Fri. Sep 20th, 2024

Kisah Gias, Bocah Cilik yang Dipaksa Berjualan Demi Lunasi Utang Orang Tua

matthewgenovesesongstudies.com, Gorontalo – Fenomena anak yang bekerja sebagai penjual keripik semakin banyak terjadi di Kabupaten Gorontalo. Padahal seharusnya usia mereka fokus untuk mengenyam pendidikan, bukan mencari uang.

Berdasarkan pantauan matthewgenovesesongstudies.com, anak-anak kerap berjualan keripik pisang di pusat kota Gorontalo. Mereka membawa keranjang penuh keripik dan menawarkannya satu per satu kepada orang-orang yang mereka lihat. Tak heran jika mereka juga kerap terlihat di pusat perbelanjaan dan kafe kota Gorontalo yang ramai pengunjung.

Salah satu anaknya adalah Geas (11), anak seorang penjual keripik, mengaku hasil penjualan yang dibawanya adalah milik orang tuanya. Setiap pulang sekolah, ia harus menjual keripik untuk melunasi hutang orangtuanya.

“Ini keripik buatan orang tua saya, tapi saya diminta menjualnya,” ujarnya.

Menurut Geas, ia harus berjualan keripik pisang pada malam hari ditemani ayah pelayannya. Usai penjualan, mereka kembali bersama ke Limbuto, Kabupaten Gorontalo. “Kadang-kadang saya pulang jam 12, bahkan lebih malam,” ujarnya.

Meski wajahnya terlihat lelah, bocah itu ingin terus berjualan. Situasi ini juga menjadi keprihatinan serius bagi warga Gurantalu, dimana perlindungan terhadap anak sudah seharusnya menjadi prioritas pada usia mereka.

Usai dikonfirmasi, Kepala Bidang Rehabilitasi Dinas Sosial Kota Gorontalo, Hirsan Tahir, mengatakan pihaknya sudah melakukan pemantauan terhadap anak-anak yang kerap menjadi korban perdagangan orang. Setelah tindakan tersebut, mereka kembali berjualan, dan jumlahnya bahkan lebih banyak lagi.

“Kami pernah mendominasi mereka di Bundaran HI Gorontalo. Namun baru beberapa hari kemudian mereka kembali,” kata Herson.

Menurut Herson, permasalahannya adalah mereka jarang terlihat berjalan-jalan di Gorontalo pada siang hari. Nanti sorenya kita jual lagi.

“Itu menyulitkan kami, mereka ada di sana malam ini,” ujarnya. Biasanya berhenti di lampu merah, tapi sekarang berjualan dengan mendatangi rumah-rumah dan pusat keramaian.”

Namun, dinas sosial akan terus memantau pergerakan anak-anak yang ditangkap karena eksploitasi dan perdagangan manusia. Mereka sedang menyelidiki siapa yang memaksanya.

– Kami akan terus berusaha menawarkan program terbaik kepada mereka. “Agar tidak ada lagi peluru seperti ini di Gorontalo,” tegasnya dalam video pilihan di bawah ini:

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *