Fri. Sep 20th, 2024

Angka Kemiskinan di Jateng Turun, Nana Sudjana Minta Semua Pihak Tetap Bekerja Keras

matthewgenovesesongstudies.com, Plt Gubernur Jawa Tengah Semarang, Nana Sujana mengapresiasi upaya seluruh pemangku kepentingan dan instansi terkait atas keberhasilan penurunan angka kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun lalu.

Berdasarkan pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, persentase penduduk miskin di wilayah Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar 0,30 persen. Dari 10,77% pada Maret 2023 menjadi 10,47% pada Maret 2024.

“Meski turun, kita harus tetap bekerja lebih keras. Saya mengapresiasi seluruh pemangku kepentingan dan instansi terkait atas segala upaya yang dilakukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan,” kata Plt Gubernur Jawa Tengah Nana Sujana dari Kantor BPS Jateng, Senin, 1 Juli 2024.

Hingga Maret 2024, jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah tercatat sebanyak 3,70 juta orang. Jumlah tersebut menurun 87,20 ribu orang dibandingkan Maret 2023 yang mencapai 3,79 juta orang.

Berdasarkan tempat tinggal, jumlah penduduk miskin di perdesaan berkurang 101,02 ribu jiwa, dari 1,97 juta jiwa menjadi 1,87 juta jiwa. Sedangkan di perkotaan dari 1,82 juta jiwa menjadi 1,83 juta jiwa.

Persentase penduduk miskin di perdesaan mengalami penurunan sebesar 0,53%, dari 11,87% menjadi 11,34%. Begitu pula di perkotaan yang turun sebesar 0,07 poin persentase dari 9,78 persen menjadi 9,71 persen.

Upaya penanggulangan kemiskinan tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Nana menjelaskan, perlu adanya kerja sama antara pemerintah, swasta, dan lembaga sosial. Pun dengan instansi terkait seperti BPS, Bank Indonesia, Bulog dan lain-lain.

“Saya meminta Anda terus mengupayakan program-program yang efektif dalam mengentaskan kemiskinan dan mencapai keberhasilan-keberhasilan baru,” jelasnya.

Nana mengatakan beberapa upaya yang perlu ditingkatkan antara lain menjaga stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi positif, dan pemberian bantuan sosial kepada masyarakat miskin, khususnya masyarakat miskin ekstrem.

“Seharusnya dilakukan dengan tujuan yang benar, bukan tujuan yang salah. Kita juga perlu rajin memantau perkembangan dan turun ke bumi serta mengantisipasi perubahan ekstrem yang berdampak pada kehidupan bermasyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah Dadang Hardiwan mengatakan, tidak hanya angka kemiskinan yang mengalami penurunan, namun juga kedalaman indeks kemiskinan.

“Ada fenomena sosial ekonomi yang mempengaruhi pengentasan kemiskinan. Diantaranya adalah penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT), peningkatan nilai tukar petani (NTP), perekonomian tumbuh. Perekonomian triwulan I tahun 2024 tumbuh sebesar 4,97 persen (year-on-year) dan “Inflasi menurun year-on-year pada periode Maret 2024 sampai dengan Maret 2023 (3,40 persen),” ujarnya.

Dadang mengatakan, penurunan angka penduduk miskin juga dipengaruhi oleh intervensi kemiskinan ekstrem yang digalakkan pemerintah. Angka kemiskinan sebesar 10,47 persen merupakan yang terendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan sebelum Covid angkanya masih di atas 10,47 persen.

“Kalau catatan kami, 10,47% paling rendah,” jelasnya.

 

(*) 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *