Fri. Sep 20th, 2024

Investor Pemula, Mending Beli Saham All In atau Nyicil?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Investasi merupakan upaya untuk mendapatkan keuntungan dengan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan instrumen lainnya. Namun, hasil investasi selalu berbanding lurus dengan risiko

Oleh karena itu, investasi khususnya di pasar modal sebaiknya dilakukan dengan cold hard cash. Ketika cold hard cash sudah di tangan, investor harus memilih antara membelanjakannya sekali atau melakukan investasi prospektif alias cicilan saham.

Berdasarkan Instagram Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (19/6/2024), strategi serba belanja artinya investor membeli saham dengan modal besar sekaligus, lalu membiarkannya berkembang. Sedangkan strategi cicilan berarti investor membeli saham secara berkala pada waktu yang berbeda dan harga yang berbeda. Bisa dilakukan bulanan, 3 bulan, atau tahunan

Dengan asumsi harga selalu naik, jika investor mengambil strategi beli sekaligus atau sekaligus, maka simulasinya adalah sebagai berikut:

Investor A membeli 15.000 saham di bulan Februari dengan harga Rp 2.000 per saham. Jika harga saham naik menjadi 5.000 pada bulan Mei, maka keuntungan yang diperoleh adalah (5.000-2.000) x 15.000 lembar saham sehingga menghasilkan Rp 45 juta.

Sekarang bandingkan jika seorang investor menggunakan strategi dividen. Misalnya Investor A membeli 5.000 saham dengan cicilan Rp 2.000, Rp 3.000, dan Rp 4.000 dalam 3 bulan. Jumlah saham yang dibeli sebanyak 15.000 lembar dengan harga rata-rata saham Rp 3000. Jadi keuntungannya adalah, (Rp 5.000- Rp 3.000) x 15.000, hasilnya Rp.

 

 

Namun harga saham tidak selalu dapat diprediksi. Misalnya, Investor A membeli 15.000 saham seharga Rp 2.000 di bulan Februari. Kemudian terjadi volatilitas dan harga saham naik menjadi Rp.

Jika Investor A membeli 5.000 lembar saham secara mencicil dengan harga Rp 2.000, Rp 1.000, dan Rp 2.000 dalam waktu 3 bulan, maka harga rata-rata saham adalah Rp 1.667 dan total saham yang dibeli adalah 15.000 lembar. Jadi penghasilannya adalah (Rp.3.000 – Rp.1.667) x 15.000 = Rp.

Oleh karena itu, dari simulasi ini investor bisa mendapatkan gambaran strategi mana yang paling cocok. Namun, sebagai catatan, hasil investasi berbanding lurus dengan risiko. Artinya, semakin tinggi return maka semakin tinggi pula risikonya. Sebaliknya, risiko pendapatan yang lebih rendah adalah lebih rendah

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *