Sun. Sep 22nd, 2024

Bitcoin Terjun ke Level USD 65.000, Ini Gara-garanya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Bitcoin terkoreksi 5,64% menjadi USD 65.503 atau setara Rp 1,03 miliar (dengan kurs Rp 15.920 per dolar AS) menurut data CoinMarketCap pada Rabu 3 April 2024. Menanggapi penurunan tersebut Terkait harga Bitcoin, Analis kripto Reku Fahmi Almutakin mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan pasar kripto terpuruk. Arus keluar Bitcoin ETF

Fahmi mengatakan, terkoreksinya Bitcoin pada periode tersebut disebabkan net flow Bitcoin Spot ETF pada 1 April sebesar minus US$85,7 juta atau setara Rp1,3 triliun yang merupakan net flow negatif pertama setelah net flow positif pada Maret. 25.

Fahmi mengatakan, koreksi yang terjadi tidak serta merta membuat bitcoin menjadi kurang menarik atau bisa disimpulkan sebagai perubahan arah tren. Pasalnya, Bitcoin masih menarik sebagai sarana investasi, terutama mengingat dinamika perekonomian global yang masih berkutat dengan masalah inflasi dan pertumbuhan. Kondisi perekonomian global

Kondisi perekonomian internasional dan domestik masih dibayangi oleh keberhasilan upaya menurunkan inflasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi, sehingga turut mempengaruhi iklim investasi.

Pasalnya, tingginya suku bunga The Fed sebesar 5% ke atas yang berlangsung sejak akhir Maret 2023 atau mencapai periode saat ini belum mampu menurunkan inflasi hingga mencapai target yang telah ditetapkan, kata Fahmy dalam siaran pers. , Rabu (04/03/2024).

Di dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini mengumumkan inflasi Ramadhan tahun ini akan meningkat lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, yakni sebesar 0,52%. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perekonomian global dan nasional masih belum sepenuhnya terbebas dari permasalahan inflasi.

Menurut Fahmi, situasi yang muncul ini menyoroti pentingnya diversifikasi investasi ke dalam kelas aset global yang tidak terkait langsung dengan kondisi perekonomian tradisional.

Bitcoin adalah alat yang dapat memenuhi kriteria ini. Akibatnya, banyak investor institusi di Amerika kini mulai menerima bitcoin dan menyarankan klien mereka untuk mengalokasikan setidaknya 1% dari portofolio investasi mereka ke bitcoin, pungkas Fahmy.

Penafian: Segala keputusan investasi ada di tangan pembaca. Teliti dan analisis sebelum membeli dan menjual mata uang kripto. matthewgenovesesongstudies.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Hassan Fauzi, CEO Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto sebelumnya menyatakan Indonesia saat ini menduduki peringkat ketujuh negara dengan jumlah aset kripto terbanyak di dunia.

“Jumlah investor dan transaksi aset kripto lokal terus menunjukkan tren peningkatan, Indonesia saat ini menjadi negara aset kripto terbesar ketujuh di dunia,” kata Hassan dalam konferensi pers bulanan RDK pada Maret 2024. Selasa (4 Februari 2024) .

Keberhasilan tersebut didukung oleh perkembangan mata uang kripto di Tanah Air yang berkembang sangat pesat, baik dari sisi transaksi maupun jumlah investornya.

Hingga Februari 2024, total investor aset kripto mencapai 19,18 juta investor, meningkat 351 ribu investor dibandingkan bulan sebelumnya.

Sedangkan nilai transaksinya mencapai Rp33,69 triliun atau meningkat year-on-year sebesar 144,13%.

Total akumulasi aset kripto pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp55,26 triliun, ujarnya.

Hassan mengatakan OJK akan terus mendukung peningkatan literasi dan inklusi keuangan digital, penguatan ekosistem keuangan digital yang berkelanjutan, serta penerapan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab, khususnya terkait penerapan AI.

Selain itu, OJK akan bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait serta asosiasi di bidang inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) untuk mengoptimalkan inovasi guna mendukung perekonomian nasional.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *