Fri. Sep 20th, 2024

BI Tahan Suku Bunga, Rupiah Bisa Tembus 16.500 per Dolar AS Hari Ini

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Nilai tukar rupiah terus mengalami tekanan. Dalam beberapa bulan terakhir, nilai tukar rupee mencapai level psikologis 16.000 terhadap dolar AS. Bahkan pengawas pasar keuangan, Ariston Tandra Garuda, mengatakan mata uang saat ini bisa terdepresiasi hingga 16.500 per dolar AS.

“Mungkin turun ke Rp 16.500” Ada beberapa penyebab depresiasi rupee yang tiba-tiba ini. Pertama, tren penguatan indeks dolar AS hari ini masih berlanjut di kisaran 105,60.

 

“Yang jelas hari ini rupee kemungkinan akan terdepresiasi terhadap dolar AS karena indeks dolar AS yang terus menguat hari ini,” ujarnya.

 

Kedua, keengganan bank sentral AS untuk memangkas suku bunga utama juga akan mendorong dolar AS lebih tinggi. Akibatnya, banyak mata uang internasional, termasuk Rupee, mungkin akan semakin terdepresiasi.

“Persepsi terhadap pelemahan rupee masih sama karena The Fed tampaknya tidak terburu-buru menaikkan suku bunga utama,” jelasnya.

Dari sisi internal, Ariston mencontohkan proses intervensi Bank Indonesia (BI) yang tidak mengubah suku bunga. Namun instrumen leverage seperti Bank Indonesia Rupiah Securities atau SRBI dapat menarik dolar AS ke Indonesia untuk mengurangi depresiasi Rupiah.

“Kemarin BI tidak mengubah kebijakan suku bunganya. Tapi BI bisa menggunakan alat lain seperti SRBI untuk menarik dolar ke Indonesia,” ujarnya.

Rupee dibuka melemah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat. Di Amerika Serikat (AS) rupee melemah pasca pengumuman otoritas federal.

Pada perdagangan pagi hari Jumat, rupee turun 41 poin atau 0,25 persen menjadi 16.471 terhadap dolar AS, turun dari mendekati US$16.430 pada perdagangan pertama sebelumnya. 

Rupee diperkirakan akan semakin melemah terhadap dolar AS, seiring dengan kenaikan The Fed Minneapolis setelah pernyataan resmi Kashkari, kata analis mata uang Luqman Leong, Antara, Jumat (21/6/2024).

Pejabat Fed Minneapolis Kashkari mengatakan Amerika Serikat memerlukan waktu 2 tahun agar inflasi kembali ke 2 persen. Pernyataan ini memperkecil kemungkinan penurunan suku bunga AS pada tahun 2024.

Menurut Luqman, hal tersebut akan sulit terjadi jika rupee terus terdepresiasi, meski pertumbuhan ekonomi dalam negeri masih berkisar 5 persen dan permintaan secara keseluruhan seperti ritel dan mobil.

Diperkirakan rupiah akan naik dari 16.400 menjadi 16.550 dolar.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Varjio mengatakan stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga berdasarkan komitmen politik Bank Indonesia.

Stabilitas nilai tukar rupiah ke depan akan menjamin masuknya modal asing, produk menarik, inflasi rendah, dan pertumbuhan ekonomi yang baik di Indonesia.

“Ke depan, nilai tukar rupiah diperkirakan akan terus bergerak sejalan dengan komitmen Bank Indonesia untuk memperkuat nilai tukar rupiah,” kata Perry saat mengumumkan temuan Direksi pada Juni 2024, Kamis (20/6).

BI terus membenahi seluruh instrumen keuangannya, termasuk meningkatkan akses pasar valas, serta memperkuat strategi pasar melalui penyempurnaan Surat Berharga Rupiah BI (SRBI), Surat Berharga Asing BI (SVBI) dan Sukuk Mata Uang BI ( SUVBI). Peralatan.

Bank Indonesia juga memperkuat kerja sama dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2023 tentang Instrumen Pengaturan Devisa Hasil Ekspor Kekayaan Alam (DHE SDA). 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *