Fri. Sep 20th, 2024

19 Juni Hari Penghapusan Kekerasan Seksual Sedunia, Begini Asal Usulnya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Setiap tahun pada tanggal 19 Juni, dunia memperingati Hari Penghapusan Kekerasan Berbasis Gender dalam Konflik. Hari ini ditetapkan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 2015 sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengakhiri kekerasan berbasis gender di masa perang.

Acara ini merupakan kesempatan penting bagi komunitas internasional untuk merenungkan dampak buruk kekerasan berbasis gender dalam konflik dan untuk memperkuat komitmen untuk melindungi dan memajukan hak-hak korban.

Kekerasan berbasis gender pada saat konflik bukanlah fenomena baru. Sepanjang sejarah, kekerasan telah digunakan sebagai senjata perang untuk menghancurkan, mengintimidasi, dan mengendalikan masyarakat.

Namun dampaknya tidak hanya dirasakan oleh para korban, tetapi juga oleh keluarga mereka dan masyarakat luas. Trauma kekerasan berbasis gender dalam konflik mempunyai konsekuensi yang luas, termasuk masalah kesehatan fisik dan mental, stigma sosial, serta ketidakstabilan ekonomi dan sosial.

Komitmen global untuk memerangi kekerasan berbasis gender dalam konflik terlihat jelas melalui upaya organisasi internasional, pemerintah, dan organisasi non-pemerintah.

Misalnya, resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 1820, yang diadopsi pada tahun 2008, dengan jelas menyatakan bahwa kekerasan berbasis gender dapat mengancam perdamaian dan keamanan internasional.

Resolusi ini menekankan pentingnya mencegah, melindungi dan menghukum pelaku kekerasan berbasis gender selama konflik. Selain itu, berbagai program dan proyek telah diluncurkan untuk memberikan dukungan kepada korban kekerasan berbasis gender selama konflik.

Organisasi-organisasi seperti UN Women dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) bekerja tanpa kenal lelah untuk memberikan layanan kesehatan, konseling dan dukungan hukum kepada para korban.

Program rehabilitasi dan rehabilitasi dirancang untuk membantu korban kembali ke kehidupan normal, dengan tujuan memulihkan martabat dan memberi mereka peluang baru di masa depan.

Namun permasalahan serius masih tetap ada. Seringkali, korban kekerasan berbasis gender menghadapi hambatan besar terhadap akses terhadap keadilan.

Stigma dan rasa malu sering kali menghalangi mereka untuk melaporkan kejahatan tersebut, sementara hukum yang lemah dan kurangnya penegakan hukum memperburuk situasi. Oleh karena itu, penting bagi komunitas internasional untuk terus mendorong reformasi hukum dan kebijakan yang mendukung perlindungan dan rehabilitasi korban kekerasan berbasis gender dalam konflik.

Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan Berbasis Gender dalam Konflik adalah seruan untuk bertindak. Ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk bersatu melawan bencana ini dan bekerja demi dunia yang bebas dari kekerasan berbasis gender dalam konflik.

Dengan meningkatkan kesadaran, memperkuat dukungan bagi para korban dan mendorong akuntabilitas bagi para pelaku, kita dapat membuat perbedaan nyata dan memastikan bahwa hak asasi manusia dihormati dan dilindungi dalam segala situasi, termasuk konflik bersenjata.

 

Pengarang: Belwana Fasia Saad

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *