Fri. Sep 20th, 2024

Gunung Semeru Masih Erupsi, Keluarkan Awan Panas dan Guguran Lava

matthewgenovesesongstudies.com, Bandung – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan aktivitas Gunung Semeru seperti erupsi awan panas dan erupsi gunung berapi tergolong tinggi menurut data pantauan per 15 April 2024. . Masyarakat juga disarankan untuk mengikuti beberapa tindakan pencegahan keselamatan.

Muhammad Wafid, Direktur Survei Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan aktivitas Gunung Semeru jarang terpantau secara visual karena terhalang cuaca berkabut.

Wafid 2024 seperti dikutip dalam keterangannya di Bandung, Selasa, 16 April 2024, “Aktivitas Gunung Semeru hingga 15 April 2024 mengindikasikan masih berlangsungnya erupsi awan panas dan erupsi gunung berapi.”

Dia mengatakan, penumpukan material letusan Gunung Semeru kemungkinan besar akan berubah menjadi lava atau awan panas. Pada saat yang sama, lapisan tanah yang terkubur dan/atau awan panas di aliran sungai kemungkinan besar akan berubah menjadi lava jika berinteraksi dengan curah hujan.

Selain itu, interaksi lapisan material bersuhu tinggi yang jatuh dari gunung berapi atau awan panas dengan air sungai berpotensi terjadinya letusan sekunder.

“Kami melihat asap berwarna putih keabu-abuan keluar dari kawah besar yang berjarak 50-300 meter dari puncak gunung. Ternyata letusan dan erupsi lahar jarang teramati karena terhalang atmosfer berkabut dan kadang ada.

Sedangkan jumlah dan jenis gempa bumi yang tercatat masih didominasi oleh gempa bumi, gempa bumi, angin topan, dan gempa bumi.

“Gempa vulkanik dalam dan getaran harmonik sering terekam. Peristiwa seismik terkait peristiwa lahar sudah beberapa kali terekam,” ujarnya.

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, Survei Geologi menyimpulkan tingkat aktivitas Gunung Semeru berada pada Level III (Awas). Terkait dengan tingkat aktivitas tersebut, Badan Geologi memberikan beberapa rekomendasi kepada masyarakat sebagai berikut:

(1) Warga/Wisatawan/Wisatawan tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Jalan Besuk Kobokan, 13 km dari puncak (Pusat Erupsi). Di luar jarak tersebut, warga tidak akan beraktivitas di radius 500 meter dari bantaran sungai (sungai) sepanjang Jalan Besuk Kobokan karena ada kemungkinan terdampak awan panas dan lahar yang memanjang hingga 17 km. Atas.

(2) Manusia tidak boleh bekerja dalam jarak 5 km dari kawah/puncak Semeru karena berisiko terkena lemparan batu (api).

(3) Masyarakat mewaspadai kemungkinan terjadinya awan panas, lahar, dan lahar pada sungai/lembah yang berasal dari puncak Semeru, khususnya Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Saat, serta lahar. Sungai kecil, anak sungai Besuk Kobokan.

Gunung Semeru dikenal sebagai gunung berapi aktif dengan ketinggian 3.744,50 meter di atas permukaan laut di Kabupaten Lumazang dan Kabupaten Malang.

Berdasarkan data erupsi Gunung Api Semeru pada tahun 2021, 2022, dan 2023, letusan hingga saat ini mengalami peningkatan dan letak awan panas relatif mengarah ke tenggara menuju Besuk Kobokan yang merupakan panas berbeda.

Hingga saat ini letusan terus terjadi sehingga membentuk gas dan batuan di sekitar kawah/puncak, bahkan ada pula yang dapat menjadi awan es panas jika tingkat kestabilannya tepat. Sejak terjadinya peristiwa awan panas pada 28 Maret 2024 pukul 15.18 WIB yang disusul peristiwa lahar, aktivitas Gunung Semeru tergolong tinggi.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *