Sat. Sep 21st, 2024

Menag Yaqut: Nyepi dan Ramadhan Jadi Momen untuk Introspeksi Diri

matthewgenovesesongstudies.com, Menteri Agama Jakarta (Menag) Yakut Cholil Koumas mengatakan, Hari Niepi 2024 yang bertepatan dengan Ramadhan merupakan momen refleksi diri bagi masyarakat yang memperingatinya.

Bagi umat Hindu melakukan Catur Brata Peniepia yaitu: Amati geni (tidak menyalakan api), Amati Karia (tidak berfungsi), Amati Lelungan (tidak bepergian) dan Amati Lelanguan (tidak menikmati kesenangan/hiburan).

Pada saat yang sama, umat Islam selama periode puasa Ramadhan.

“Catur Brata Peniepian ini merupakan momen berpikir yang baik bagi umat Hindu. Puasa Ramadhan juga sangat baik untuk berpikir bagi umat Islam. Jadi keduanya adalah momen introspeksi,” kata Yakut dalam keterangan resmi Kementerian Agama, ditulis Senin 11/2024. .

Selain itu, momen ini juga menjadi momen penghormatan terhadap ritual dan tradisi bagi umat Hindu dan Islam.

Jakut mengatakan, dalam semangat introspeksi, sikap saling menghormati sangat penting karena adanya perbedaan ekspresi keagamaan. Hari suci Niepi menuntut keheningan sekaligus giat menunaikan Ramadhan yang penuh dengan ekspresi siiar (sibuk).

“Mari kita saling menghormati dalam ibadah dan tradisi keagamaan kita,” lanjut Yakut.

Seperti diketahui saat ini, pada tanggal 11 Maret 2024, Muhammadiyah menetapkan hari pertama Ramadhan 1445 H atau hari pertama puasa pada hari Senin tanggal 11 Maret 2024. Sedangkan pemerintah menetapkan hari pertama Ramadhan 1445 H atau hari pertama puasa pada hari Selasa tanggal 12. Maret 2024.

 

Pemerintah memutuskan tanggal 1 Ramadhan 1445 H/2024. jatuh pada hari Selasa 12 Maret 2024. Keputusan ini berdasarkan keputusan sidang Isbat (penentuan) tanggal 1 Ramadhan 1445 H yang dipimpin oleh Menteri Agama Yakut Cholil Kumas. .

“Sidang Isbat menyepakati penetapan 1 Ramadhan 1445 H pada Selasa, 12 Maret 2024,” kata Yakut dalam jumpa pers yang digelar usai sidang Isbat penetapan 1 Ramadhan 1445 H pada Minggu, 10 Maret 2024.

Jakut mengatakan dari pemaparan rombongan Hisab Rukiat Kemenag, ketinggian hilal di Indonesia berada di atas ufuk dengan ketinggian antara -0° 20′ 01″ (-0,33°) hingga 0° 50′ 01″ ( 0,83°).

Pada sudut elongasi 2 derajat 15 menit 53 detik 2 derajat 35 menit 15 detik, lanjut Yakut.

Faktanya, lokasi hilal di Indonesia pada saat isbat awal Ramadhan 1445 H tidak memenuhi kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Brunei Darussalam, Menteri Agama Indonesia, Malaysia dan Singapura). Diketahui, pada tahun 2021 anggota MABIMS dan Kementerian Agama menyepakati kriteria baru, yakni tinggi sabit 3 derajat dan pemanjangan 6,4 derajat.

Kemudian Kementerian Agama melakukan rukia di 134 titik di Indonesia, namun tidak ada rukia yang bisa melihat hilal.

“Kami mendengar laporan beberapa jamaah hilal yang bekerja di bawah sumpah dari Aceh hingga Papua.” Di 134 titik, tidak ada satu pun perukiya yang bisa melihat hilal,” kata Menag yang didampingi Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, Ketua Komisi VIII DPR Ashabul Kahfi, Ketua MUI KH Abdullah Jaid, dan Dirjen DPR. Organisasi Bimbingan Umat Islam Kamaruddin Amin.

Adanya perbedaan definisi awal Ramadhan di masyarakat, menurut Yakut merupakan hal yang wajar dan tidak boleh mengganggu ukhuva atau persaudaraan.

“Memiliki perbedaan adalah hal yang lumrah. Mohon tetap saling menghormati dan menghargai toleransi untuk menciptakan suasana yang kondusif,” tutupnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *