Fri. Sep 20th, 2024

Turki Ikut Naikkan Tarif Impor Mobil Tiongkok, Ini Alasannya

matthewgenovesesongstudies.com, JAKARTA – Türkiye akan mengenakan tarif impor sebesar 40% pada mobil China. Kebijakan sebelumnya pada tahun 2023 juga memperkenalkan tarif tambahan dan aturan layanan purna jual perbaikan untuk pabrikan China.

Kementerian Perdagangan Turki telah mengenakan tarif impor yang tinggi pada mobil dari Tiongkok untuk melindungi produksi dalam negeri dan mengurangi defisit negara sebesar $45,2 miliar, lapor laman Arena EV.

Sementara itu, tarif impor baru sebesar 40% berlaku untuk mobil penumpang konvensional dan hybrid asal Tiongkok, dengan tarif minimal $7.000 jika tarif yang dihitung lebih rendah dari jumlah tersebut.

Seiring dengan terus berkembangnya mobil Tiongkok dan jumlahnya yang cukup besar, banyak produsen mobil Tiongkok menghadapi tekanan berbeda dari belahan dunia lain.

Tidak hanya di Turki, UE juga akan mengenakan pajak impor yang cukup besar terhadap kendaraan roda empat asal negara tersebut.

Gesekan perdagangan antara UE dan Tiongkok juga telah memicu serangkaian investigasi anti-dumping terhadap produk-produk Tiongkok yang diduga menerima subsidi yang tidak adil.

Merek mobil asal China sedang berkembang di pasar global belakangan ini. Bukan sekadar terlihat secara kasat mata atau sekadar dilewatkan begitu saja, angka ekspor mobil Tiongkok menunjukkan rekor volume pada April lalu.

Reuters melaporkan, laporan terbaru pada Minggu (12/5/2024) menunjukkan ekspor meningkat 38% dibandingkan April tahun lalu dengan pengiriman sebanyak 417.000 unit. Angka tersebut meneruskan momentum kuat yang meningkat sebesar 39% pada bulan lalu.

Strategi merek Tiongkok untuk sedikit mengubah posisi nyamannya di pasar mobil domestik terbesar dunia dipicu oleh lambatnya penjualan mobil di negara tersebut di tengah lemahnya pemulihan ekonomi. Situasi ini berdampak psikologis pada konsumen yang lebih berhati-hati dalam membelanjakan barang-barang mahal.

Penjualan domestik Tiongkok turun 5,8% YoY di bulan April, dan persaingan harga antar produsen mobil di Negeri Bambu menjadi semakin ketat.

Data penjualan aktual pada bulan April adalah 1,55 juta kendaraan, penurunan triwulanan sebesar 9,6%.

“Pasar telah menurun lebih dari yang diperkirakan, sementara beberapa produsen mobil masih berjuang untuk melanjutkan produksi, sehingga menyebabkan peningkatan persediaan diler,” kata Cui Dongshu, sekretaris jenderal Asosiasi Mobil Penumpang.

Cui melanjutkan dengan mengatakan bahwa ketika persaingan di pasar domestik menjadi semakin ketat, produsen mobil lokal Tiongkok harus memilih antara pergi ke luar negeri atau gagal.​

Saat ini, model mobil penumpang Tanah Air sedang giat menjajaki pasar ekspor seperti Amerika Selatan, Australia, dan ASEAN.

Namun, penyelidikan anti-subsidi yang dilakukan UE terhadap mobil-mobil Tiongkok saat ini menghambat ekspor mereka ke pasar Eropa yang sudah dimasukinya.

Sementara itu, di sisi lain, tembok Amerika Utara masih belum bisa ditembusnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *