Sat. Sep 28th, 2024

Taman Celosia Bandungan Kebakaran, Dikenal Sebagai Taman Bunga Bernuansa Kekinian dan Punya Beragam Spot Foto Instagramable

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kebakaran terjadi di gedung restoran di Taman Bunga Celosia atau Taman Celosia, objek wisata di Kabupaten Semarang, Kecamatan Bandungan, pada Selasa sore, 6 Agustus 2024. Kebakaran tersebut diduga akibat percikan api dari kompor yang ada di salah satu stopkontaknya.

Berdasarkan akun Instagram @mood.jakarta, kerugian akibat kebakaran Taman Bunga Selosia pada Rabu (8/7/2024) diperkirakan mencapai Rp 1 miliar. Kebakaran terjadi di Snail Cafe pada Selasa, 6 Agustus 2024.

Sementara itu, Kabid Humas Polrestabes Semarang Iptu Pri Khandajani mengatakan, kebakaran terjadi di salah satu warung makan di kompleks wisata tersebut.  Informasi awal terjadinya kebakaran berasal dari salah satu toko di restoran tersebut, katanya mengutip Antara, Selasa.

Tujuh unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Petugas memadamkan api di bagian belakang objek wisata yang terletak di pintu masuk Candi Gedunsongo.

Ia mengatakan, api bisa saja segera dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran yang diterjunkan ke lokasi kejadian dan kemungkinan besar tidak ada korban jiwa. Menurut dia, api bermula dari oven salah satu warung makan di tempat wisata tersebut. Petugas kepolisian masih mengetahui penyebab pasti kebakaran dan kerugian yang ditimbulkan akibat insiden tersebut.

Taman Celosia sudah lama dikenal sebagai Taman Bunga Eropa di Pulau Jawa. Menurut situs resminya, Taman Bunga Rabu Celosia didirikan pada tahun 2017 oleh seorang pionir muda pertanian.

Taman ini dibangun dengan konsep taman bunga modern, foto-foto menarik dan Instagramable, permainan serta taman cafe (kuliner). Tur ini cocok untuk anak-anak, remaja, dewasa, dan manula segala usia.

Ada ratusan jenis bunga hias. Berfungsi untuk menjual bunga hias dalam pot yang terletak di dekat objek wisata Taman Bunga Celosia. Tur buka setiap hari mulai pukul 08:00 hingga 17:30.

 

Fasilitas Taman Bunga Celosia berupa lahan parkir seluas 15.000 meter persegi dan mampu menampung kurang lebih 400 mobil pribadi dan 2.000 sepeda motor. Untuk mengunjungi HTM, membayar Rp 25.000 per orang di hari biasa dan Rp 30.000 di akhir pekan.

Seluas 8,6 hektar, objek wisata ini memiliki spot foto seperti Little Italy, Little Korea, White Pier, Flower Garden dan masih banyak lagi. Di dalam Taman Bunga Celosia terdapat Celosia Garden Cafe, suasana nyaman dimana Anda dapat menikmati menu Celosia Garden Cafe dan pemandangan berbagai pegunungan.

Tak hanya di Semarang, taman bunga Celosia bisa ditemukan di beberapa daerah, salah satunya Banjarnegara di Jawa Tengah. Koleksi andalannya adalah bunga Refugia yang dikenal sebagai tanaman pembasmi hama. Para petani di banyak daerah telah menanam berbagai tanaman yang dapat dimakan di sepanjang tepi sungai, tepi jalan, atau ladang.

Refugia dinilai efektif mengendalikan serangan hama tanaman. Kelompok refugia ini merupakan habitat alami predator atau predator alami hama. Warna-warni bunga membuat sawah menjadi ceria.

Berdasarkan saluran regional matthewgenovesesongstudies.com pada 16 Juni 2019, taman ini dikembangkan oleh petani di Desa Gumiwang, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purvanegara, Jawa Tengah. Mereka menggabungkan konsep tanaman pengendalian hama dan juga menghasilkan wisata pedesaan.

Sebidang tanah melengkung di pinggir sawah menjadi taman bunga Celosia. Bunga celosia yang dikenal juga dengan sebutan “sisir ayam” termasuk dalam tanaman Refugia yang efektif mengendalikan hama. Bunga Celosia terkenal dengan warnanya yang menakjubkan.

Petani menanam spesies Celosia berwarna kuning dan merah. Taman di pinggir persawahan ini mendadak ramai dikunjungi warga sekitar seiring tanaman mulai bermekaran. Taman bunga yang indah mengundang remaja hingga orang dewasa untuk berfoto selfie.

Jalan setapak yang memisahkan taman pengendalian hama ini juga menjadi tempat bermain anak-anak saat sekolah tutup pada pagi hari. Mereka sedang menikmati sinar matahari pagi di Taman Celosia.

Kepala Desa Gumiwang Arif Fahruddin beberapa waktu lalu mengatakan, “Pengunjung senang, perekonomian hidup dan anak-anak jauh dari bermain ponsel.

Untuk mempercantik taman, pihak pengelola juga membangun replika kincir angin tanah tulip Belanda. Tentu saja banyak pengunjung yang tertarik dengan kehadiran kincir angin tersebut dan dijadikan sebagai latar untuk selfie.

Taman ini tidak mengabaikan aspek pendidikan. Di beberapa titik taman terdapat papan berisi kata-kata mutiara penuh makna. Selain itu, konsep wisata ini mengarah pada wisata edukasi pertanian dan perikanan. Pengunjung dapat mempelajari efektivitas pengendalian hama Refugia.

Apalagi sebagian besar pengunjungnya adalah keluarga petani. Di sini mereka belajar mengatasi hama dengan cara yang ramah lingkungan. Jelas bahwa pengembangan Refuge Park tidak berhenti sampai disitu saja. Rencananya pengelola taman akan mengembangkan wisata alam dan wisata ekskursi.

“Kedepannya akan ada bangunan tambahan, kolam, perahu dan hiburan lainnya yang berkonsep murni komunitas,” jelasnya. Saat itu, Refugia Park membuka lapangan kerja baru di Desa Gumiwang. Tidak hanya para pemimpin, tetapi juga para petani di taman nasional yang merasakan manfaatnya.

Kini tanaman padi milik petani sudah sehat. Hama yang terkendali berarti petani tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli pestisida dan obat-obatan. Panen padi melimpah.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *