Sat. Sep 21st, 2024

Relawan Dokter Ungkap Pengalaman Bertugas di Jalur Gaza, Tangani Luka Tembak dan Ledakan Jadi Pekerjaan Sehari-hari

matthewgenovesesongstudies.com, Perawat Dede Subrata yang berbasis di Jakarta dan ahli bedah Faradina Sulistiani telah menyelesaikan pekerjaannya di Jalur Gaza. Dede dan Faradina mendapat sambutan hangat dari Presidium MER-C (Komite Kedaruratan Medis), Faried Thalib dan banyak relawan lainnya.

Dede bercerita, saat datang ke Indonesia, ia bercampur antara sedih dan bahagia.

“Sedih sekali karena harus meninggalkan saudara-saudara kita yang bermasalah di Gaza. Kita bisa bertemu kembali dengan saudara dan sahabat kita di Indonesia,” kata Dede dalam keterangan yang dikeluarkan matthewgenovesesongstudies.com. Minggu, 30 Juni 2024.

Faradina pun mengungkapkan kebahagiaannya bisa kembali ke Indonesia, namun di sisi lain ia sedih.

“Saya merasa akhirnya bisa kembali ke Indonesia, alhamdulillah terima kasih. Tapi di sisi lain saya juga sedih karena kita punya saudara di Palestina,” ujarnya.

Faradina mengatakan, Gaza terasa seperti rumah kedua.

“Ini adalah komunitas Muslim, dan ini terasa seperti rumah kedua bagi saya,” kata Faradina.

Selama empat minggu bekerja dengan MER-C EMT di Gaza, Dede menjelaskan bahwa mereka ditempatkan di RS Nasser. Di sana mereka bekerja sama dengan dokter Palestina.

“Kami ditempatkan di ruang operasi bersama dokter spesialis bedah, Yasmin, seorang obgyn, dan dokter gawat darurat, Farhan. Kami bekerja sama di rumah sakit untuk membantu masyarakat Gaza,” ujarnya.

Faradina menambahkan, ia memiliki pengalaman luar biasa bertugas di Gaza. Ia mengatakan, meski kehancuran terus berlanjut, masyarakat Gaza terus mundur dengan cepat dan efektif.

 

Dede mengatakan, setiap waktu yang dihabiskan di Gaza menjadi kenangan tersendiri baginya, terutama dalam bercengkerama dengan masyarakat seperti makan dan bergotong royong.

“Yang paling mengesankan adalah mengetahui kekuatan masyarakat Gaza, pemikiran mereka tidak mengeluh, apapun yang terjadi dalam hidup mereka, mereka bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. terima kasih Tuhan,” ujarnya.

Dede menambahkan, apapun yang terjadi, kini masyarakat Gaza akan memulihkan Jalur Gaza, berapa kali pun mereka dibom, mereka akan memulihkan Jalur Gaza.

Faradina menambahkan, setiap hari menjadi kenangan baginya.

“Saya memahami masyarakat Gaza mempunyai luka fisik dan mental, namun mereka mundur dan bangga dengan luka tersebut,” kata Faradina.

 

Faradina mengatakan, dirinya merawat pasien yang menjalani lima kali operasi karena komplikasi.

“Jadi luka yang paling umum mungkin karena ledakan atau tembakan, tapi luka akibat ledakan itu tidak mudah. ​​​​Jadi karena dampaknya besar, kita tidak memperkirakannya dan banyak tempat (luka)” ujarnya. .

Menurut ahli bedah, satu pasien kemungkinan akan diamputasi tangan kanan, perbaikan bagian luar tangan kiri, amputasi lengan, dan kemudian mengalami hematotoraks, tidak hanya di tempat yang sama dengan sisa ledakan di perutnya.

“Tetapi mungkin Tuhan bermaksud untuk menguatkan manusia, dan mereka harus diselamatkan dan menceritakan kisah bahwa kekuatan memang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, dan mereka akan bangga karenanya.”

Saat bertugas, Faradina menemukan permasalahan utamanya adalah kurangnya pelayanan keperawatan yang masih belum disadari.

“Bagaimana kita bisa melanjutkan komitmen pelayanan pasien, tapi dengan pelayanan medis yang lebih sedikit,” ujarnya. Selain itu, mobilitas juga terbatas sehingga pelayanan harus diberikan sebagaimana mestinya.

“Mungkin permasalahan terbesarnya bukan pada mereka yang merusak tempat, tapi permasalahan terbesar adalah mengatasi prasangka selama kita bekerja,” kata Faradina.

Dede menambahkan, dirinya sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberinya jalan baik selama mengabdi di Gaza.

 

Jika diberi kesempatan lagi, Faradina berharap bisa bertemu kembali dengan saudara-saudaranya di Gaza.

“Mereka selalu bilang, tolong ingat kami di sini, kami saudaramu, ini rumah keduamu, kami akan selalu senang jika kamu datang ke Palestina, Gaza.” – kata Faradina.

Dede pun berharap bisa kembali ke Gaza dan membantu saudara-saudaranya di sana.

Insya Allah kami akan kembali ke Gaza dan membantu saudara-saudara muslim kami yang menderita akibat konflik di Gaza dengan MER-C, ujarnya.

Faradina menceritakan situasi terkini di Gaza.

“Mereka selalu meminta saya untuk menyampaikan situasi mereka di Palestina. Yang terlihat di media sosial sangat sedikit, dan kenyataan situasinya lebih serius. Mereka meminta bantuan, jadi kami mendoakan mereka setiap hari.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *