Wed. Sep 25th, 2024

Berkaca Kasus Kresna Life dan Wanaartha Life, Perusahaan Asuransi Jangan Terlalu Tamak

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kasus pidana atau wanprestasi di industri asuransi terus saja terjadi. Yang terbaru adalah persoalan nyawa Kresna dan nyawa istrinya serta masih banyak kasus lain yang berkaitan dengan pencurian dana masyarakat.

Pengawas asuransi, Reza Ronaldo meminta para pelaku asuransi terus berbenah. Hal ini disebabkan terus menerus terjadinya kejadian-kejadian yang melibatkan perusahaan asuransi yang merugikan masyarakat.

Reza mengimbau perusahaan asuransi terus meningkatkan Tata Kelola Perusahaan dengan mengurangi keserakahan akan keuntungan yang tinggi.

“Jangan khawatir tentang orang serakah yang ingin menghasilkan uang, dan manajemen risiko juga harus ditingkatkan.” Karena yang terjadi hanya satu kali saja. Ayo kita bangkitkan kembali industri asuransi,” kata Reza dalam situs Infobank bertajuk Waspada Kejahatan Finansial di Sektor Keuangan, Selasa (13/8/2024).

Reza menambahkan, jangan biarkan perusahaan asuransi menguasai informasi. Menurutnya, kasus asuransi itu terjadi karena keserakahan, alasannya terlalu banyak untuk mendapat penghasilan cepat.

 

“Itu membuatnya egois dan melanggar aturan. “Inilah yang kami serukan kepada semua orang di industri ini untuk memperbaikinya,” katanya.   Konfirmasi hukum

Dalam situasi saat ini, Reza mengatakan penting bagi seluruh pemangku kepentingan, pelaku industri, penegak hukum, dan masyarakat lainnya untuk terus memahami bagaimana kejahatan keuangan dilakukan, khususnya di industri asuransi.

Masyarakat perlu memahami cara memilih asuransi yang tepat, sedangkan pelaku industri perlu terus meningkatkan manajemen risiko dan pengelolaan bisnis yang baik.

Oleh karena itu, kesalahan tersebut tidak boleh terulang kembali. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat harus terus kita tingkatkan agar terjadi penurunan kejahatan keuangan di sektor keuangan, khususnya di bidang asuransi. “Karena kami ingin menjaga kepercayaan masyarakat,” ujarnya.

Sebelumnya, Badan Jasa Keuangan (OJK) mencatat laba investasi perusahaan asuransi jiwa mengalami penurunan signifikan yakni 29,99% yo menjadi Rp 11,46 triliun pada Juni 2024.

Kepala Pengelola Asuransi, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan penurunan investasi terbesar terjadi pada lini bisnis PAYDI, khususnya pendapatan saham dan reksa dana.

Asuransi jiwa sendiri memiliki porsi yang besar pada saham dan reksa dana, yaitu sebesar 26% dan 14% dari total investasi.

Selain itu, penyebab menurunnya investasi juga tidak lepas dari dampaknya terhadap pembangunan ekonomi, terutama ketika investasi di pasar modal tanah air melemah.

“Hal ini berdampak pada kinerja pasar saham, dimana kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun lebih dari 6% dibandingkan awal tahun,” kata Ogi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (11). / 9 /2024).

Untuk mengantisipasi penurunan imbal hasil investasi pada saham dan reksa dana, sebaiknya perusahaan asuransi jiwa mengkaji ulang strategi investasinya dan beralih ke instrumen yang memberikan imbal hasil lebih baik.

Menurutnya, perusahaan asuransi harus mengikuti prinsip keandalan dan investasi, untuk memastikan kecukupan modal dan ketepatan/waktu yang dibutuhkan untuk membayar manfaat kepada pemegang polis di masa depan.

“Dengan kondisi tersebut, tidak bisa menghilangkan kemungkinan di kemudian hari akan terjadi perubahan distribusi aset investasi di industri asuransi,” ujarnya. 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *