Thu. Sep 19th, 2024

Pembiayaan Tumbuh, Laba Adira Finance Melesat Jadi Rp 1,94 Triliun di 2023

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance menunjukkan hasil positif di tahun 2023. Chief Executive Officer Adira Finance I Deva Made Susila mengatakan, kinerja perseroan pada tahun sebelumnya sudah kembali seperti tahun sebelumnya akibat pandemi Covid-19. .

Sepanjang tahun 2023 penuh, perseroan mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,94 triliun pada tahun 2023, atau meningkat 21% dari Rp 1,62 triliun pada tahun 2023. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan total pendapatan sebesar 14% menjadi Rp 9,5 triliun. Hal ini relatif konsisten dengan pertumbuhan pendanaan baru Perseroan. Dengan demikian, return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) Perseroan masing-masing sebesar 8,6 dan 18,7 persen.

Oleh karena itu, pendorong utama pertumbuhan laba adalah peningkatan aset. Seiring bertambahnya pendanaan baru, dana kelolaan meningkat 25 persen menjadi Rp 55 miliar. Kami akui, kami hanya mampu mengubah komposisi sebelum Covid-19 pada tahun lalu. 19. Tadinya aset kita turun terus,” kata Deva dalam pemaparan kegiatan perseroan, Selasa (13/2/2024).

Pada tahun 2023, pembiayaan baru Adira Finance meningkat sebesar 31 persen year-on-year menjadi Rp 41,6 miliar, sedangkan piutang pembiayaan yang dikelola Perseroan (termasuk co-financing) meningkat sebesar 25 persen menjadi Rp 55,7 miliar.

Secara khusus, indikator bisnis otomotif mencatatkan hasil serupa. Penjualan ritel sepeda motor baru meningkat 12% year-on-year menjadi 6,0 juta unit seiring dengan membaiknya situasi perekonomian di Indonesia. Selain itu, penjualan ritel mobil baru akan turun 2 persen dibandingkan tahun 2023 dan turun menjadi 998 ribu unit. Mengingat penetrasi mobil masih rendah, penjualan mobil kemungkinan akan meningkat di masa depan.

“Adira Finance mampu memperkuat bisnis otomotifnya pada tahun 2023, dengan pangsa pasar mobil baru dan sepeda motor baru masing-masing meningkat sebesar 5 persen dan 10 persen menjadi 4,0 persen dan 8,2 persen dibandingkan tahun 2022,” jelas Deva.

Sebelumnya, peristiwa berupa pemilihan umum (pemilu) partai besar demokrasi pada tahun 2024 menarik perhatian para pelaku perekonomian dan pasar nasional.

Pilpres kali ini diperkirakan akan berlangsung dua putaran dengan diikuti tiga pasangan calon presiden (capres) – calon wakil presiden (cawapres).

Meski begitu, dia tidak menutup kemungkinan pemilu akan selesai dalam satu putaran, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Pemilihan umum telah menimbulkan kekhawatiran mengenai ketidakpastian di kalangan pelaku pasar. Sebab akan terjadi transisi kepemimpinan. Hal ini biasanya diikuti oleh kebijakan makro lainnya sehingga banyak yang memilih wait and see.

“Jika terjadi pergantian pemerintahan, biasanya investasi besar akan terkena dampaknya (mereka wait and see). Tentu saja mereka ingin tahu siapa yang akan memerintah negeri ini 5-10 tahun ke depan. investasi,” kata CEO Adira Finance I Deva Made Susila kepada wartawan di Jakarta, Selasa (13/2/2024).

Dia yakin penundaan investasi lebih lanjut akan berdampak pada perekonomian. Khusus untuk sektor keuangan atau multifinansial, kata Mad, dampak lain dari dua periode pemilu tersebut adalah menurunnya daya beli atau konsumsi.

Menurut Mudd, jika masyarakat memiliki barang seperti kendaraan roda dua atau roda empat, maka bisa saja masyarakat menunda konsumsinya atau membeli barang yang sama atau dalam jumlah yang lebih banyak.

Namun konsumsi tetap bertahan ketika ada daya beli masyarakat menengah ke bawah atau yang tidak memiliki barang berharga.

 

 

“Konsumen kelas menengah atas yang memiliki mobil (atau sejenisnya), biasanya karena keadaan yang tidak menentu sehingga menunda (barang sejenis). tidak ada satu pun. Makanya kalau punya daya beli, punya uang, belilah,” kata Mad.

Karena pemilu akan digelar dalam dua putaran, Mad memperkirakan dampak ketidakpastian lebih besar karena berlangsung lebih lama. Namun di sisi lain, perlu dicatat bahwa pasar Indonesia tidak se-volatil negara tetangga seperti Singapura yang bergantung pada pendapatan ekspor. Sekitar 55 persen pendapatan RI berasal dari jasa konsumen, kata Mudd.

Makanya Indonesia itu seperti Amerika. Jumlah penduduknya besar, sekitar tiga ratus orang, jadi konsumsi dalam negeri kuat. Jadi menurut saya kalau (masa kecemasan) di kuartal I pendek, kalaupun lemah, kita punya waktu 9 bulan. untuk mengejar, jadi (pemilu) kalau enam bulan bisa mengejar,” tambah Nioman.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *