Fri. Sep 20th, 2024

Kitabisa Dukung Gerakan Tanam 3.000 Lamun untuk Maksimalkan Penyerapan Karbon

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Platform donasi dan penggalangan dana Kitabisa bersama Lamun Warrior dan beberapa lembaga peduli lingkungan mendukung gerakan penanaman 3.000 lamun di Pantai Teluk Bakau, Bintan untuk penyerapan karbon.

Bagi Edo Irfand, Ketua Yayasan Kitabisa, kolaborasi dan penanaman lamun ini merupakan bukti nyata komitmen perusahaan terhadap konservasi sumber daya alam.

“Saya senang dan bangga bisa berkolaborasi dengan Pejuang Lamun dan mendapatkan dukungan dari aparat pemerintah. Saya berharap upaya ini berdampak luas,” kata Edo dalam keterangannya, Rabu (3/7/2024).

Sekadar informasi, ekosistem lamun mempunyai kemampuan sebagai penyerap karbon untuk menangkap dan menyimpan karbon dioksida dari atmosfer di laut melalui fotosintesis.

Sebagian CO2 yang diserap lamun digunakan sebagai energi, dan sisanya disimpan sebagai biomassa di bagian tubuhnya seperti daun, bunga, buah, serta akar dan rimpang.

Biomassa ini dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama di sedimen laut tanpa kembali ke atmosfer. Efisiensi lamun dalam menyerap karbon dioksida sangat tinggi, dengan kapasitas 1867 ton/km² (48%), lebih tinggi dibandingkan mangrove dan terumbu karang.

Ratusan relawan dan perwakilan pemerintah Kementerian Koperasi dan UMKM serta KPP RI hadir dan hadir.

Penanaman lamun ini dihadiri oleh 200 relawan dari berbagai latar belakang. Hal ini mencerminkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap upaya perlindungan lingkungan hidup.

Co-founder Lamun Warrior, Siti N. Setiawan, menilai lamun masih sangat langka dan belum banyak yang mengetahui tentang lamun, fungsi, manfaat, dan kesejahteraannya.

Namun harapannya, kolaborasi Kitabisa dan Seagrass Warrior ini menjadi langkah awal menuju aksi nyata konservasi lamun di Indonesia, tutupnya.

Program konservasi ini dipimpin oleh Harpa (Harapan Alam), salah satu program yang dijalankan oleh Kitabisa.org, bagian dari Program Sosial Inkubasi Kitabisa.

Di sisi lain, padang lamun telah ditanam di Tay Basin, Inggris, dengan harapan dapat memerangi perubahan iklim dan memperkuat ekosistem sungai. Pabrik bawah air ini diakui sebagai sekutu dalam perjuangan melawan perubahan iklim.

Lamun dulunya berlimpah di muara Tess, namun jumlahnya menurun drastis selama satu abad terakhir karena penurunan kualitas air akibat industrialisasi sungai.

Kini kelompok lingkungan hidup Tees River Trust menanam lamun yang sebelumnya dibudidayakan di pembibitan dengan harapan menciptakan padang lamun untuk memperbaiki ekosistem sungai dan memerangi perubahan iklim.

Diumumkan VOA Indonesia pada Selasa (16/4/2024), lamun berperan penting dalam upaya memerangi perubahan iklim karena kemampuannya dalam menyerap karbon dan polutan lain yang ada di perairan.

“Lamun dapat menjadi habitat bagi semua jenis ikan kecil, invertebrata laut, namun lamun dapat meningkatkan kualitas air dan mungkin menyimpan karbon dalam sedimen daripada melepaskannya ke lingkungan laut,” kata Judy Power dari Tay River.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *