Fri. Sep 20th, 2024

Arthakencana Rayatama Beli 25,17 Juta Saham AKRA

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pemegang saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), yakni PT Arthakencana Rayatama, menambah kepemilikan saham AKRA sejak akhir Juli 2024 hingga awal Agustus 2024.

Merujuk keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditulis Minggu (8/4/2024), PT Arthakencana Rayatama membeli 25.170.700 saham AKRA dengan rata-rata harga pembelian Rp 1.519,9. Dengan demikian, nilai pembelian saham AKRA sekitar Rp 38,23 miliar.

Pembelian saham AKRA terjadi pada 26 Juli, 29, 30, 31, dan 1 Agustus 2024.

Tujuan transaksi investasi adalah kepemilikan langsung atas saham tersebut, tulis Direktur PT AKR Corporindo Tbk Suresh Vembu.

Pasca pembelian saham AKRA, Arthakencana Rayatama memiliki 12.551.050.700 saham AKRA atau setara 62,53 persen dari sebelumnya 12.525.880.000 saham AKRA.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat 2 Agustus 2024, harga saham AKRA naik 0,33 persen menjadi Rp 1.525 per saham. Harga saham AKRA stagnan di Rp 1.520 per saham. Harga saham AKRA berada pada level tertinggi Rp 1.535 dan terendah Rp 1.510 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 5.792 kali dengan volume perdagangan 444.664 lembar saham. Nilai transaksi Rp 67,7 miliar. Kinerja Semester I 2024

Sebelumnya, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) melaporkan penurunan pendapatan dan laba bersih sepanjang semester I 2024.

PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 18,65 triliun pada semester I 2024, turun 6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 19,85 triliun. disebabkan oleh berbagai faktor perlambatan perekonomian, termasuk normalisasi harga jual rata-rata dan kondisi cuaca yang mempengaruhi aktivitas konsumen.

Normalisasi harga juga terjadi pada segmen bahan kimia secara umum. Perseroan berharap situasi ini akan membaik pada paruh kedua tahun 2024.

“Perusahaan menerapkan model bisnis penetapan harga berbasis formula dengan acuan MOPS, di mana perusahaan meneruskan harga produk kepada konsumen untuk mengelola risiko harga dan biaya.”

Segmen kawasan industri menghasilkan pendapatan penjualan lahan sebesar Rp509 miliar, naik 5,6 persen year-on-year. Pendapatan utilitas meningkat menjadi Rp 75 miliar atau 92 persen dibandingkan tahun lalu seiring dengan peningkatan operasional penyewa JIIPE, sehingga mendorong permintaan utilitas termasuk listrik, air, dan lainnya. Total pendapatan segmen kawasan industri meningkat 10 persen menjadi Rp 673 miliar.

Pendapatan kawasan pelabuhan JIIPE tercatat sebesar Rp174 miliar dan memberikan kontribusi sebesar Rp31 miliar terhadap laba perseroan.

Beban pokok penjualan dan penjualan turun 5 persen menjadi Rp17,06 triliun pada semester I 2024 dari Rp18,04 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Laba kotor turun 12 persen menjadi Rp1,58 triliun pada semester I 2024 dari Rp1,81 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Beban operasional turun 5 persen menjadi Rp435 miliar dari Rp456 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

 

Laba operasional pun turun 15 persen menjadi Rp 1,14 triliun pada semester I 2024 dari Rp 1,35 triliun pada semester I 2023.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 2,7 persen menjadi Rp1 triliun pada semester I 2024 dari Rp1,03 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih tahun berjalan turun 3 persen dari Rp1,03 triliun pada 1H 2023 menjadi Rp1 triliun pada 1H 2024. Akibat kondisi tersebut, laba per saham turun 3 persen menjadi Rp50,82 dibandingkan periode yang sama tahun lalu dari Rp52,23.

Total ekuitas meningkat menjadi Rp 14,21 pada semester I 2024 dari Desember 2023 yaitu Rp 14,04 triliun. Liabilitas perseroan turun menjadi Rp14,28 triliun pada semester I 2024 dari Rp16,21 triliun pada Desember 2023.

Perseroan mencatatkan penurunan liabilitas giro sebesar 20 persen menjadi Rp10 triliun dibandingkan 31 Desember 2023. Perseroan melakukan pelunasan obligasi Seri C Tahap I sebesar Rp37 miliar pada 7 Juli 2024. mempertahankan rasio utang terhadap total aset (DEA) sebesar 0,5x dibandingkan rasio lancar yang sehat sebesar 1,7x. Perseroan mencatat ROE tetap sebesar 18% dengan rasio utang terhadap ekuitas (DER) sebesar 1,3 kali dan modal utang sebesar 0,3 kali.

PT AKR Corporindo Tbk mencatatkan kas dan setara kas sebesar Rp4,82 triliun pada 30 Juni 2024 dari 31 Desember 2023 sebesar Rp6,53 triliun.

Pada penutupan perdagangan Kamis pekan ini, saham AKRA menguat 0,33 persen di Rp 1.510 per saham. Harga saham AKRA stagnan di Rp 1.505 per saham. Harga saham AKRA berada pada level tertinggi Rp 1.520 dan terendah Rp 1.510 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 7.740 kali dengan volume perdagangan 306.717 lembar saham. Nilai transaksi Rp 46,3 miliar.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *