Fri. Sep 20th, 2024

5.461 Orang Terjangkit Flu Singapura di Indonesia, Bisa Serang Anak-Anak hingga Orang Dewasa

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Hingga minggu ke-11 tahun 2024, jumlah kasus flu Singapura atau penyakit tangan, kaki, mulut (HFMD) mencapai 5.461 kasus.

Data tersebut disampaikan dokter spesialis paru Erlina Burhan berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kmenkes RI).

Berdasarkan data Humas Kementerian Kesehatan, tercatat 5.461 orang terjangkit Flu Singapura di Indonesia, dan di Provinsi Banten sebanyak 738 kasus dalam kurun waktu tiga bulan sejak Januari hingga Maret 2024, kata Erlina dalam temu media online. dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Kamis (28/3/2024).

Nomor 738 diterima dari Dinas Kesehatan Banten. Sementara di Dinas Kesehatan Dipok, total tersangka sudah teridentifikasi sebanyak 14 orang dan 10 orang di antaranya tengah mendapat perawatan di rumah sakit.

“Kenapa diperlakukan seperti ini? Tentu mungkin kelulusan itu tidak mudah,” kata Erlina.

Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) membahas situasi flu Singapura di negara lain seperti China.

“Di China, kasusnya mulai menyebar pada tahun 2021, walaupun saat itu COVID sedang berada pada puncaknya, namun banyak ditemukan kasus flu Singapura sebanyak 2,5 juta.”

Jadi kalau kita lihat di Malaysia, angka flu di Singapura sangat tinggi, yakni 106.447 kasus. “Iya kalau dibandingkan Indonesia tinggi, tapi kita belum tahu rekor terendah atau tidak karena sedikit yang melaporkan.”

Erlina juga memperkenalkan Demam Singapura. Menurutnya, flu Singapura merupakan penyakit virus yang menyerang anak-anak maupun orang dewasa.

Namun penyakit ini banyak dilaporkan terjadi pada anak-anak, menginfeksi anak-anak berusia 10 tahun, dan beberapa dapat menginfeksi orang dewasa.

Biasanya, lanjut Erlina, Flu Singapura diawali dengan demam, sakit tenggorokan, dan jika pasien sakit tenggorokan juga disertai batuk.

“Dan ada gejala khusus demam singapura, yaitu tangan dan kaki terasa kaku, kalau pecah akan menimbulkan luka dan bisul. Fleksibel maksudnya lepuh berisi air. Ada juga yang elastis. mulut dan jika pecah dapat menimbulkan sariawan.”

Sebelumnya, pakar kesehatan global dan ahli epidemiologi Dickie Budiman mengatakan HFMD tersebar di seluruh dunia, namun prevalensinya lebih tinggi di wilayah tropis dan subtropis.

“Penyakit ini terjadi pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, dengan kasus terjadi di banyak daerah selama musim panas dan awal musim gugur,” jelas Dickey baru-baru ini.

Virus yang paling umum menyebabkan HFMD adalah enterovirus A71 (EV-A71) dan Coxsackievirus A16 (CV-A16), meskipun ada jenis enterovirus lain yang dapat menyebabkan penyakit ini.

HFMD merupakan masalah kesehatan utama di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, kata Dickey. Beberapa negara di kawasan ini telah melaporkan wabah HFMD dalam jumlah besar, terutama dengan sejumlah besar kasus terjadi pada anak-anak.

“Hal-hal seperti kurangnya sanitasi, kepadatan penduduk, dan mobilitas yang tinggi berkontribusi terhadap penyebaran penyakit ini,” jelas Dickey.

Dickey melanjutkan, populasi dunia diperkirakan akan tumbuh dari 7,8 miliar pada tahun 2021 menjadi lebih dari 9 miliar pada tahun 2030. Oleh karena itu, jumlah anak di bawah usia 5 tahun yang berisiko terkena HFMD pun meningkat.

Di sisi lain, lanjut Dickey, mobilitas manusia yang semakin besar, baik dalam bentuk perjalanan lokal maupun internasional, meningkatkan risiko penyebaran HFMD di seluruh dunia. Daerah dengan kepadatan penduduk lebih tinggi mempunyai kasus HFMD yang lebih tinggi.

Proyeksi urbanisasi yang terus berlanjut meningkatkan urgensi untuk mengatasi masalah ini di wilayah perkotaan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *