kekhawatiran yang diajukan oleh korban kekerasan dalam rumah tangga dan keluarga mereka. Namun perbaikan yang dicapai tidaklah cukup dan risiko terhadap anggota keluarga yang rentan masih tetap tinggi, kata Kazuko Ito, seorang pengacara yang menentang reformasi tersebut.

Menurut tinjauan tersebut, orang tua yang bercerai yang memilih hak asuh bersama harus mencapai kesepakatan mengenai pengasuhan anak mereka, perawatan kesehatan jangka panjang dan masalah penting lainnya, dan jika kesepakatan tidak dapat dicapai, harus dicari perintah pengadilan keluarga.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *