Sat. Sep 21st, 2024

Mengenal Terapi Pencegahan Tuberkulosis, Upaya Cegah TB Sebelum Sakit

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Untuk dapat memberantas penyakit tuberkulosis (TB) pada tahun 2030, diperlukan beberapa upaya, salah satunya adalah penyembuhan penyakit tuberkulosis atau TPT.

Menurut Ketua Koalisi Organisasi Profesi Tuberkulosis (KOPI TB), Erlina Burhan, TPT adalah obat yang diberikan kepada orang yang terinfeksi TBC atau mikobakteri dan berisiko tertular TBC. Tujuannya untuk mencegah pengidap virus ini tertular TBC.

“Harus diingat bahwa tertular bukan berarti sakit. Terinfeksi penyakit ini berarti ada virus di dalam tubuh, tetapi tidak menimbulkan penyakit.” Jadi kalau kita menghirup virus TBC di udara, biasanya 70 persen sakit, 30 persen tertular penyakit ini, tapi mereka tidak sakit, virusnya ada di tubuhnya, virusnya dorman atau tidur,” jelasnya. Erlina pada pertemuan online memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia bersama departemen. Kesehatan, Jumat (22/3/2024).

Orang yang tertular, lanjut Erlina, meski saat ini tidak sakit, namun jika suatu saat nanti ada risiko tertular TBC, maka orang tersebut berisiko.

“Nah, orang-orang yang berisiko tinggi ini perlu mendapatkan pengobatan preventif. Dan pengobatan preventif berbeda dengan pengobatan yang kita kenal pada umumnya.”

Sebelum ke TPT, bagi orang yang diduga mengidap TBC namun tidak sakit, dapat dipastikan kondisinya dengan tes IGRA atau tes darah dan tes tuberkulin atau Mantoux.

“Jika tes Mantoux positif berarti ada infeksi tuberkulosis di tubuh Anda, tapi belum tentu Anda sakit. Tes ini menunjukkan bahwa tubuh telah terpapar virus tuberkulosis.”

Dikatakan Erlina, orang yang terkena infeksi TBC namun tertidur tidak akan merasakan apa-apa.

Namun, infeksi yang sudah bertahun-tahun berada di dalam tubuh bisa muncul kembali atau aktif kembali suatu saat nanti.

Lalu kelompok manakah yang paling mungkin sembuh dari TBC atau aktif kembali?

Erlina memaparkan penderita TBC reaktif atau disebut juga penduduk berisiko yang menjadi sasaran TPT, yaitu: Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Orang yang tinggal serumah dengan pasien TBC. Anak-anak di bawah usia lima tahun. Anak-anak dari 5 hingga 14 tahun. Remaja dan dewasa di atas 15 tahun. Narapidana mendapat teguran (WBP). Pekerja kesehatan. Penghuni pesantren. Mereka tinggal di barak militer. Untuk menyuntik pengguna narkoba. Orang dengan imunitas rendah seperti pasien kanker, pasien cuci darah, transplantasi organ, dll.

Penerima TPT hanya membutuhkan satu jenis obat, berbeda dengan pasien TBC yang harus mendapat empat jenis obat sekaligus. Pasalnya, penerima TPT memiliki lebih sedikit bakteri di tubuhnya.

Dalam hal pemberian TPT, selama ini di Indonesia ada tiga cara, yaitu: Pemberian isoniazid selama enam bulan atau 6H. Kombinasi isoniazid dan rifapentine selama 3 bulan atau 3HP. Kombinasi isoniazid dan rifampisin selama tiga bulan atau tiga jam.

“Kombinasi isoniazid dan rifapentine dosis tinggi memang manjur, tahan tiga bulan, tidak setiap hari, seminggu sekali selama 12 minggu.”

“Dan kalau tidak ada, kombinasi isoniazid dan rifampisin bisa digunakan tiga bulan saja, tapi itu setiap hari,” jelas Erlina.

Jika cakupan TPT tinggi dan pengobatan berjalan baik, maka meski banyak orang yang tertular TBC, mereka tidak akan sakit, lanjut Erlina. Beliau juga menjelaskan cara mengakses layanan TPT.

“TPT bisa didapatkan di FKTP (Fasilitas Kesehatan Dasar) khususnya Puskesmas dan diberikan secara cuma-cuma, ingat tidak berbayar.”

TPT penting karena terbukti memberikan dampak positif dalam menurunkan kasus TBC. Beberapa hasil TPT dalam pemberantasan tuberkulosis adalah:

Sebuah penelitian berskala nasional di Inggris menemukan bahwa TPT mengurangi risiko TBC sebesar 24 hingga 86% pada semua orang yang berisiko, termasuk mereka yang didiagnosis dengan TBC yang sulit disembuhkan.

TPT terbukti mengurangi risiko TBC atau kematian akibat TBC hingga 60% pada pasien HIV yang rutin memakai ARV.

Anak-anak yang memakai TPT mengurangi risiko terkena tuberkulosis sebesar 82 persen.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *