Fri. Sep 20th, 2024

Sleep Apnea yang Ditandai Ngorok, Cikal Bakal Microsleep Penyebab Angka Kecelakaan Lalu Lintas Meningkat

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Sleep apnea adalah gangguan tidur yang berhubungan dengan pernapasan. Menurut dr Daniel T. Suryadisastra, ahli saraf di RS EMC Alam Sutera, sleep apnea terjadi ketika pasien tiba-tiba terbangun karena kekurangan oksigen.

Sleep apnea ditandai dengan dengkuran yang keras, dan saat mendengkur, penderita tiba-tiba menjadi tidak dapat bernapas. Pasien segera terbangun karena ketidakmampuan bernapas.

“Gejalanya adalah mendengkur keras saat tidur, diikuti sesak napas secara tiba-tiba, dan terjadi beberapa saat hingga pasien terbangun,” jelas Daniel dalam Mendengkur Berbahaya? Bersama matthewgenovesesongstudies.com, Senin (29/7/2024).

Sering terbangun dapat menyebabkan sleep apnea pada penderita sleep apnea, ujarnya.

“Karena kurang tidur, saat beraktivitas di siang hari, ia terkena gangguan konsentrasi yang buruk, mudah mengantuk, dan microsleep saat mengemudi,” kata Daniel.

Seperti diketahui, microsleeping melibatkan tidur siang singkat di waktu dan tempat yang tidak seharusnya, seperti dikutip dari WebMD. Jika hal ini terjadi saat berkendara, akibatnya fatal. Banyak kasus korban kecelakaan lalu lintas akibat microsleep.

Lantas, apa penyebab sleep apnea?

Menurut Daniel, penyebab paling umum dari sleep apnea adalah penyumbatan saluran napas. Tersumbatnya saluran napas ini seringkali disebabkan oleh obesitas atau kelebihan berat badan, masalah pada bentuk dagu atau rahang, dan rongga mulut yang sempit.

Selain ketiga masalah di atas, usia dan kondisi medis juga bisa menjadi penyebab sleep apnea. Misalnya saja stroke, gangguan motorik dan gangguan pernafasan lainnya.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya keluhan sleep apnea, pasien dapat menjalani tes tidur atau polisomnografi.

“Polisomnografi adalah tes tidur di mana pasien diberikan alat untuk mengukur gelombang otak, aliran pernapasan, mendengkur, serta kemampuan melebarkan otot dada dan perut.”

Tes ini dilakukan sebelum tidur malam. Pencatatan minimal dilakukan selama empat jam atau hingga pasien bangun.

Sementara itu, Lanny Swandajany Tanudjaja, dokter tidur di RS EMC Tangerang, mengatakan siapa pun dari berbagai usia bisa menderita sleep apnea.

“Sleep apnea bisa dialami semua usia, mulai dari bayi hingga lansia,” kata Lanny.

Namun, ada kelompok yang berisiko lebih besar menghadapi masalah ini, seperti: penderita darah tinggi atau tekanan darah tinggi. Pasien obesitas atau kelebihan berat badan. Pasien diabetes tipe 2. Pasien yang menderita gangguan kardiovaskular.

Lebih lanjut Laney menjelaskan, mendengkur berbeda dengan sleep apnea. Salah satu gejala klinis dari sleep apnea adalah mendengkur, dan sleep apnea adalah suatu kelainan.

“Oleh karena itu, sleep apnea adalah kelainan yang gejala utamanya adalah mendengkur. Mengapa mendengkur? Hal ini karena kekurangan oksigen saat tidur dan, dalam kasus apnea tidur obstruktif, ada sesuatu yang menghalangi saluran udara.

“Jadi meskipun pasien sedang tidur, mereka berusaha lebih keras untuk mengisi kekurangan oksigen akibat penyumbatan tersebut, dan itulah yang menyebabkan kita mendengkur,” jelas Lanny.  

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *