Sat. Sep 21st, 2024

Bursa Asia Tertekan Jelang Pengumuman Inflasi Australia

By admin Jul15,2024 #Bursa #Bursa Asia #Saham

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Banyak bursa saham di kawasan Asia-Pasifik atau sering disebut bursa saham Asia mengalami tekanan perdagangan pada Rabu dini hari. Saham Asia diperkirakan melemah karena investor menunggu rilis data inflasi Australia hari ini.

Selain itu, investor di Asia juga menantikan data manufaktur Singapura bulan Mei yang juga akan diumumkan pada Rabu sore.

Tingkat inflasi tertimbang Australia diperkirakan mencapai 3,8% pada bulan Mei, menurut survei ekonom yang dilakukan kantor berita internasional, mengutip CNBC, Rabu (26/6/2024). Indikator ini lebih tinggi dari 3,6% yang tercatat di bulan April.

Angka tersebut muncul setelah Gubernur Reserve Bank of Australia Michelle Bullock baru-baru ini mengumumkan bahwa bank sentral telah membahas kenaikan suku bunga pada pertemuan terakhirnya.

Jika inflasi melebihi ekspektasi dan mendorong Reserve Bank of Australia menaikkan suku bunga, Reserve Bank of Australia akan menjadi bank sentral besar Asia-Pasifik pertama yang melakukan hal tersebut karena investor menunggu penurunan suku bunga, kecuali di Jepang.

Reserve Bank of Australia memiliki dua data inflasi yang akan dirilis pada tanggal 26 Juni dan 31 Juli sebelum pertemuan berikutnya pada tanggal 6 Agustus.

Output pabrik Singapura pada bulan Mei juga akan dirilis pada hari Rabu, dengan survei para ekonom memperkirakan kenaikan sebesar 2% tahun-ke-tahun, dibandingkan dengan penurunan 1,6% pada bulan April. indeks gerak 

S&P/ASX 200 Australia dibuka 0,63% lebih rendah pada hari Rabu.

Nikkei 225 Jepang naik 0,26% di awal perdagangan, sedangkan Topix yang lebih luas turun 0,17%.

Kospi Korea Selatan dibuka 0,38% lebih rendah, sedangkan saham berkapitalisasi kecil Kosdaq naik 0,38%.

Indeks Hang Seng berjangka Hong Kong berada di level 17,958, turun dari penutupan terakhir HSI di level 18,072.9.

 

Reli Nvidia memimpin komposit S&P 500 dan Nasdaq lebih tinggi di Wall Street pada hari Selasa, sehari setelah investor menjual raksasa chip tersebut.

S&P 500 naik 0,39% menjadi 5.469,30 dan Nasdaq menguat 1,26% menjadi 17.717,65. Kedua indikator tersebut berakhir dengan penurunan selama tiga hari.

Sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 299,05 poin atau 0,76% menjadi 39.112,16.

Saham Nvidia naik sekitar 6,7%. Sahamnya turun lebih dari 6% di sesi sebelumnya dan membukukan penurunan satu hari terbesar sejak 19 April, ketika turun 10%.

Saham beberapa perusahaan teknologi berkapitalisasi besar juga menguat setelah penurunan pada hari Senin. Platform Meta dan Alphabet tumbuh lebih dari 2%.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *