Fri. Sep 20th, 2024

Greysia Polii dan Akbar Nasution Didaulat Jadi Anggota Komite Eksekutif NOC Indonesia

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta- Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) sukses menggelar Rapat Anggota dan Kongres Luar Biasa (KLB) pada Jumat (8/3/2024) di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat. Ada empat keputusan penting yang diambil dalam rapat ini, seperti pengangkatan Gracia Puli dan Akbar Noshan sebagai anggota komite eksekutif.

Gracia Poli merupakan pebulu tangkis nasional yang sukses meraih emas Olimpiade. Di sisi lain, Akbar merupakan mantan perenang Indonesia. Keduanya terpilih menjadi Komite Eksekutif Perwakilan Atletik pada Rapat Anggota NOC Indonesia 2024.

Keputusan penting NOC Indonesia lainnya dalam rapat anggota dan KLB adalah penerimaan anggota baru yaitu Pengurus Besar Persatuan Terintegrasi Indonesia atau PB Percatami. NOC Indonesia pun memutuskan untuk mencoret secara permanen PP PTMSI (Tenis Meja) dari keanggotaannya di NOC Indonesia, setelah pembelaan yang disampaikan Dirjen PP PTMSI Oygrosino ditolak.

“Kami sangat kecewa karena telah bersama-sama memutuskan dan sepakat dengan anggota bahwa PP PTMSI akan diberhentikan sementara atau dikeluarkan dari keanggotaan Komite Olimpiade Indonesia,” kata Presiden NOC Indonesia Raja Sapta Okthari.

“Saya ingatkan sekali lagi kepada seluruh anggota dan pengurus olahraga untuk mentaati dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip tata kelola yang ditetapkan dalam Piagam Olimpiade,” tegasnya.

Keputusan lain dalam agenda tahunan tersebut adalah penataan nama pasal dan tata tertib organisasi hingga nama panitia.

Amandemen tersebut mempertimbangkan perkembangan tata kelola olahraga oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Dewan Olimpiade Asia (OCA).

Dalam kesempatan tersebut, Octo juga menyampaikan keprihatinannya terhadap masa depan olahraga Indonesia karena tidak menjadi topik yang dibicarakan di seluruh sesi pembahasan presiden dan wakil presiden pemilu 2024.

Padahal, menurut Octo, peningkatan kualitas sumber daya manusia salah satunya bisa diukur dari prestasi olahraga di beberapa ajang. Artinya, olahraga turut menjaga kehormatan dan harga diri bangsa di mata dunia.

“Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia harus bisa memanfaatkan beberapa ajang olahraga untuk menunjukkan perkembangan sumber daya manusianya, dan prestasinya menjadi tolok ukur keberhasilan,” kata Octo dalam sambutannya.

Selain itu permasalahan pendanaan dalam bidang pengembangan olahraga di Indonesia juga besar. Mewakili 66 asosiasi olahraga, Octo menyampaikan keinginannya untuk menambah besaran dana APBN untuk prestasi olahraga Indonesia.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *