Sat. Oct 5th, 2024

Kondisi Korban Keracunan Massal di Sukabumi Kian Memburuk, 1 Orang Lansia Kritis

matthewgenovesesongstudies.com, Sukabumi – Menyusul meninggalnya seorang anak berusia 9 tahun akibat keracunan makanan, ratusan warga di dua kabupaten di Kabupaten Sukabumi. Korban lansia tersebut baru-baru ini dinyatakan dalam kondisi kritis. 

Pria berusia 66 tahun itu dilaporkan dalam kondisi kritis dan belum mau dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar karena seluruh anggota keluarganya menjadi korban keracunan. 

Hingga Selasa malam (11/6/2204), korban keracunan asal Kecamatan Sagaranten dan Kurugkembar Kabupaten Sukabumi yang dirawat di Puskesmas setempat kondisinya semakin parah. Para pasien terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sagaranten karena kondisinya semakin memburuk. 

Menurut rumah sakit distrik Sagarantensky, sekitar 42 pasien dirujuk karena kondisinya yang memburuk. Kurang optimalnya perawatan di Puskesmas Sagaranthen dan Kurugkembar memaksa mereka dirujuk ke rumah sakit.

“Sampai saat ini, dalam laporan kepala dinas, total pasien yang dilarikan ke Pukesmas sebanyak 39 orang (42 orang terakhir), tiga orang dipulangkan dengan kondisi membaik, dua orang justru memburuk, satu orang. kehilangan kesadaran. Kami melakukan observasi,” kata direktur dokter rumah sakit distrik Sagarantensky. Hikmah Gumilar.

Ia mengatakan, di antara keracunan massal tersebut, seorang pria lanjut usia dinyatakan kritis dan kehilangan kesadaran. Meski disarankan untuk dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar di Kota Sukabumi. 

Namun keluarga pasien menolak karena seluruh keluarga lansia juga menjadi korban keracunan. 

“Kesadaran sudah turun, tapi dokter sudah membangkitkan kesadaran, dan ketika kami ingin mencapai kesepakatan, pihak keluarga menolak, dan pasien tidak menerima, karena seluruh keluarganya yang kesadarannya menurun selama 60 tahun dirawat di sini, jelasnya.

 

Dalam kejadian keracunan massal tersebut, pihak kecamatan melaporkan ada 170 warga di dua kecamatan tersebut yang menunjukkan gejala keracunan. Saat ini, 108 orang masih dirawat oleh tim medis di puskesmas dan rumah sakit masyarakat.

Bahkan, salah satu anak Nasfia (9 tahun) dinyatakan meninggal dunia saat dirawat di rumah sakit akibat kejang yang diduga akibat tertundanya pengobatan. 

Peristiwa itu bermula pada Minggu (6/9/2024) saat warga dua subdivisi diundang ke pesta syukuran di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Sagaranthen. Hidangan nasi bungkus dibagikan kepada warga yang datang. 

Penghuni baru tersebut mengeluhkan sakit perut, muntah-muntah, dan pusing parah sejak Senin pagi. Satu per satu warga yang mengalami keracunan makanan dibawa ke Puskesmas dan dilarikan ke rumah sakit. 

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar memeriksa langsung kondisi korban keracunan di Puskesmas dan RSUD Sagaranten. Ia mengatakan, koordinasi telah terjalin antara Puskesmas dan Dinas Kesehatan untuk bersiap menyikapi kejadian tersebut. 

“Korbannya banyak, tapi kalau saya lihat pelatihan tenaga medis dan pengobatan obatnya cukup baik, saya berharap kedepannya tidak ada lagi korban,” kata Budi. 

Dia mengimbau warga yang ingin mengadakan acara besar agar lebih memperhatikan makanan yang akan disajikan. Baik dari segi kebersihan dan kehigienisannya, maupun dari segi kesesuaian makanan itu sendiri. 

“Tidak ada salahnya imbauan saya sebagai anggota DNRD kepada masyarakat yang ingin mempersiapkan hajatan dan sebagainya. Alangkah baiknya jika ada persiapan yang lebih baik, misalnya memastikan kualitas makanan yang disajikan higienis.” , termasuk bumbu-bumbu, daging, sayur-sayuran dan lain sebagainya, kita bisa lebih berhati-hati,” ujarnya. 

Komunikasi antar pihak masih terus berjalan. Sementara sampel makanan yang diduga penyebab keracunan telah diserahkan pihak kepolisian dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi untuk dilakukan pengujian laboratorium. 

 

 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *