Fri. Sep 20th, 2024

Menkes Budi Gunadi Sadikin: Vaksin TB Jadi Penentu Keberhasilan Eliminasi TB 2023

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan Stop TB Partnership Indonesia menghadiri pertemuan di Filipina untuk membahas langkah-langkah yang diperlukan untuk menghilangkan TBC pada tahun 2030. Pertemuan tersebut menyimpulkan bahwa kerja sama, inovasi dan Komitmen politik menjadi isu utama yang sangat penting untuk dicapai dalam pemberantasan TBC pasca pandemi Covid-19 melanda dunia.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Junadi Sadikin juga berbagi pengalaman dan strategi seperti digitalisasi layanan TBC, perbaikan infrastruktur, dan kerja sama lintas sektoral dalam pemberantasan TBC. “Di Indonesia, asuransi kesehatan pemerintah tidak akan membayar fasilitas kesehatan jika data pasien tidak dimasukkan ke dalam sistem informasi TBC. Hal ini dapat membantu meningkatkan pendataan pasien,” kata Menteri Kesehatan Budi, dikutip dari situs Saihat Negeriko, Selasa, 19 Maret , 2024. .

Menteri Kesehatan Budi juga menyinggung pentingnya vaksinasi dalam memerangi penyakit menular seperti TBC. Ia mengungkapkan, keberhasilan memerangi penyakit ini bergantung pada vaksin anti tuberkulosis, seperti halnya penyakit cacar.

Ia juga mengatakan bahwa pengembangan vaksin Covid-19 bisa selesai dalam waktu 22 bulan, sehingga membingungkan karena tidak ada vaksin yang lebih baik untuk TBC. Selain itu, Menteri Kesehatan Budi juga mengakui bahwa kemitraan merupakan faktor kunci dalam mempercepat pemberantasan penyakit TBC dan meyakini bahwa kerja sama akan membawa keberhasilan dalam memerangi penyakit ini.

Selain itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI Imran Bambodi menekankan pentingnya kemitraan multisektor dalam upaya pemberantasan TBC di Indonesia. Mulai dari pencegahan dan promosi kesehatan hingga akses terhadap layanan.

Wakil Ketua Komite IX DPR RI Melki Laka Lena juga berbagi praktik baik kerja sama lembaga legislatif dan eksekutif dalam pengembangan program pendidikan tentang TBC. Program ini juga berfokus pada populasi rentan di daerah terpencil, daerah kumuh perkotaan, penjara dan komunitas marginal.

“Kami juga mencoba menyebarkan pesan pencegahan dan pengobatan TBC yang efektif melalui kampanye yang melibatkan organisasi lokal dan tokoh masyarakat,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Nurul Lontong, Ketua Stop TB Partnership di Indonesia, mengatakan bahwa mencapai eliminasi TBC di Indonesia pada tahun 2030 memerlukan kerja sama, investasi berkelanjutan, komitmen politik, dan kepemimpinan yang kuat. Ia menekankan pentingnya memastikan implementasi Perpres 2021 semakin diperkuat melalui kerja sama multisektoral dan pendanaan yang memadai di tingkat global, nasional, dan subnasional.

Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang, Dr. Eiji Hinoshita, mengatakan seluruh pemangku kepentingan harus bekerja sama untuk meningkatkan inovasi dalam pengendalian epidemi dan pengendalian TBC. Dia menekankan pentingnya strategi dan kerja sama G20 untuk memberantas tuberkulosis pada tahun 2030, dengan Jepang memberikan bantuan keuangan dan teknis ke kawasan Asia Tenggara.

Penasihat Senior untuk Menghentikan Kemitraan TBC di Indonesia, Prof. Tjandra Yuja menambahkan, praktik baik yang ada di Indonesia saat ini harus dilanjutkan dan diperkuat. Hal ini dapat dicapai dengan tiga cara, antara lain: peningkatan angka kesembuhan, komitmen presiden dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres) yang pelaksanaannya harus dijaga.

Terakhir, pembahasan angka kejadian TBC harus dimasukkan dalam program Indonesia Emas 2045, tambahnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *