Sat. Sep 21st, 2024

Satu Visi Putra Catatkan Saham Perdana di BEI Hari Ini 27 Februari 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Satu Visi Putra Tbk, perusahaan periklanan dan produk percetakan, mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (27/02/2024).

Berdasarkan keterbukaan informasi BEI, PT Satu Visi Putra Tbk telah mencatatkan saham di papan pengembangan BEI dengan simbol VISI dan akan menjadi perusahaan ke-19 dalam daftar BEI pada tahun 2024.

Jumlah saham yang dicatatkan perseroan sebanyak 3,07 miliar terdiri dari 2,46 miliar saham, penawaran umum atau penawaran umum perdana (IPO) sebanyak 608,85 juta saham, dan program alokasi saham (ESA) sebanyak 6,15 juta saham.

Harga awal saham Rp 120 dengan harga reguler Rp 25 per saham. Dengan demikian, perseroan mendapat dana IPO sebesar Rp 73,80 miliar.

Sekitar 3,49 persen dana IPO akan digunakan perseroan untuk pembelian kapal pesiar pada kuartal II 2024. Sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja yakni pembelian barang dalam bentuk gadai.

Dalam pelaksanaan IPO, perseroan menunjuk PT Surya Fajar Sekuritas sebagai agen pengelola penawaran efek.

Pasca IPO, pemegang saham Satu Visi Putra adalah David Dwiputra 71,54%, Farrell Yonathan 6,50%, Robert Putra Sampurna 1,95%, dan publik 20%. Berikut jadwal IPO perseroan: Kantor Jasa Keuangan (OJK) mulai tanggal 19 Februari 2024 Periode penawaran IPO 21-23 Februari 2024 Tanggal Distribusi 23 Februari 2024 Tanggal Distribusi Secara Elektronik 26 Februari 2024 Tanggal Distribusi 27 Februari 2024

Sebelumnya diberitakan, PT Satu Visi Putra Tbk akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana (IPO).

Dengan begitu, perseroan menerbitkan lebih dari 615 juta saham senilai Rp25 per saham. Satu Visi Putra mematok harga penawaran di kisaran Rp 110-120 per saham pada Selasa (30/1/2024) di situs e-ipo.

Oleh karena itu, perseroan berpotensi menghimpun dana Rp 73,8 miliar melalui IPO. Perseroan juga memiliki program Employee Stock Allocation/ESA dengan jumlah saham yang dikeluarkan dalam IPO sebanyak-banyaknya 1 persen atau lebih dari 6,15.000 lembar saham.

Sekitar 3,49 persen dana hasil IPO rencananya akan digunakan untuk penjualan kendaraan angkut seperti 1 unit kendaraan HINO/RANGER FL 280 JW EURO 4 dan 3 unit kendaraan HINO/DUTRO 136 HDX 6.8 EURO 4 yang akan diangkut. kelompok ketiga berada di luar dan diperkirakan berlangsung pada kuartal kedua tahun 2024.

Sisanya akan digunakan untuk biaya operasional yaitu pembelian iklan dalam bentuk papan reklame, mengingat permintaan terhadap papan reklame semakin meningkat dan merupakan bagian terbesar dari penjualan perusahaan. Pasca IPO, manajemen perseroan berniat membagikan dividen tunai kepada pemegang saham perseroan mulai tahun buku 2023 sebesar lebih dari 25% dari total laba perseroan pada tahun tersebut.

Jumlah distribusi akan bergantung pada hasil operasi dan kinerja keuangan Perusahaan serta kinerja operasi, kebutuhan operasional, belanja modal dan rencana retensi Perusahaan di masa depan dan akan mempertimbangkan batasan dan faktor lainnya.

 

 

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang mencari sekitar 62 saham baru untuk dicatatkan melalui penawaran umum perdana (IPO). Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan keberhasilan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.

“Kalau bicara IPO tahun depan, 61 atau 62,” kata Ketua BEI Iman Rachman seperti dikutip, Senin (1/1/2024).

Hingga akhir tahun 2023, bursa sudah menerbitkan hampir separuh target IPO yakni 30 perusahaan. Sesuai POJK nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset modal di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset menengah antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, sisanya dua perusahaan dengan aset minimal di bawah Rp50 miliar. Sejauh ini, detail episodenya adalah sebagai berikut:

• Tiga perusahaan dari sektor peralatan dasar

• 6 perusahaan dari sektor siklus konsumen

• 4 perusahaan dari kelompok konsumen non-siklus

• Dua perusahaan energi

• 0 perusahaan dari sektor keuangan

• 0 perusahaan di bidang kesehatan

• 5 perusahaan

• Tiga perusahaan konstruksi

• Satu perusahaan dari sektor real estate

• 5 perusahaan dari sektor teknologi

• Satu perusahaan di bidang transportasi dan logistik

Secara keseluruhan, bursa bertujuan untuk mencatatkan efek baru, Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) serta right issue sebanyak 230 listing pada tahun 2024.

Target tersebut meningkat dari target terkini tahun ini sebanyak 200 rekaman, namun turun signifikan dibandingkan akhir tahun lalu yang mencapai 385 rekaman pada 27 Desember 2023.

Selain itu, BEI menargetkan rata-rata kekayaan bersih (RNTH) sebesar 12,25 triliun dan penambahan 2 juta investor baru. Tahun depan, bursa juga akan memperkenalkan kontrak berjangka (SSF) pada kuartal I 2024.

 

Seperti yang telah kami sampaikan, Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki kinerja yang sangat baik pada tahun 2023. Salah satunya, bursa mencatatkan jumlah perusahaan IPO ke-6 dunia dengan 79 emiten baru.

“Dari segi jumlah IPO di Indonesia pada tahun 2023, terdapat 79 emiten atau 6 persen dari total IPO global dan nomor 6 dunia,” kata Ketua BEI Iman Rachman dalam konferensi pers di Jakarta yang direkam, Sabtu. 30/12/2023).

Secara global, akan ada 1.298 IPO pada tahun 2023. Peringkat Indonesia berada di bawah pasar Tokyo dengan 86 IPO, atau 7 persen dari total IPO di seluruh dunia.

Pertama, bursa India dengan 220 IPO atau setara 17 persen total IPO, disusul Shenzhen 129 IPO atau 10 persen total IPO atau setara 8 persen total IPO global, dan Shanghai sebanyak 86 IPO. atau 8 persen dari seluruh IPO global.

Saat ini, Indonesia menempati peringkat ke-9 dalam perolehan dana penawaran umum perdana (IPO) sebesar US$3,6 miliar. Keberhasilan ini setara dengan 3 persen dari total dana IPO global yang mencapai 123,3 miliar USD.

Hingga tahun 2023, pencatatan efek baru di BEI meliputi 79 saham, 120 obligasi, 3 ETF, 2 EBA-SP dan 182 waran terstruktur dengan nilai total Rp54,14 triliun dan obligasi senilai Rp126,97 triliun.

“Penambahan 79 unit baru pada tahun 2023. Ini merupakan yang tersukses sepanjang sejarah pasar modal Indonesia,” imbuh Iman.

Jumlah perusahaan yang tercatat di bursa BEI hingga saat ini mencapai 903 emiten. Angka ini meningkat 9,3 persen sejak awal tahun. Perusahaan ini menduduki peringkat kedua terbesar di wilayah Asen setelah pasar saham Malaysia dengan 990 emiten atau pertumbuhan 2,1% YoY.

 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *