Sun. Sep 29th, 2024

Mitratel Bagikan Dividen Tunai dan Dividen Spesial Rp 18,27 per Saham, Catat Jadwalnya

By admin Jul11,2024 #dividen #Mitratel #Saham

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel akan membagikan dividen sebesar 1,5 triliun rupiah atau 18,27 rupiah per saham. Dividen yang dibagikan termasuk dividen tunai sebesar 1,4 triliun atau Rp17 per saham. Kemudian dividen khusus sebesar $100 miliar.

Dengan demikian, total dividen yang dibagikan adalah 75 persen dari laba bersih tahun 2023, per 31 Desember 2023 perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar 2,01 triliun rupiah. Sementara saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya tercatat sebesar Rp2,36 triliun dengan total modal Rp34,04 triliun.

Dalam menentukan besaran dividen, manajemen dan pemegang saham mempertimbangkan rencana ekspansi dan tantangan bisnis masa depan yang semakin kompleks. Apalagi mengingat peran MTEL sebagai pemimpin pemerintah dalam pemerataan akses telekomunikasi di seluruh Indonesia.

Rencana pembagian dividen ini telah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Tahunan (RUPST) perseroan yang diselenggarakan pada 31 Mei 2024. Berdasarkan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (06/04/2024), jadwal pembagian dividen Mitratel adalah sebagai berikut: Tanggal pembayaran dividen gabungan di pasar reguler dan pasar kontrak: 10 Juni 2024 Tanggal pembayaran dividen pendahuluan di pasar reguler dan pasar kontrak: 11 Juni 2024 Tanggal pembayaran dividen pasar tunai: 12 Juni 2024 Tanggal pembayaran dividen pasar tunai: 13 Juni 2024 Tanggal pencatatan DPS yang berhak atas dividen tunai: 12 Juni 2024. Tanggal pembayaran dividen: Juli 3 Agustus 2024.

Beberapa waktu lalu, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengumumkan rencana merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Rencana tersebut rupanya disambut baik oleh emiten penyedia dan pengelola infrastruktur telekomunikasi, seperti PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTDL) atau Mitratel.

Integrasi operator seluler memberikan dampak positif yang sangat baik, kata Direktur PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk Theodorus Ordi Hartoko akrab disapa Teddy, seperti dikutip Selasa (04/06/2024).

Teddy mencontohkan, persaingan bisnis yang ketat biasanya berujung pada perang harga. Namun ketika konsolidasi terjadi, perusahaan akan saling melengkapi dan beradaptasi dengan kekuatan masing-masing. Menurut Teddy, situasi ini bisa diartikan sebagai pendingin bagi perusahaan yang melakukan konsolidasi. Jadi potensi pengembangannya sangat besar.

“Kalau tidak ada perang harga tentu perusahaan operator akan sehat. Kami, perusahaan yang bisnisnya mendukung infrastruktur, juga akan merasakan dampak positifnya. Karena kalau sehat maka akan berkembang,” ujarnya. boneka teddy

Jika merger Smartfren dan XL selesai maka tidak akan ada lagi operator di Indonesia. Telkomsel dimiliki antara lain oleh Indosat Tbk (ISAT), Telkom (Persero) Tbk (TLKM), dan perusahaan patungan Smartfren-XL. Dalam jangka pendek, Teddy mengakui akan ada konsolidasi menara yang berdampak terhadap perusahaan, namun dampaknya minimal.

“Saya sangat optimis dengan konsolidasi ini lingkungan bisnis khususnya perusahaan menara semakin membaik. Saya sudah memetakan dampak SmartFran dan XL (merger) terhadap kita. Tapi sekarang jumlahnya sangat kecil. Namun jangan melihat sisi negatifnya karena durasi peluangnya semakin baik, tambah Teddy.

Direktur TBK Harman Setya Budi, Presiden PT Tower Bersama Infrastruktur, sebelumnya mengatakan hal yang sama. Sebagai gambaran, German menyinggung merger operator sebelumnya, yakni antara PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia.

 

Sebelumnya juga terjadi merger antara PT XL Axiata Tbk dan Axis Telekom Indonesia. Dampak kedua tindakan ini terhadap perusahaan secara keseluruhan relatif sama. Sekalipun infrastrukturnya diperkuat di awal, hal ini akan membantu meningkatkan pendapatan di masa depan.

“Bahkan, infrastruktur seperti tower akan kekurangan. Namun jika melihat konsekuensinya (merger) di masa lalu, hal tersebut berdampak signifikan terhadap pertumbuhan. Jadi memang ada konsolidasi. Tapi sekaligus ada pertumbuhan karena operatornya sehat,” ujarnya. Ada peluang,” jelas Herman.

Mengingat kinerja perusahaan operasional yang sehat pasca merger, Harman mengatakan permintaan infrastruktur juga akan meningkat. Jadi ini merupakan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan sebagai pemasok menara.

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) akan segera merger. Induk pengendali XL Axiata, Axiata Group Bhd., bersama dengan induk perusahaan Smartfren Telecom, Sinar Mas Group, mengumumkan telah menandatangani nota tidak mengikat untuk menjajaki rencana merger antara EXCL dan FREN.

Nantinya, dari penggabungan kedua emiten tersebut akan terbentuk perusahaan baru bernama MergeCo. Entitas baru tersebut dikatakan memiliki total aset sebesar 133 triliun rupiah, tanpa penyesuaian merger, terbesar kedua di Indonesia.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *