Fri. Oct 4th, 2024

Sudah Selesaikan Pendidikan di Sekolah Lansia, Kakek Nenek di Semarang Jalani Wisuda

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Senyum gembira tergambar di wajah sebagian lansia yang tetap sehat meski memasuki usia lanjut. Antusiasme muda mereka terlihat saat silih berganti tampil di panggung pesta dansa yang diselenggarakan BKKBN sebagai rangkaian acara.

Jelang perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 tahun 2024, sejumlah warga lanjut usia di Semarang sedang mengejar ijazah setelah mengenyam pendidikan di Sekolah Warga Lanjut Usia.  

Sekolah Menengah Atas merupakan program studi yang diampu oleh Badan Nasional Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN). Sekolah ini khusus diselenggarakan bagi warga lanjut usia agar orang tua tetap produktif di masa tuanya.

“Di usia lanjut, para lansia ini tetap tangguh, cerdas, sehat, mandiri, aktif, produktif, dan bermartabat. Artinya, meski sudah tua, mereka tetap bermanfaat dan berkontribusi kepada negara, kata Anggota Parlemen Bidang Kemakmuran dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK), Nopian Andusti, mewakili Kepala BKKBN Dr. Hasto di Balai Kabupaten Semarang, 25 Juni 2024.

Nopian menambahkan, terdapat risiko lansia menjadi kelompok rentan jika dibiarkan tanpa pendampingan.

“Jadi kita perlu mempersiapkan mereka menjadi senior yang tangguh.” Kalaupun jumlahnya bertambah, mereka tidak menjadi beban negara. “Kami berharap sekolah senior ini menjadi wadah pendekatan pendidikan sepanjang hayat, dengan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka,” jelas Nopian.

Setiap tahunnya, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia semakin meningkat. Faktanya, pada tahun 2021, Indonesia telah memasuki struktur populasi menua, dimana sekitar 1 dari 10 penduduknya merupakan lansia.

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023 menunjukkan 11,75% penduduk Indonesia merupakan lansia.

Sejak tahun 2023, BKKBN mengembangkan kerja sama dengan Indonesia Ramah Lansia (IRL) dalam upaya pemberdayaan lansia melalui integrasi Sekolah Lanjut Usia dalam Pembinaan Keluarga Lanjut Usia (SL-BKL). Hal ini dilakukan melalui kolaborasi pentahelix antara IRL, BKKBN, komunitas lansia, koperasi dan komunitas.

Sekolah Menengah Atas merupakan salah satu model pendidikan nonformal bagi senior yang menerapkan kurikulum terpadu dengan menggunakan latihan, permainan, dan senam.

Tujuannya untuk memberikan pengetahuan kepada peserta tentang cara menjaga kemandirian dan mencegah penyakit degeneratif.

Dari Sekolah Lanjut Usia, BKKBN menggali kemungkinan-kemungkinan yang dimiliki lansia. Banyak orang lanjut usia yang sebenarnya produktif, masih bisa menyumbangkan ilmunya, masih bisa menyumbangkan tenaganya.

“Tetapi karena dia tidak diberi ruang dan kesempatan, (potensinya) ditutup. “Kita perlu menjelajah,” kata Nopian.

Ia mencontohkan penderitaan para lansia yang masih bekerja di negara maju seperti Singapura.

“Mereka bekerja sesuai kemampuannya. Ada yang bekerja di rumah sakit untuk mendorong kursi roda, “pembersih”. Artinya mereka tetap produktif hingga usia tua. Kami benar-benar ingin pergi ke arah itu.”

“Orang-orang tua sering kali menjadi orang-orang hebat pada masanya. Jika sudah kenyang, mereka akan berhenti dan beristirahat di rumah. “Padahal ilmunya masih bisa dimanfaatkan,” tambah Nopian.

Sejak tahun 2022 hingga 21 Juni 2024, telah dibuka 757 SMA di Indonesia.

Jawa Tengah memecahkan rekor dengan mendirikan 177 sekolah menengah atas dengan 2.613 siswa menyelesaikan Standar 1 dan 455 siswa menyelesaikan Standar 2.

“Luar biasa, lebih dari 30% (SMA) tersebut berlokasi di Jawa Tengah,” puji Nopian.

“Pada tahun 2024, kami berharap setidaknya akan berdiri satu sekolah lansia baru di setiap kabupaten/kota, terutama di daerah yang belum memiliki sekolah lansia. Selain itu, data potensi, siswa, dan kegiatan pendidikan sekolah lansia juga harus dilaporkan pada aplikasi Go Lansia Tangguh (GoLantang), pungkas Nopian.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *