Sat. Sep 21st, 2024

Kerap Keluar Ingus Campur Darah, Pertanda Sakit Apa?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Saat seseorang mengeluarkan ingus atau cairan bercampur darah dari hidungnya, mereka langsung terkejut. Jika hal ini terjadi, segera konsultasikan ke dokter untuk mengetahui jenis penyakitnya.

Dionysia Vidya, dokter spesialis bedah telinga, tenggorokan, kepala dan leher RSUD Pasar Minggu mengatakan, jika ingus bercampur darah, bukan berarti itu pertanda kanker. Masih harus dilihat kapan dan seberapa sering hal ini terjadi.

Namun jika ragu, apalagi sering mudik (tidak membawa darah), ada baiknya periksakan ke dokter, kata Vidya saat berbicara di Antara, Selasa (27/2/2024). . ).

Vidya: Gejala kanker nasofaring salah satunya adalah munculnya ingus bercampur darah atau mimisan.

Nasofaring terletak di belakang lubang hidung bagian dalam dan tersembunyi. Sel tumor di area ini, seperti bagian tubuh lainnya, rapuh dan mudah diangkat.

“Inilah penyebab gejala awal kanker nasofaring, yaitu lendir bercampur darah,” ujarnya.

Gejala kanker nasofaring lainnya adalah gangguan pendengaran

Selain itu, tanda awal kanker nasofaring adalah gangguan pendengaran pada salah satu sisinya, karena dekat dengan saluran tuba Eustachius. Saluran inilah yang menghubungkan bagian tengah dan nasofaring.

Namun, pasien datang bukan saat gejala muncul lebih awal, melainkan saat muncul pembengkakan di leher.

Selain pembengkakan, gejala kanker nasofaring lainnya bergantung pada bagian tubuh mana tumor itu tumbuh. Jika mengenai wajah atau hidung dapat menimbulkan gejala hidung tersumbat.

Sedangkan jika menyebar ke otak, gejala yang timbul berkaitan dengan saraf kranial (yang menghubungkan otak dengan organ sensorik). Ini sering mempengaruhi saraf optik, sehingga pasien mengeluhkan penglihatan ganda.

“Atau Anda merasakan cubitan di pipi, kesulitan menelan, atau mulai sakit kepala,” kata Vidya.

Untuk mendiagnosis kanker hidung, dokter biasanya melakukan anamnesis atau tanya jawab dengan pasien mengenai gejala awal atau lanjutan, kemudian melakukan pemeriksaan fisik.

“Misalnya kalau riwayat kita ada indikasi kanker hidung, kita bisa dilakukan endoskopi. Jadi, masukkan kamera untuk melihat kondisi nasofaring,” jelas Vidya.

Selanjutnya, pemeriksaan seperti computerized tomography (CT-scan) atau magnetic resonance imaging (MRI), serta biopsi atau pengambilan sampel jaringan kanker, diperiksa secara histopatologi untuk mengetahui apakah sel tersebut ganas atau tidak.

Kanker nasofaring menempati urutan pertama dalam kategori kanker kepala dan leher dan keempat dari seluruh jenis kanker.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *