Sun. Sep 29th, 2024

Genjot Bisnis Ritel, Mirae Asset Angkat Tomi Taufan Jadi Direktur

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menunjuk Tomi Taufan sebagai direktur baru untuk meningkatkan bisnis perseroan di sektor ritel.

CEO Mirae Asset Shim Tae-yong mengumumkan, pengangkatan direktur baru Tommy berdasarkan delegasi pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar pada 15 Mei 2024.

“Penunjukan direktur baru ini memungkinkan kami untuk meningkatkan bisnis ritel sambil melanjutkan rencana pengembangan dan inovasi jangka panjang,” kata Presiden Shim dalam keterangan resmi, Kamis, 23 Mei 2023.

Selain mengangkat Tomi sebagai direktur baru, RUPSLB juga mengambil dua keputusan: menyetujui pengangkatan kembali Arisandhi Indrodwisat sebagai direktur pada 15 Mei 2024, dan menyetujui pengunduran diri Direktur Mirae Asset Cho Kyung-shin.

Oleh karena itu, terhitung sejak tanggal 16 Mei 2024, saat diterimanya pemberitahuan perubahan data perusahaan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, susunan direksi Mirae Asset adalah sebagai berikut. CEO/CEO: Taeyong Shim Direktur: Arisandhi Indrowisatio Direktur: Tommy Tauphan

Tommy memiliki total pengalaman 12 tahun di pasar modal, 9 tahun di Mirae Asset, dan memegang lisensi Perwakilan Dealer Efek (WPPE). Beliau memulai karirnya di Mirae Asset sebagai OE Management Associate (Office Training/OE), OE Management Manager, dan Retail Business Manager.

Sebelum bergabung dengan Mirae Asset, Tomi bekerja sebagai koordinator cabang di PT Reliance Securities Tbk (sekarang Reliance Sekuritas Indonesia Tbk).

 

 

Di sisi ritel, Pak Sim mengatakan perusahaan memiliki beberapa strategi baru tahun ini. Salah satu strategi baru ini adalah memberikan pilihan ruang perdagangan yang lebih luas kepada nasabah sekaligus meningkatkan manajemen risiko.

CEO Shim mengatakan, “Saat ini, Mirae Asset diakui oleh para pelaku pasar sebagai perusahaan dengan sistem manajemen risiko terbaik, yang memungkinkannya untuk lebih mengontrol fasilitas perdagangan pelanggan berskala besar.”

Secara khusus, Direktur Mirae Asset Tommy Taupan mengatakan, “Mirae Asset mengelola saham margin dengan memanfaatkan berbagai faktor pasar dan memilih saham-saham unggulan melalui sistem manajemen risiko yang stabil untuk memberikan peluang investasi yang sangat baik kepada pelanggan.”

Tomi mengatakan, fasilitas perdagangan ini diberikan untuk meningkatkan batas maksimum perdagangan saham harian (residual trading limit/RTL) dan menambah jumlah saham yang termasuk dalam fasilitas akun margin (margin laiknya share).

“Dengan sistem manajemen risiko yang lebih baik dan kuat, kami akan memungkinkan klien kami untuk berdagang dengan opsi perdagangan yang lebih terbatas dan margin taruhan yang lebih besar,” kata Tomi.

Sedangkan untuk saham margin, saat ini terdapat sekitar 80 saham yang dapat diperdagangkan oleh pelanggan dengan akun margin, namun jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 100 dalam waktu dekat.

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebelumnya memperkirakan Indeks Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai 8.100 pada tahun 2024. Ketua tim riset Mirae Asset Indonesia Sekuritas mengatakan sektor teknologi digital akan menjadi salah satu sektor yang menjanjikan pada tahun depan. , bersama dengan sektor perbankan dan telekomunikasi, otomotif, logistik dan sektor terkait konsumsi lainnya.

Ia mengatakan, “Kami memperkirakan nilai riil IHSG pada paruh kedua tahun ini akan berada di kisaran 8.100 pada tahun depan seiring dengan pelonggaran kebijakan moneter dan hasil pemilu kedua yang sudah jelas.” 14 Desember 2023).

Potensi penguatan indeks saham utama Tanah Air didukung oleh beberapa faktor. Yang terpenting, pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral global mempunyai potensi besar untuk memicu lingkungan investasi yang positif baik di pasar saham maupun obligasi.

Ia juga memandang situasi ini sebagai peluang untuk memilih strategi investasi yang lebih agresif. Robertus memperkirakan hingga akhir tahun 2023, IHSG masih memiliki potensi kenaikan pasar yang signifikan akibat aksi beautifikasi akhir tahun (window dressing) yang dilakukan investor besar, atau biasa disebut dengan reli Santa Claus. Untuk beberapa saham blue chip.

Saham induk tersebut dinilai masih memiliki valuasi menarik sehingga perlu diakumulasi kembali. Beberapa saham tersebut adalah PT Astra International Tbk (ASII), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

ASII memiliki valuasi rasio harga terhadap pendapatan (P/E) yang terus menurun mendekati level Maret 2020, meskipun valuasi return on equity (ROE) mengalami peningkatan. Harga dan valuasi saham TLKM pun membaik dibandingkan sebelumnya yang anjlok.

 

Saham biru lainnya adalah EXCL yang rasio price-to-book (P/BV)-nya turun di bawah 1x. “Kami yakin harga saham EXCL sangat menarik. Meski profitabilitas ROE tidak setinggi emiten lain di sektor ini, emiten tersebut mempunyai rencana besar untuk mengintegrasikan 750.000 pengguna jasa PT Link Net Tbk (LINK). persetujuan dan diharapkan selesai pada kuartal pertama tahun 2024.”

Salah satu saham blue chip yang masih tertinggal dan menarik adalah AKRA, meski ROE-nya terus meningkat namun rasio P/E perseroan masih cenderung stagnan.

Perusahaan logistik bahan bakar ini baru-baru ini memperkirakan pertumbuhan laba bersih sebesar 12-15% year-on-year pada tahun 2024, didorong oleh permintaan bahan bakar dan bahan kimia dasar di Indonesia bagian timur, khususnya di industri pertambangan, pemurnian, dan peleburan (smelter). . .

Perseroan juga optimistis penjualan lahan industri di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Grešík (Jatim) akan menunjang kinerjanya.

 

Saham biru lainnya adalah EXCL yang rasio price-to-book (P/BV)-nya turun di bawah 1x.

“Kami yakin harga saham EXCL sangat menarik. Meski profitabilitas ROE tidak setinggi emiten lain di sektor ini, emiten tersebut mempunyai rencana besar untuk mengkonsolidasikan 750.000 pengguna jasa PT Link Net Tbk (LINK). persetujuan dan diharapkan selesai pada kuartal pertama tahun 2024.”

Salah satu saham blue chip yang masih tertinggal dan menarik adalah AKRA, meski ROE-nya terus meningkat namun rasio P/E perseroan masih cenderung stagnan.

Perusahaan logistik bahan bakar ini baru-baru ini memperkirakan pertumbuhan laba bersih sebesar 12-15% year-on-year pada tahun 2024, didorong oleh permintaan bahan bakar dan bahan kimia dasar di Indonesia bagian timur, khususnya di industri pertambangan, pemurnian, dan peleburan (smelter). . .

Perseroan juga optimistis penjualan lahan industri di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Grešík (Jatim) akan menunjang kinerjanya.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *