Fri. Sep 20th, 2024

Neuromuscolar Disorder adalah Gangguan Saraf Otot dengan Banyak Tipe, Celine Dion dan Stephen Hawking Alami Tipe Berbeda

matthewgenovesesongstudies.com, Tangerang Gangguan neuromuskular atau dikenal juga dengan sebutan gangguan neuromuskular ternyata memiliki gejala yang hampir mirip. Faktanya, gangguan neuromuskular memiliki lebih dari seratus jenis dan cara pengobatan yang berbeda-beda.

Menurut Direktur Utama RS Mandaya Group, dr. Ben Widaja, Gangguan neuromuskular merupakan kelainan yang menyebabkan terhambatnya sinyal saraf otak ke otot sehingga menimbulkan berbagai gejala. 

Bisa pada otot wajah sehingga menyebabkan kelopak mata tidak terbuka, mulut tidak tertutup, atau otot wajah condong ke satu sisi. Bisa juga menyerang kaki, membuatnya lemah, lumpuh dan tidak bisa berjalan.

Gejala umumnya antara lain kesemutan, nyeri otot, sulit berjalan, sulit berbicara dan bergumam, kelopak mata terkulai, mati rasa dan kesemutan, otot kaku dan sebagainya, kata Ben.

Beberapa publik figur di dunia terkena gangguan neuromuskular ini, seperti diva dunia Celine Dion yang terkena gangguan neuromuskular tipe rigid person syndrome. Karena kondisi tersebut, ia tidak bisa lagi berjalan atau bernyanyi di atas panggung.

Ada jenis kelainan neuromuskular lain, amyotrophic lateral sclerosis, yang diderita oleh ilmuwan terkenal Inggris Stephen Hawking. Karena itu, ia tetap lumpuh sejak usia 20 tahun, dan harus menggunakan kursi roda selama sisa hidupnya. 

Selain termasuk dalam jenis yang jarang terjadi, gangguan neuromuskular juga merupakan jenis yang umum dan sering dijumpai. Seperti saraf terjepit atau HPN yang sering menyerang orang lanjut usia atau muda dengan intensitas pergerakan yang tinggi.

 Jadi, beda jenis kelainan neuromuskular, pengobatannya juga berbeda-beda. Maka Mandaya membentuk tim dokter yang passionnya di saraf otot. Bisa diobati dengan benar, tepat, karena kalau diagnosisnya salah, maka pengobatannya pun salah, Ben. katanya pada Sabtu 22 Juni 2024

 

Luh Ari Indrawati, dokter spesialis neuromuskular di Neuromuscular Centre, Pusat Penyakit Saraf dan Otot Mandaya Royal Hospital Puri, menjelaskan, selain gejala umum pada pasien nyeri neuromuskular, ada gejala yang lebih spesifik.

 Seperti kelemahan otot, kurang kekuatan dalam melakukan aktivitas, pengecilan ukuran otot, pembesaran otot, kram, nyeri otot dan lain sebagainya, kata Luh Ari.

Biasanya, jika seseorang sudah kuat untuk melakukan suatu aktivitas, ketika saraf otot tersebut diserang, tiba-tiba ia menjadi tidak mampu melakukan apa pun. Ibarat tiba-tiba tidak bisa menaiki tangga, tidak bisa berjalan dengan baik, bahkan tidak bisa bangun dari tidur atau dari posisi duduk.

Hingga saat ini penyakit neuromuskular belum menarik perhatian banyak orang karena dianggap remeh bahkan penyakit langka. Padahal, gejala penyakit ini umum terjadi dan jika segera diobati, kelumpuhan bisa dihindari.

Selain mati rasa dan kesemutan, kondisi seperti gangguan bicara, badan lemas terus-menerus, nyeri otot tanpa sebab yang jelas, dan kelopak mata turun juga bisa menandakan gangguan otot akibat gangguan saraf, kata Luh Ari.

Neuromuskular dapat disebabkan oleh banyak faktor. Luh Ari menjelaskan, penyebab utamanya bisa bersifat genetik atau keturunan. Oleh karena itu, penyakit neuromuskular ini bisa terjadi pada bayi, yang bungsu berusia 3 bulan.

“Kemudian bisa juga muncul ketika Anda remaja, dewasa, atau bahkan tua. “Ada satu pasien yang pertama kali mengidap penyakit neuromuskular saat berusia 60 tahun. Setelah dilakukan pengecekan, diketahui diagnosisnya bersifat genetik,” ujarnya.

Risiko lain yang bisa menjadi penyebabnya adalah pernikahan anggota keluarga dekat. Misalnya saja menikah dengan saudara jauh atau dekat. Hal ini meningkatkan risiko memiliki anak dengan kelainan genetik.

“Boleh saja menikah dengan orang yang tidak ada hubungan keluarga, namun tetap ada kemungkinan terkena kelainan genetik tersebut, oleh karena itu penting dilakukan skrining pranikah untuk mengetahui apakah ada penyakit bawaan. bisa menular ke anak-anak,” ujarnya.

 Penyebab gangguan neuromuskular lainnya adalah malnutrisi, autoimun, gangguan hormonal, gangguan ginjal, diabetes, liver bahkan kanker. Oleh karena itu, diperlukan berbagai pemeriksaan untuk memastikan diagnosisnya.

Karena kepeduliannya terhadap kesembuhan penyakit langka tersebut, RS Mandaya mengumpulkan sekitar 20 dokter spesialis dan sub spesialis saraf untuk mendirikan Pusat Neuromuskular, Pusat Saraf dan Otot di rumah sakitnya.

Sebab menurut Erwin Suyant selaku Direktur Humas Mandaya Royal Hospital Group, pusat layanan ini fokus pada penyakit yang menyerang otot akibat gangguan pada saraf tubuh.

“Kami beruntung bisa bekerja sama dengan Dr. Luh Ari dan tim yang spesialis gangguan otot akibat gangguan saraf sehingga menyebabkan nyeri otot, kelemahan bahkan kelumpuhan anggota tubuh seperti tangan dan kaki.”

“Mandaya Royal Hospital Puri sangat bangga bisa memadukan dokter spesialis otot yang sangat langka di Indonesia, dengan teknologi canggih seperti peralatan EMG single fiber canggih, uji potensi bangkitan, MRI neurosensitif, dan laboratorium genetika DNA yang merupakan pasien sebelumnya. digunakan. tadinya harus ke Singapura untuk datang, sekarang bisa di Indonesia, di Mandaya dengan harga yang jauh lebih terjangkau,” kata Erwin.

 Orang yang memiliki kelainan neuromuskular seringkali memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan diagnosis pasti mengenai penyakitnya, biasanya sekitar 5 hingga 30 tahun.

Dengan tim dokter dan institusi yang mumpuni, kami berharap masyarakat yang menderita penyakit neuromuskular dapat segera mendapatkan diagnosis yang tepat, sehingga mendapatkan terapi dan pengobatan yang tepat, karena akan sangat berbahaya jika pasien salah diagnosis dan menerima. pengobatan yang salah.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *