Sun. Oct 6th, 2024

Mengamati Kupu-kupu dan Burung di Taman Heulang Bogor

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Belantara Foundation bekerja sama dengan banyak generasi muda untuk memberikan pelatihan pencatatan dan identifikasi keanekaragaman hayati seperti tumbuhan, kupu-kupu, dan burung di lingkungan perkotaan.

18 Mei 2024 di Taman Heulang, Desa Tanah Sarel, Kecamatan Tanah Sarel, Bogor, dilakukan oleh Belantara bekerja sama dengan Program Studi Biologi FMIPA, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat serta Program Penelitian Pengelolaan Lingkungan Universitas Pakuan. .

Kegiatan ini bekerjasama dengan KupuKita dan IUCN Indonesia Species Specialist Group (IdSSG) serta didukung oleh PT. Sharp Electronics Indonesia dan Taman Impian Jaya Ankol.

Kelas Keanekaragaman Hayati Bellantara merupakan rangkaian kelas keanekaragaman hayati yang diadakan sekarang dan nanti dari program Reverse the Red IUCN untuk mendukung pemerintah dalam merevitalisasi Kongres Spesies Dunia 2024 yang diadakan pada tanggal 15 Mei.

Terlebih, kegiatan ini diselenggarakan khusus dalam rangka menyambut Hari Keanekaragaman Hayati Internasional 2024 yang diperingati setiap tanggal 22 Mei. Tahun ini temanya adalah Jadilah bagian dari rencana.

Tema ini mendorong semua pihak untuk berpartisipasi aktif dalam implementasi Konvensi PBB tentang Pengurangan Hilangnya Keanekaragaman Hayati, Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework.

Tujuan utama diadakannya Kelas Keanekaragaman Hayati Belantra adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya konservasi dan pelestarian keanekaragaman hayati pada masyarakat khususnya generasi muda khususnya di perkotaan.

Tujuan lain dari kegiatan ini adalah untuk mendata dan mengidentifikasi potensi keanekaragaman hayati Heulong Park, seperti tumbuhan, kupu-kupu, dan burung.

Direktur Eksekutif Belantra Foundation Dr. Dolly Pritna dalam sambutannya mengatakan, dipilihnya Heulong Park sebagai lokasi kegiatan karena merupakan taman terluas di Kota Bogor, sekitar 2,8 hektar, yang awalnya hanya digunakan sebagai lapangan sepak bola.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bogor pada tahun 2015 menghidupkan kembali kawasan tersebut sebagai taman untuk mendukung pembangunan berkelanjutan taman tersebut sebagai bahan pemantauan dan pengkajian potensi keanekaragaman hayati seperti jenis tumbuhan, burung, dan kupu-kupu. Pendataan sangat penting. dikatakan. Dolly yang juga merupakan dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Pakwan.

Dolly yang juga anggota Komisi Pengelolaan Ekosistem IUCN menambahkan, ruang hijau di perkotaan, seperti Heulong Park, dapat dimanfaatkan sebagai laboratorium alam, tempat mahasiswa memperoleh pengetahuan di kawasan tersebut. biologi.

 

Menurut Wahyun dkk. berdasarkan hasil penelitian tersebut. Pada tahun 2018, setidaknya ditemukan 17 jenis burung di Taman Heulong. Informasi ini harus diperbarui dari waktu ke waktu untuk mengetahui apakah telah terjadi perubahan jumlah spesies burung tersebut.

Satwa liar seperti kupu-kupu dan burung mempunyai peranan yang sangat penting dalam kelangsungan ekosistem. Misalnya kupu-kupu yang berperan penting sebagai penyerbuk, yaitu penyerbuk alami bunga.

Burung dapat membantu penyebaran benih (seed dispersal) dan mengendalikan hama (biokontrol). Selain itu, kupu-kupu dan burung dapat menjadi indikator baik atau tidaknya kualitas lingkungan (bioindikator).

Seiring dengan percepatan pembangunan, kupu-kupu dan burung menghadapi ancaman seperti hilangnya habitat, perburuan dan perdagangan ilegal, pencemaran lingkungan, perubahan iklim global, dan kerusakan lingkungan yang mengancam produktivitas habitatnya dan berdampak pada kesehatan mereka.

Di tempat yang sama, pendiri komunitas Kupukita Dr. Nurul L. Vinarni mengatakan, pihaknya terus mengajak dan mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, untuk turut serta mengumpulkan informasi mengenai kupu-kupu di sekitar mereka.

“Gerakan sains warga kupu-kupu terus kita galakkan, kegiatan karya ilmiah yang dilakukan masyarakat secara menyenangkan dengan bantuan ilmuwan profesional atau lembaga ilmiah,” ujar Narul yang merupakan Ilmuwan Pengabdian dan Pengembangan/Penelitian Penelitian ini. juga merupakan pimpinan Pusat Perubahan Iklim Universitas Indonesia.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh 15 jenis burung dan 16 jenis kupu-kupu. Di antara 15 jenis burung yang teridentifikasi, terdapat satu jenis burung yaitu burung kipas belang (Repidura javanica) yang termasuk dalam kategori burung yang dilindungi berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018 tentang Jenis Burung yang Dilindungi. termasuk tumbuhan dan hewan.

Berdasarkan status ancaman, terdapat satu jenis burung yaitu Common Spectacled Bird (Zosterops melanurus) yang masuk dalam status Endangered atau Vulnerable oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). ).

Acara tersebut juga dihadiri oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Sukaraja, Bogor; SMA Negeri 6 Bogor; SMA Negeri 9 Bogor; SMK Negeri 1 Bogor; dan siswa dari SMA N 6 Tangsel serta Universitas Riau, Universitas Andalas, Universitas Padjadjaran, Universitas Mataram, Universitas Jember, Universitas Samudera dan Universitas Mulawarman. Pembimbing kegiatan ini adalah Yayasan Bellantra, Kupukita dan Himabio Helianthus FMIPA dari Universitas Pakuan.

 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *