Thu. Sep 19th, 2024

GRP Resmikan PLTS Atap Berkapasitas Total 9,3 MWp, Salah Satu Terbesar di Jawa Barat

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) telah membuka Proyek II. tahapan pembangkit listrik tenaga surya atap (PLTS Atap), yang dipasang di lingkungan perusahaan.

PLTS rooftop tahap kedua diresmikan oleh Direktur Teknik Elektro dan Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI Mohammad Priharto Dwinugroho dengan pimpinan GRP, TotalEnergies ENEOS, UPT PLN Bekasi dan PLN UP3 . Sedang belajar.

Pemasangan atap PLTS ini menegaskan kembali komitmen GRP sebagai bagian dari strategi Net Zero yang telah dicanangkan sebelumnya.

Dengan dibukanya ini, total kapasitas terpasang PLTS GRP mencapai 9,3 MWp (MW puncak) sehingga menjadikannya salah satu PLTS Atap terbesar di Jawa Barat.

Tahap 1 berkapasitas 0,9 MWp, dan Tahap 2 berkapasitas 8,4 MWp. GRP menargetkan kapasitas terpasang tenaga surya atap sebesar 33 MWp akan selesai pada tahun 2025 dan diharapkan dapat mengurangi emisi karbon sekitar 47.400 ton setiap tahunnya.

Direktur Teknik Elektro dan Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Mohd Prahato Dwinugroho memuji inisiatif GRP.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong partisipasi aktif pelaku usaha untuk mencapai tujuan net zero emisi (NZE) pada tahun 2060 atau lebih awal dan tujuan bauran energi nasional sebesar 23% dari energi baru dan terbarukan (EBT). pada tahun 2025. Program Strategis dalam upaya ini adalah pembangunan PLTS atap secara ekstensif, langkah yang dilakukan GRP merupakan contoh nyata kepedulian terhadap lingkungan dan kontribusi swasta terhadap tujuan pemerintah,” jelasnya.

Industri baja memegang peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia. Menurut Kementerian Perindustrian, konsumsi baja dalam negeri rata-rata 15,62 juta ton per tahun selama lima tahun terakhir.

Namun, komitmen global untuk mencapai tujuan nol emisi karbon pada pertengahan abad ini menciptakan tantangan baru bagi industri baja.

Produksi baja global menyumbang sekitar 7% dari seluruh emisi karbon. Dengan perkiraan peningkatan permintaan baja sekitar 15-20% antara tahun 2030 dan 2050, produsen baja harus lebih proaktif dalam mengelola risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam rantai nilai.

“PLTS Atap yang dipasang di wilayah operasional kami sejalan dengan 5 pilar GRP ESG, khususnya pilar nomor 3 terkait transisi energi dan solusi rendah karbon, dimana perusahaan merespons dan mengelola risiko dan peluang terkait iklim. rantai nilai. “Dengan dibangunnya PLTS Atap Tahap II, GRP secara keseluruhan telah mampu menurunkan emisi karbon kurang lebih 1.500 ton CO2e,” jelas Presiden GRP, Direktur Fedos.

GRP TotalEnergies bekerja sama dengan ENEOS yang bertanggung jawab atas desain dan pemilihan mitra EPC yang andal untuk melaksanakan konstruksi setiap fase proyek PLTS Atap.

Dalam pengoperasian dan pemeliharaannya, PLTS ini dilengkapi dengan beberapa sensor untuk memantau radiasi atap, suhu, kecepatan angin, dan suhu lingkungan.

Selain itu, sistem juga akan bekerja secara jarak jauh dengan mengirimkan data analisis kinerja yang menunjukkan jejak karbon.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *