Sat. Sep 21st, 2024

Inovasi Layanan Deposit ala Desi Selviana, Mengenal Budaya Lokal Sulsel Jadi Lebih Seru

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Desi Slaviana, pustakawan terkemuka dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sulawesi Selatan, menunjukkan strategi luar biasa dalam upayanya meningkatkan minat dan pengetahuan membaca di kalangan anak-anak, hingga generasi ke-7. Melalui berbagai program interaktif dan edukatif, Desi mengubah perpustakaan menjadi pusat pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

Sebagai anggota Pustakawan Berprestasi Nasional tahun 2024, Desi diakui tidak hanya atas dedikasinya namun juga kreativitas yang ia gunakan dalam mendukung layanan perpustakaan di masyarakat.

Salah satu inovasi utama Desi adalah pengembangan perpustakaan yang menangani berbagai metode pengajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan alat peraga ini, anak-anak yang berkunjung ke perpustakaan tidak hanya membaca buku tetapi juga dapat belajar ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung melalui pengalaman interaktif.

“Kami telah menerima beberapa dana hibah pengajaran dari Kementerian Ristek dan Universitas Negeri Makassar. Alat-alat tersebut antara lain katrol, motor tegangan tinggi, katrol, panel surya dan peralatan lainnya. Sehingga anak-anak dapat belajar langsung tentang ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujarnya. dikatakan. dalam sebuah wawancara.

Dengan alat peraga ini, konsep-konsep abstrak yang biasanya hanya terdapat pada buku kurikulum menjadi lebih nyata dan mudah dipahami anak. Misalnya dengan demonstrasi energi matahari yang diubah menjadi energi listrik, anak-anak dapat memahami prinsip-prinsip teknologi energi terbarukan. Mempromosikan budaya lokal melalui layanan simpanan

Selain fokus pada ilmu pengetahuan dan teknologi, Desi juga sangat konsen dalam melestarikan dan memajukan budaya lokal di Sulawesi Selatan. Ia mendirikan tempat penyimpanan yang menyimpan koleksi sejarah, budaya, tradisi, kepercayaan dan makanan tradisional Sulawesi Selatan.

Koleksi ini dihadirkan dalam format ekspresi yang menarik agar generasi milenial mudah mengenal dan mencintai budaya daerahnya.

“Kami mengangkat tradisi, budaya, nenek moyang kerajaan, dan makanan tradisional Sulsel yang tidak dapat kita temukan di buku atau perpustakaan lain. Ini adalah upaya kami untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya lokal pada generasi baru,” ujarnya.

Perpustakaan yang dikelola Desi juga memiliki pusat pameran ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana anak-anak dapat belajar ilmu pengetahuan secara menarik dan interaktif. Di sini mereka dapat melihat berbagai pameran ilmiah dan mengikuti kegiatan pendidikan.

Desi juga menyelenggarakan berbagai acara dan kompetisi edukasi untuk menarik minat anak-anak dan masyarakat terhadap perpustakaan. Acara populer lainnya adalah lomba mewarnai penggemar dengan menulis lontara, aksara tradisional Sulawesi. Kegiatan ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga mengajarkan anak-anak tentang budaya dan sejarah daerah tersebut.

Desi meyakini tantangan terbesarnya adalah menghadapi pesatnya perkembangan teknologi dan adaptasi terhadap kecerdasan buatan (AI). Namun, ia yakin dengan pengembangan lebih lanjut, seperti mempromosikan koleksi khas daerah, perpustakaan masih bisa menjadi sumber ilmu pengetahuan yang populer.

Desi berpesan kepada seluruh pustakawan untuk terus berinovasi dan mengikuti perkembangan saat ini. “Jangan pernah takut untuk mencoba hal baru dan terus belajar. Dengan kerja keras dan dedikasi kita bisa menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang menyenangkan dan bermanfaat bagi semua orang,” kata Desi.

Desi Slaviana (46) lahir di Farfari dan saat ini tinggal di Makassar. Beliau menyelesaikan pendidikan terakhirnya dengan gelar Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi dari Universitas Hasanuddin Makassar.

Penghargaan yang pernah diterimanya antara lain Penghargaan Presiden Republik Indonesia Tanda Satyalancana Karya Satya X Tahun 2020 sebagai bentuk pengakuan atas pengabdiannya yang luar biasa.

 

Ketertarikan Desi memilih karir di bidang perpustakaan bermula dari kecintaannya pada buku. Selain buku, Desi juga menikmati kehidupan sehari-hari.

Dia berkata: “Saya sangat menyukai buku karena saya suka membaca.”

Saat harus memilih jurusan kuliah, Desi memutuskan untuk mengambil spesialisasi ilmu komunikasi. Menurutnya, kepala perguruan tinggi yang menyibukkan diri dengan pekerjaan yang digelutinya sudah ada kemajuan.

“Karena beliau mempunyai latar belakang ilmu komunikasi yang relevan dengan pekerjaannya saat ini, yaitu sebagai komunikator untuk memberikan berbagai layanan perpustakaan secara tatap muka dan melalui media interaktif (online) secara profesional,” jelasnya.

Ketertarikan terhadap karya ini didorong oleh berbagai faktor sehingga mendorong Desi untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan keterampilan (life skill) hingga mencapai posisi pustakawan hebat.

Sedangkan untuk menjadi pustakawan profesional, Desi meyakini harus memiliki pengalaman baik dari segi keterampilan, kualifikasi, dan sertifikasi.

Menurutnya, “upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme dalam bekerja ini bukan hanya tanggung jawab lembaga perpustakaan saja, namun juga tanggung jawab individu. Kemampuan ini harus dipertanggungjawabkan dan diuji.”

Dalam waktu dekat, Desi berencana menjadi tuan rumah Festival Film Sains Indonesia 2024 dengan tema Zero Emissions and Circular Economy pada 15 Oktober-10 Desember 2024. Acara puncaknya adalah pemutaran film yang dilanjutkan dengan eksperimen sains sederhana dengan menggunakan alat bantu visual yang diambil dari Koleksi Layanan Perpustakaan Kabupaten Sulawesi Selatan.

“Tujuan dari proses ini adalah untuk menyajikan bagian penting dari gagasan nol emisi dan ekonomi sirkular untuk menghadapi berbagai tantangan akibat krisis iklim,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *