matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Helium (HNT) merupakan jaringan terdesentralisasi berbasis blockchain untuk berbagai perangkat yang terkait dengan Internet of Things (IoT). Mainnet Helium diluncurkan pada Juli 2019 dan memungkinkan perangkat nirkabel berdaya rendah untuk berkomunikasi satu sama lain dan mengirim data melalui jaringan node. Node hadir dalam bentuk hotspot, yang merupakan kombinasi gateway nirkabel dan perangkat penambangan blockchain. Pengguna yang menjalankan node penambangan akan diberi hadiah berupa token mata uang kripto asli Helium, koin HNT. Helium bertujuan untuk mempersiapkan komunikasi IoT untuk masa depan dengan mengidentifikasi kesenjangan dalam infrastruktur yang ada sejak diluncurkan pada tahun 2013. Jumat (15/3/2024) Koin HNT melemah 7,40 persen selama 24 jam terakhir, berdasarkan data dari CoinMarketCap. Harga koin HNT saat ini Rp 121.679 dan volume perdagangan dalam 24 jam terakhir Rp 722 miliar. Sedangkan peringkat CoinMarketCap saat ini adalah 86. Kapitalisasi pasar koin HNT sekitar Rp 19,5 triliun. Hingga saat ini, 127 juta koin HNT telah dipasok dari persediaan maksimal 223 juta HNT. Pendiri Helium Tiga pendiri Helium, Amir Halim, Shawn Fanning, dan Sean Carey, memulai perusahaan ini pada tahun 2013. Halim memiliki latar belakang aktif di bidang eSports dan pengembangan game. Fanning, di sisi lain, terkenal karena mengembangkan layanan berbagi musik Napster, salah satu layanan Internet peer-to-peer (P2P) mainstream pertama di akhir tahun 1990an. Sementara itu, Carey memegang beberapa peran pengembangan sebelum Helium, termasuk di perusahaan pengoptimalan iklan Wear, yang diakuisisi oleh PayPal. Tim Helium sekarang terdiri dari anggota yang menurut perusahaan memiliki “pengalaman di bidang radio dan perangkat keras, manufaktur, sistem terdistribusi, peer-to-peer, dan teknologi blockchain.” Penafian: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca matthewgenovesesongstudies.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian dari keputusan investasi sebelumnya.