Fri. Sep 20th, 2024

Ini Biang Kerok Laba Bukit Asam Susut 51,4% pada 2023

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) melaporkan penurunan laba tahun 2023 sebesar 51,4 persen. Hal ini disebabkan oleh rendahnya harga batu bara.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Bukit Asam Tbk Farida Tamrin menjelaskan, salah satu faktor turunnya laba tahun lalu karena penyesuaian harga batu bara dan fluktuasi pasar. Harga rata-rata batubara ICI-3 disesuaikan sebesar 34 persen dari $127,8 per ton pada Januari-Desember 2022 menjadi $84,8 per ton secara tahunan.

Pada saat yang sama, beban pokok penjualan meningkat, termasuk sebagian royalti, angkutan kereta api, dan pertambangan.

“Jadi khusus ICI-3 penurunannya hampir 34 persen. Kedua, dari segi biaya. Jumlah ini hampir sama dengan biaya yang dikeluarkan pada tahun 2023 dan 2022. Unsur biaya yang muncul pertama adalah terkait royalti, dan kedua, transportasi dan pertambangan.

Namun, dia mengatakan klaim penggantian pada triwulan IV 2023 menunjukkan penurunan secara triwulanan. Berkat efisiensi biaya, perusahaan diharapkan mampu terus meningkatkan laba meski harga batu bara turun. Sepanjang tahun 2023, pendapatan perseroan sebesar Rp38,49 triliun. Pendapatan ini turun 9,75 persen dari 42,65 rupiah pada tahun 2022.

Dengan pencapaian tersebut, perseroan menghasilkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun 2023 sebesar Rp 6,1 triliun. Laba tersebut turun 51,42 persen dibandingkan laba tahun 2022 yang tercatat Rp 12,57 triliun.

Saham PTBA menguat 1,41 persen menjadi Rp 2.880 per saham pada sesi pertama. Harga saham PTBA masih stagnan di angka 2.840 rupiah per saham. Harga saham PTBA berada pada level tertinggi 2.900 rupiah dan terendah 2.810 rupiah per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 5.563 kali dengan 216.391 lembar saham. Nilai bisnisnya Rp 62,1 miliar.

Sebelumnya diberitakan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton pada 2024. CEO PT Bukit Asam Tbk Arsal Ismail mengatakan perencanaan perseroan pada tahun ini dilakukan dengan memantau tren pasar terkini dan mengantisipasi berbagai faktor dinamis.

“Pada tahun 2024, PTBA menargetkan produksi batubara sebesar 41,3 juta ton, penjualan sebesar 43,1 juta ton, dan pengangkutan sebesar 33,7 juta ton,” kata Arsal dalam konferensi pers hasil tahun anggaran 2023 perseroan, Jumat (3/3/8) 2024).

Sebagai perbandingan, perseroan berhasil meningkatkan kinerja operasionalnya selama tahun 2023. Pada periode tersebut, total produksi batu bara PTBA mencapai Rp 41,9 juta ton. Produksi ini meningkat 13 persen dibandingkan realisasi produksi tahun 2022 sebesar 37,1 juta rupiah.

“Pencapaian produksi ini melampaui target pengiriman pada tahun 2023 sebesar 41 juta ton,” kata Arsal.

Peningkatan produksi ini dibarengi dengan peningkatan penjualan batu bara menjadi 37,0 juta ton pada tahun 2023, meningkat 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penjualan ekspor perseroan sebesar 15,6 juta ton, meningkat 25 persen dibandingkan tahun 2022.

 

Pada saat yang sama, penjualan di pasar domestik sebesar 21,4 juta ton, atau meningkat sebesar 12 persen year-on-year (dibandingkan periode yang sama tahun lalu). Tantangan yang dihadapi perusahaan pada tahun ini antara lain penyesuaian harga batu bara dan fluktuasi pasar.

Harga rata-rata batubara ICI-3 direvisi turun sekitar 34 persen dari $127,8 per ton pada tahun 2022 menjadi $84,8 per ton pada tahun 2023. Pada saat yang sama, harga pokok produk yang dijual meningkat. Ini termasuk kompensasi royalti, transportasi kereta api dan pertambangan.

“Dengan ini, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar dalam negeri dan juga potensi ekspor untuk mempertahankan kinerja yang baik. Perusahaan juga secara konsisten mengedepankan cost Leadership di setiap lini perusahaan. Sehingga efisiensi berkelanjutan dapat diwujudkan dengan sebaik-baiknya.’ tambah Arsal. .

Selain itu, perseroan berharap segera berdirinya kantor mitra manajemen (MIP) dapat menjadi kenyataan dan berdampak baik terhadap kinerja keuangan PTBA.

Sebelumnya diberitakan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengumumkan hasil perseroan untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Perseroan meraup pendapatan sebesar Rp38,49 triliun pada periode tersebut. Pendapatan ini turun 9,75 persen dari 42,65 rupiah pada tahun 2022.

Meski pendapatan menurun, namun beban pokok pendapatan pada tahun 2023 justru meningkat menjadi Rp 29,22 triliun dari Rp 24,68 triliun pada tahun 2022. Dengan demikian, margin kotor perseroan pada tahun 2023 turun signifikan sebesar 49,03 persen dari laba tahun 2022 yang tercatat sebesar 917 rupiah. triliun

Perseroan melaporkan beban umum dan administrasi sebesar Rp 1,94 triliun pada tahun 2023, berdasarkan laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/05/2024). Kemudian beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp656,36 miliar dan pendapatan lain-lain sebesar Rp638,4 miliar.

Pada periode tersebut, perseroan meraup keuntungan modal sebesar Rp584,34 miliar, belanja modal sebesar Rp204,04 miliar, dan bagian laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp571,3 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan melaporkan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun 2023 sebesar Rp 6,1 triliun. Laba tersebut turun 51,42 persen dibandingkan laba 2022 sebesar Rp 12,57 triliun.

Aset perseroan pada akhir tahun 2023 turun menjadi Rp38,77 triliun dari Rp45,36 triliun pada tahun 2022. Liabilitas meningkat menjadi Rp17,2 triliun pada tahun 2023 dari Rp16,44 triliun pada tahun 2022. Sedangkan Rp20,21 triliun turun menjadi Rp5 triliun. 92 triliun pada tahun 2022.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *