Thu. Oct 3rd, 2024

Kalah Jauh Dibanding Malaysia dan Singapura, Bank BUMN Harus Lebih Efisien

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara) atau bank-bank milik negara diyakini masih mengalami kendala kinerja. Bandingkan dengan kinerja bank-bank BUMN di Malaysia dan Singapura.

Co-Direktur Kelompok Riset BUMN Universitas Indonesia Toto Pranoto menjelaskan, Himbara perlu meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing di kelas Asia Tenggara. Dia mencatat, pendapatan Himbara menyumbang lebih dari 50 persen laba konsolidasi BUMN di Indonesia.

Ia juga membandingkan kinerja bank pelat merah tersebut dengan peers seperti CIMB dan Maybank dari Malaysia, serta DBS, OCBC dan UOB dari Singapura. Karena net interest margin (NIM), anggota Himbara masih berkisar 3,8-7,9 persen.

“Meskipun terdapat beberapa bank yang mempunyai perwakilan di Singapura dan Malaysia, angkanya relatif sekitar 2-2,5 persen. Jadi NIM yang lebih tinggi menunjukkan ada masalah kinerja di sini,” kata Toto saat Seminar Analisis Kinerja BUMN 2023 dan Masa Depan kepada Prospek BUMN, Selasa (6/11/2024).

Melihat hal tersebut, dia meminta Bank BRI, BNI, BTN, dan Bank Mandiri menurunkan tingkat NIM. Alhasil, biaya modal debitur juga bisa lebih murah.

“Oleh karena itu, saya meyakini upaya untuk lebih mendiversifikasi pendapatan melalui penerapan fee based income juga menjadi salah satu hal yang harus dicermati oleh bank Himbara ke depan,” ujarnya.

“Sehingga kedepannya mereka memiliki NIM yang lebih kompetitif dengan bank-bank di Malaysia maupun di Singapura,” lanjut Toto.

 

Di sisi lain, Toto juga mencatat pendapatan kelompok keuangan BUMN ini masih tergolong rendah dibandingkan bank-bank pelat merah di Malaysia dan Singapura. Namun, tingkat profitabilitas yang dilaporkan mungkin masih cukup kompetitif.

Faktanya, BRI dan Mandiri memiliki return on equity (ROE) yang lebih tinggi dibandingkan kompetitornya. Diketahui BRI mencatatkan ROE sebesar 19,95% dan Mandiri pada tahun 2023 sebesar 23,20%.

Lebih tinggi dibandingkan bank BUMN Malaysia CIMB dan Maybank yang mencatatkan ROE masing-masing sebesar 10,70 persen pada tahun yang sama. dan 10,80 persen 

Demikian pula bank-bank milik negara Singapura DBS, OCBC dan UOB mencatat ROE masing-masing sebesar 18%, 13,7% pada tahun 2023. dan 14,1 persen

Saham emiten bank milik negara (BUMN) dinilai masih memiliki prospek masa depan yang bagus. Jadi, apa rekomendasi saham Anda? 

Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis mengatakan, saham-saham bank pelat merah masih memiliki prospek kinerja yang kuat di tengah berlanjutnya pertumbuhan kredit yang positif. 

Di sisi lain, meskipun terdapat potensi penurunan suku bunga, namun hal ini tidak serta merta menyebabkan bank menurunkan suku bunga kreditnya, biasanya bank memerlukan waktu yang lama untuk menurunkannya. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang positif dan dinamika pemilu juga diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit konsumen. 

“Kami merekomendasikan pembelian saham BBRI dan BMRI dengan target 15%,” kata Abdul kepada matthewgenovesesongstudies.com, Senin (22/1/2024).

Sementara itu, Chief Investment Information Officer Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan, secara keseluruhan sektor perbankan dinilai masih overweight. Dari empat bank pelat merah yang ada, pihaknya merekomendasikan saham BMRI dan BBRI. 

“Pemerintah terus mendorong pertumbuhan UMKM yang lebih cepat dan BBRI yang memiliki portofolio UMKM terbesar akan merasakan manfaatnya,” kata Marta. 

 

Sementara itu, BMRI yang debitur utamanya adalah korporasi juga akan diuntungkan oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada tahun ini. Rencana penurunan suku bunga diperkirakan akan merangsang permintaan kredit korporasi.

Oleh karena itu, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan saham BMRI dengan target harga Rp 6.900 per saham dan BBRI dengan target harga Rp 6.600 per saham. 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *