Sat. Sep 21st, 2024

4 Tanda Berada dalam Love Hate Relationship, Salah Satunya Sering Putus Nyambung

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Hubungan cinta-benci atau disebut juga love-hate Relationship terjadi antara orang-orang yang kerap mengalami naik turun dalam hubungannya.

Hubungan ini ditandai dengan perubahan emosi yang ekstrim, yang membuat hubungan menjadi dinamis dan tampak tidak stabil atau seimbang.

“Suatu hubungan tidak pernah stabil atau seimbang; hal ini bisa terjadi antara dua orang yang berpacaran, teman, keluarga, atau bahkan rekan kerja,” kata Betsy Chung, PsyD, psikolog berlisensi dan spesialis komunikasi yang berbasis di Newport Beach, California.

Meski terkesan tidak sehat, Kate Balistreri, Ph.D., psikolog berlisensi dan terapis seks bersertifikat, menekankan bahwa hubungan cinta-benci tidak selalu menjadi masalah.

Selama kedua belah pihak mampu mengomunikasikan keinginan dan kebutuhannya secara efektif, hubungan ini tidak selalu berakhir buruk.

“Hubungan cinta-benci terjadi ketika dua orang memiliki perasaan yang berbeda terhadap satu sama lain,” jelas Chung. 

Perasaan cinta dan benci dapat mengubah hubungan secara kuat, menciptakan dinamika yang sulit. 

Berikut tanda-tanda hubungan cinta-benci yang penting untuk dikenali, dilansir Women’s Health pada Rabu, 26 Juni 2024. 1. Putus cinta terus-menerus

Hubungan cinta-benci sering kali digambarkan sebagai pasangan yang terus-menerus putus dan bersatu kembali.

Mereka bisa merasakan kebahagiaan yang mendalam, namun juga mengalami konflik yang kuat.

“Jika ada yang tidak beres, mereka mungkin akan berpisah satu sama lain, dan bahkan menggunakan perpecahan tersebut sebagai ancaman,” kata Chung.

Chung menjelaskan bahwa mereka mungkin harus putus dengan pasangannya untuk mengetahui apakah dia benar-benar peduli. Perasaan seperti itu sering kali mengarah pada siklus perpisahan dan riasan.

 

 

Bahkan pasangan yang serasi pun terkadang sering bertengkar, apalagi jika salah satu atau kedua belah pihak sedang marah.

Pasangan yang memiliki hubungan cinta-benci lebih cenderung bertindak berdasarkan dorongan sesaat dan berlebihan.

Jika Anda mendapati diri Anda mengatakan kepada orang lain hal-hal seperti, “Jika segala sesuatunya baik, berarti segala sesuatunya baik.” Namun jika keadaannya buruk, sangat buruk, Anda bisa berada dalam hubungan cinta-benci.

“Orang-orang dalam hubungan seperti itu sering kali merasa sulit menghadapi masa-masa sulit dengan cara yang tepat dan produktif,” kata Chung.

Hubungan cinta dan benci bisa menjadi intens jika digabungkan, tetapi dengan kesadaran dan usaha, Anda dapat belajar cara mengelola emosi dan menemukan keseimbangan yang baik.

 

Menurut Verywell Mind, perilaku terapi diam terjadi ketika salah satu atau kedua pasangan bercanda, memarahi, atau menolak berbicara.

Perlakuan diam-diam adalah taktik manipulasi yang membiarkan masalah hubungan tidak terselesaikan.

Hal ini juga bisa membuat pasangan yang menerima pesan tersebut merasa tidak berharga, terluka, bingung, bahkan berkonflik.

“Ini bisa menjadi jenis hubungan cinta-benci yang lain, di mana Anda tidak tahu bagaimana menghadapi perasaan kuat yang Anda miliki terhadap seseorang,” kata Chung.

Meski pasangannya diam saja, di saat yang sama mereka tetap sangat peduli dengan cintanya.

Jika perasaanmu terhadap seseorang berubah drastis, itu bisa jadi pertanda kamu berada dalam hubungan cinta-benci.

“Pada suatu hari, Anda mungkin menginginkan orang itu dekat dengan Anda, namun pada hari lain Anda mungkin merasakan sebaliknya,” kata Balistrieri.

Menurutnya, perubahan perasaan tersebut juga bisa menjadi tanda hubungan cinta dan benci.

“Dalam semua situasi, kita bertindak berdasarkan apa yang kita rasakan,” kata Chung. “Saat kita kesulitan untuk memiliki hubungan yang stabil, semuanya bergantung pada cara kita mengelola emosi dan memandang situasi tertentu.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *